Rumusan masalah Hipotesa Manfaat Penelitian

7 nilai VAS lebih rendah dibandingkan dengan plasebo dengan p value 0,0001 serta konsumsi opioid pascabedah jauh lebih sedikit dibandingkan grup plasebo dengan p value 0,001. Efek samping gabapentin yang tersering pada penelitian ini adalah kejadian mengantuk dan sakit kepala. 19 Penelitian yang dilakukan Ardi Zulfariansyah, dkk tahun 2013 terhadap 38 orang pasien di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang menjalani operasi mastektomi radikal. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu gabapentin 600 mg dan gabapentin 1.200 mg. Hasil penelitian dijumpai nilai VAS saat diam dan saat mobilisasi berbeda bermakna secara statistik p0,05. Kelompok gabapentin 1.200 mg lebih sedikit diberikan analgesik petidin tambahan 10,5 vs 15,8, tetapi tidak berbeda bermakna p=0,631. Simpulan penelitian ini adalah gabapentin 1.200 mg per oral preoperatif lebih baik dibandingkan 600 mg dalam mengurangi nilai VAS pascabedah, namun tidak mengurangi kebutuhan petidin. Kelompok gabapentin 1.200 mg mengalami efek samping yang lebih besar dibandingkan gabapentin 600 mg. 12 Dari latar belakang diatas, peneliti berkeinginan meneliti apakah pemberian gabapentin 900 mg per oral sebagai preemptif analgesia dapat mengurangi VAS dan efek samping pascabedah dibandingkan dengan gabapentin 1.200 mg per oral.

1.2. Rumusan masalah

Apakah ada perbedaan pemberian gabapentin 900 mg per oral sebagai preemptif analgesia dapat mengurangi VAS dan efek samping pascabedah dibandingkan dengan gabapentin 1.200 mg per oral dengan spinal anestesi ?

1.3. Hipotesa

Ada perbedaan nilai Visual Aanalogue Scale dan efek samping gabapentin 900 mg dengan gabapentin 1.200 mg per oral sebagai preemptif analgesia pascabedah dengan spinal anestesi.

1.4. Tujuan penelitian

Universitas Sumatera Utara 8

1.4.1. Tujuan Umum

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti mendapatkan obat alternatif analgesik pascabedah dengan efek samping minimal.

1.4.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui efek klinis penggunaan oral gabapentin dosis 900 mg dalam mengurangi nyeri pascabedah. 2. Untuk mengetahui efek klinis penggunaan oral gabapentin dosis 1200 mg dalam mengurangi nyeri pascabedah. 3. Mengukur kebutuhan analgesik pascabedah antara pasien yang mendapat preemptif gabapentin dosis 900 mg per oral dan dosis 1.200 mg per oral. 4. Untuk mendapatkan nilai perbandingan efek samping pascabedah setelah pemberian gabapentin 900 mg dengan gabapentin 1200 mg per oral sebagai analgesik pascabedah.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat dalam bidang akademi a. Sebagai sumber informasi dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk pemilihan obat alternatif yang bisa mengurangi nyeri pascabedah dengan spinal anestesi. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama ilmu anestesi. 1.5.2. Manfaat dalam bidang pelayanan masyarakat - Memberikan beberapa pilihan cara pemberian analgesik pascabedah. - Untuk mendapatkan keadaan pasien yang bebas nyeri setelah pembedahan. - Mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari efek samping pemberian opiod dan Non Sterod Anti Inflamasi NSAID. Universitas Sumatera Utara 9 - Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mengurangi efek samping risk benefit . 1.5.3. Manfaat dalam bidang penelitian - Memberi data untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. FISIOLOGI NYERI

Nyeri dapat didefenisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan yang jelas, atau sesuatu yang tergambarkan seperti yang dialami International Association for the Study of Pain tahun 1979. Dari defenisi di atas dapat diketahui adanya hubungan pengaruh obyektif aspek fisiologi dari nyeri dan subyektif aspek komponen emosi dan kejiwaan. Pengaruh subyektif erat kaitannya dengan pendidikan, budaya, makna situasi dan aktifitas kognitif, sehingga nyeri merupakan hasil belajar serta pengalaman sejak dimulainya kehidupan. Individualisme rasa nyeri ini sulit dinilai secara obyektif, walaupun dokter telah melakukan observasi atau menggunakan alat monitor. Baku emas untuk mengetahui seseorang berada dalam kondisi nyeri ataupun tidak adalah dengan menanyakannya langsung. 1,21 Kata nosisepsi berasal dari kata “noci” dari bahasa Latin yang artinya harm atau injury dalam bahasa Inggris atau luka atau trauma. Kata ini digunakan untuk menggambarkan respon neural hanya pada traumatik atau stimulus noksius. Banyak pasien merasakan nyeri meskipun tidak ada stimulus noksius. Nyeri nosiseptif disebabkan oleh aktivasi ataupun sensitisasi dari nosiseptor perifer, reseptor khusus yang mentransduksi stimulus noksius. 22-24 Dalam keadaan fisiologis, stimulus dengan intensitas rendah menimbulkan sensasi rasa yang diaktifkan oleh serabut saraf A beta, sedang stimulus dengan intensitas tinggi menimbulkan sensasi rasa nyeri yang diaktifkan oleh serabut A delta dan serabut saraf C. Pada keadaan paska bedah, sistem saraf sensorik ini mengalami hipersensitifitas yang akan menyebabkan juga perubahan fungsi di kornu dorsalis medula spinalis sehingga dengan stimulus yang rendah menyebabkan rasa nyeri yang nyata. 1 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Analgesia Parecoxib Dengan Ketorolak Sebagai Preemptif Analgesia Pada Anestesi Umum

0 51 66

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Efektivitas antara Gabapentin 600 mg dan Gabapentin 900 mg Kombinasi dengan Ketorolak 30 mg 8 Jam sebagai Analgesia Pascabedah pada Total Abdominal Histerektomi dengan Anestesi Umum | Camary | Jurnal Anestesi Perioperatif 898 3274 1 PB

0 0 7

Perbandingan Gabapentin 600 mg dengan 1.200 mg per Oral Preoperatif terhadap Nilai Visual Analogue Scale dan Pengurangan Kebutuhan Petidin Pascaoperasi pada Modifikasi Mastektomi Radikal | Zulfariansyah | Jurnal Anestesi Perioperatif 196 685 1 PB

0 0 9

Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. FISIOLOGI NYERI - Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

0 0 9

PERBANDINGAN NILAI VISUAL ANALOGUE SCALE DAN EFEK SAMPING DARI GABAPENTIN 900 MG DENGAN GABAPENTIN 1200 MG PER ORAL SEBAGAI PREEMPTIF ANALGESIA PASCABEDAH DENGAN SPINAL ANESTESI

0 0 20