51 SEM di Laboratorium Mineral dan Mineral Maju, Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Malang UM.
3.6.3 Karakterisasi Fourier Transform Infra-Red FTIR
Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR yaitu berupa :
1. Bahan penyerasi alkanolamida. 2. Selulosa mikrokristal.
3. Larutan dispersi selulosa mikrokristal dan alkanolamida. 4. Produk lateks karet alam tanpa pengisi selulosa mikrokristal dan tanpa bahan
penyerasi alkanolamida setelah leaching. 5. Produk lateks karet alam dengan pengisi selulosa mikrokristal tanpa bahan
penyerasi alkanolamida setelah leaching. 6. Produk lateks karet alam dengan pengisi selulosa mikrokristal dan bahan
penyerasi alkanolamida setelah leaching. Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat apakah ada atau tidak
terbentuknya gugus amida dalam bahan penyerasi alkanolamida dan gugus baru dalam produk lateks karet alam dengan tambahan pengisi selulosa mikrokristal dan
bahan penyerasi alkanolamida. Analisa Fourier Transform Infra-Red FTIR dilakukan di Laboratorium Mineral dan Mineral Maju, Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Malang UM.
3.6.4 Karakterisasi X-Ray Diffraction XRD
Sampel yang akan dianalisa dengan X-Ray Diffracion XRD yaitu pengisi selulosa mikrokristal. Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk mengukur
kristalinitas selulosa mikrokristal yang dihasilkan. Analisa ini dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN, Serpong.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISASI SELULOSA MIKROKRISTAL DARI AMPAS
TEBU Bahan yang diperoleh dari hasil hidrolisis asam klorida pada hidrolisis α-
selulosa dari ampas tebu dikarakterisasi untuk membuktikan bahwa bahan tersebut merupakan selulosa mikrokristal. Berikut ini merupakan pembahasan hasil analisa
dan karakterisasi dari bahan yang diperoleh.
4.1.1 ANALISA SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA SELULOSA MIKROKRISTAL DARI AMPAS TEBU
Selulosa mikrokristal diperoleh dari hasil hidrolisis α-selulosa dari ampas tebu dengan menggunakan asam klorida 2,5 N. Selulosa mikrokristal yang diperoleh
dianalisa sifat fisika dan sifat kimianya menurut standar United States pharmacopeia USP 32-NF 27. Pemeriksaan selulosa mikrokristal meliputi bentuk, warna, bau,
kelarutan dalam air, analisa pH dan analisa kandungan amilum. Berikut ini merupakan hasil pemeriksaan sifat fisika dan sifat kimia dari selulosa mikrokristal
yang diperoleh. Tabel 4.1 Hasil Pemerikasaan Selulosa Mikrokristal dari Ampas Tebu
Pemeriksaan Persyaratan USP
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan : - Bentuk
- Warna - Bau
- Rasa Serbuk halus
Putih Tidak berbau
Tidak berasa Serbuk, ukuran 68,03
µm Putih
Tidak berbau Tidak berasa
Kelarutan dalam air Tidak larut
Tidak larut Ph
5,0-7,5 7
Kandungan amilum Tidak bereaksi dengan
iodium Tidak bereaksi dengan iodium
Pada pembuatan selulosa mikrokristal dilakukan dengan proses hidrolisis selulosa. Hidrolisis ini mengakibatkan pemendekan rantai polimer yaitu pemutusan
bagian amorf [37]. Bagian amorf dari selulosa yang bersifat reaktif akan terhidrolisis sehingga menurunkan derajat polimerisasi dari selulosa tersebut yang kemudian
mengarah ke pembentukan oligosakarida dan pada akhirnya dapat menjadi D- glukosa [38]. Patiamilum merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan
-
Universitas Sumatera Utara