58
5.3 Saran
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan keterbatasan penelitian, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain :
1. Penelitian ini hanya memasukkan tiga variabel bebas saja. Sebaiknya, peneliti yang
akan menggunakan pendekatan yang sama menambahkan variabel bebasnya dengan variabel yang juga diperkirakan dapat mempengaruhi penerimaan opini going concern
seperti opinion shopping. 2.
Sebaiknya tahunpenelitian ditambah untuk memperluas observasi sehingga hasil yang diperoleh lebihtepat.
3. Sebaiknya variabel penelitian ditambah misalnya dengan menggunakan skala rasio
untuk memperluas observasi penelitian. 4.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif antara kualitas audit denganpenerimaan opini going concern. Hal ini membuka kemungkinan bagi KAP
non-Big4 untuk bersaing dengan KAPBig Fourdalam memberikan opini audit going concern yang baik. Oleh karena itu, disarankanbagi pihak manajemen bahwa
sebenarnya profesionalitas KAP non Big Four dalammemberikan opini audit going concern tidak perlu diragukan.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling 1976 “mendefinisikan teori agensi merupakan hubungan keagenan suatu kontrak antara pemilik principal dengan manajer agent.
Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan baik, maka principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent”.
Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu baik prinsipal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus
diambil The belief revision role.Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai
dengan kontrak kerja Theperformance evaluation role. Hubungan inilah disebut dengan teori keagenan.Pemisahan dalam teori keagenan ini
menandakan principal tidak lagi terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent.Pihak principal hanya bertindak sebagai pengawas dengan
memonitor kinerja perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent.Namun, adanya pemisahan antara principal dan agent cenderung menimbulkan konflik keagenan yang
didasarkan pada adanya perbedaan kepentingan.Principaldanagent sama–sama berusaha memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing. Kontrak yang efisien merupakan
kontrak yang memenuhi dua asumsi sebagai berikut : 1.
Agent dan principal memiliki informasi yang simetris artinya, baik agent maupun principal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak
terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri.
2. Resiko yang diterima agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil, yang
berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.
Universitas Sumatera Utara
9
Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua yaitu”positive agency research dan principal agent research.Positive agent research memfokuskan pada
identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving
agen”.Principal agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan
pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee. Menurut Scott 2000 ada dua jenis asymmetric information yaitu “adverse selection
dan moral hazard”. Adverse selection adalah suatu tipe informasi asimetri asymmetric information dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-transaksi
potensial yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain, sedangkan moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak diluar
perusahaan investor mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer, tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian
tersebut. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen.Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer
agent apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal.Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal shareholders dengan
pihak manajer dalam mengelola keuangan perusahaan.
2.1.2 Teori SinyalSignaling Theory.
Teori sinyal signaling theoryadalah teori yang menjelaskantentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
Universitas Sumatera Utara
10
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.Menurut Mamduh 2004:314 menyatakan bahwa “perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar
termasuk investor”. Auditing dapat mengurangi asimetri informasi antara
manajemen dan stakeholdersperusahaan, karena memungkinkan pihak diluar perusahaan untuk
memverifikasi validitas laporan keuangan dengan memberikan opini audit.
2.2 Auditing
American Accounting Association Committee dalam Basic Audit Concepts 1991 : 2 telah mendefinisikan audit sebagai “suatu proses sistematis yang secara objektif memproleh
dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penyertaan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antar pernyataan tersebut dan kriteria yang telah
ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Menurut definisi diatas maka terdapat unsur-unsur penting mendasari istilah auditing
yaitu : 1.
Proses Sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa suatu rangkaian langkah
atau prosedur yang logis terstruktur dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan dan audit bukan merupakan proses yang tidak terancang dan asal jadi.
2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif.
Auditing berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti diartikan sebagai semua informasi
yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuain informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit dapat diperoleh dalam berbagai
bentuk, seperti pernyataan lisan dari pihak yang diaudit client, komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor.
3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi.
Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan. Setiap kali audit dilakukan ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas, hal terutama yang harus
Universitas Sumatera Utara
11
dilakukan adalah menegaskan entitas atau satuan usaha yang dimaksud dalam periode waktunya.
4. Tingkat kesesuain antara pernyataan kriteria yang telah ditetapkan.
Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor adalah menentukan apakah penyataan pihak diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai penyataan yang berupa proses akuntansi dapat berupa :
a.
Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan tertentu b.
Anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha c.
Standar Akuntasi Keuangan SAK 5.
Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan. Penyampaian hasil ini dilakukan dengan tertulis dalam bentuk laporan audit audit
report yang merupakan penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan.Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya.Tetapi pada
dasarnya semua harus mampu menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
Menurut Arens, dkk 2008 auditing didefinisikan sebagai “pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan”. Auditing merupakan suatu tindakan yang membandingkan antara fakta atau keadaan
yang sebenarnya condition dengan keadaan yang seharusnya criteria. Pada dasarnya tujuan audit bukanlah untuk memberikan informasi tambahan, namun dimaksudkan untuk
menilai apakah pelaksanaan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan pemakai laporan keuangan lebih bergantung pada informasi yang
disusun oleh pihak lain.
2.3 Laporan Keuangan