11
dilakukan adalah menegaskan entitas atau satuan usaha yang dimaksud dalam periode waktunya.
4. Tingkat kesesuain antara pernyataan kriteria yang telah ditetapkan.
Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor adalah menentukan apakah penyataan pihak diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai penyataan yang berupa proses akuntansi dapat berupa :
a.
Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan tertentu b.
Anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha c.
Standar Akuntasi Keuangan SAK 5.
Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan. Penyampaian hasil ini dilakukan dengan tertulis dalam bentuk laporan audit audit
report yang merupakan penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan.Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya.Tetapi pada
dasarnya semua harus mampu menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
Menurut Arens, dkk 2008 auditing didefinisikan sebagai “pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan”. Auditing merupakan suatu tindakan yang membandingkan antara fakta atau keadaan
yang sebenarnya condition dengan keadaan yang seharusnya criteria. Pada dasarnya tujuan audit bukanlah untuk memberikan informasi tambahan, namun dimaksudkan untuk
menilai apakah pelaksanaan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan pemakai laporan keuangan lebih bergantung pada informasi yang
disusun oleh pihak lain.
2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku.Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan
kondisi ekonomis suatu perusahaan. Menurut Harahap 2011 : 105 mendefinisikan “laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Menurut PSAK No 1 revisi 2009, “laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas”.Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Universitas Sumatera Utara
12
Menurut PSAK No 1 revisi 2009 laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi komprehensif.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
4. Laporan arus kas selama periode
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelas lainnya. 6.
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara resrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.4 Debt Default
Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor perusahaan untuk membayar hutang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo.Debt default atau kegagalan dalam
pembayaran hutang atau kegagalan dalam memenuhi perjanjian hutang merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan litigasi atau tuntutan pengadilan terhadap perusahaan.
Apabila jumlah tuntutan tersebut material,akan dapat mempengaruhi kelanjutan usaha perusahaan. Semenjak auditor lebih cenderung disalahkan karena tidak berhasil
mengeluarkan opini going concern setelah peristiwa-peristiwa yang menyarankan bahwa opini seperti itu mungkin telah usai.Biaya kegagalan untuk mengeluarkan opini going
concern ketika perusahaan dalam keadaan default tinggi sekali. Kegagalan dalam memenuhi hutang dan atau bunga merupakan indikator going concern
yang banyak digunakan oleh auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan faktor utama yang akan
diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah semakin besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak
dialokasikan untuk menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status
default.
Universitas Sumatera Utara
13
Status default dapat meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan opini going concern.Seperti yang tercantum dalam PSA 30, indikator going concern yang banyak
digunakan auditor dalam memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutangnya default.
2.5 Kualitas Audit