KARAKTERISTIK SEM SCANNING ELECTRON MICROSCOPE

76

4.6 KARAKTERISTIK SEM SCANNING ELECTRON MICROSCOPE

PATAHAN PRODUK LATEKS KARET ALAM SETELAH LEACHING DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN PENGISI SELULOSA MIKROKRISTAL DAN PENYERASI ALKANOLAMIDA Karaktersitik SEM Scanning Electron Microscope patahan produk lateks karet alam dengan dan tanpa penambahan pengisi selulosa mikrokristal dan penyerasi alkanolamida ditunjukkan pada Gambar dibawah ini a b Gambar 4.16 Analisa SEM Patahan Produk Lateks Karet Alam a Sebelum Leaching Dengan Pengisi Selulosa Mikrokristal dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida b Sesudah Leaching Dengan Pengisi Selulosa Mikrokristal dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida a b Gambar 4.17 Analisa SEM Patahan Produk Lateks Karet Alam a Sebelum Leaching Dengan Pengisi Selulosa Mikrokristal dan Penyerasi Alkanolamida b Sesudah Leaching Dengan Pengisi Selulosa Mikrokristal dan Penyerasi Alkanolamida Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 4.16 dan gambar 4.17 menunjukkan hasil analisa SEM produk lateks karet alam dengan pengisi selulosa mikrokristal dan tanpa penyerasi alkanolamida. Pada gambar tersebut terlihat perbedaan permukaan film sebelum leaching dan sesudah leaching. Dimana permukaan film lateks setelah di leaching mengalami perubahan diameter yang lebih kecil dan lebih rapat. Menurut Prihatin; dkk 2010 secara visual antara film lateks alam sebelum di leaching dan sesudah di leaching tidak dapat dibedakan, baik warna, bau, maupun bentuknya yang sama. Perbedaannya tampak bila dilihat dengan Scanning Electron Microscope SEM yaitu diameter rata – rata partikel pada film lateks karet alam setelah di leaching lebih kecil daripada lateks karet alam sebelum di leaching [49]. Film Lateks karet alam setelah di leaching juga lebih lentur dan elastis, namun memiliki kekurangan yaitu sifat dari kekuatan tarik menurun yang di akibatkan diameter partikel rata – rata menjadi lebih kecil. Pada larutan amonia NH 3 kadar yang terestrak lebih banyak dibandingkan air, hal ini disebabkan karena molekul protein terestrak pada larutan yang bersifat amfotir bersifat basa larutan amonia, daya kelarutannya lebih tinggi daripada dalam keadaan netral sehingga akan menyebabkan permukaan film menjadi rata, tipis, dan diameter partikel menjadi lebih kecil [8]. Universitas Sumatera Utara 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisa spektrum Fourier Transform Infra Red FTIR, analisa Scanning Electron Microscopy SEM, uji kekuatan tarik, uji modulus tarik, dan uji pemanjangan pada saat putus produk lateks karet alam berpengisi mikrokristaL selulosa dari ampas tebu dan bahan penyerasi alkanolamida dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Waktu vulkanisasi yang lebih lama akan menaikkan jumlah denistas sambung silang yang terjadi dalam partikel karet yang menyebabkan meningkatnya ikatan sambung silang. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya sifat mekanik produk lateks karet alam pada waktu vulkanisasi 20 menit dibandingkan dengan 10 menit 2. Waku vulkanisasi semakin lama, menyebabkan bertambahnya ikatan sambung silang yang akan membatasi pergerakan dari rantai makromolekul dalam karet sehingga menurunkan keelastisan dari produk vulkanisat sehingga nilai pemanjangan saat putus elongation at break semakin menurun. 3. Suhu vulkanisasi yang lebih tinggi akan meningkatkan terjadinya reaksi sambung silang karena partikel-partikel seperti bahan kuratif dan pengisi akan lebih mudah berdifusi dalam produk lateks karet alam. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya sifat mekanik produk lateks karet alam pada suhu vulkanisasi 150 °C dibandingkan dengan 100 °C. 4. Alkanolamida merupakan plasticizer bagi film lateks karet alam berpengisi selulosa mikrokristal, dimana alkanolamida dapat meningkatkan derajat dispersi selulosa mikrokristal dan ekstensibilitas dari vulkanisasi film lateks karet alam. 5. Hasil analisa Scanning Electron Microscopy SEM memperlihatkan bahwa terjadi perubahan pada permukaan film lateks karet alam berpengisi selulosa mikrokristal dengan dan tanpa alkanolamida, dimana permukaan memperlihatkan diameter partikel rata-rata lebih kecil dibandingkan sebelum perlakuan leaching yang mengakibatkan perubahan sifat mekanik yaitu Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Leaching Pada Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Mikrokristal Selulosa Avicel Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

1 11 101

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 0 27

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 0 2

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 0 6

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 0 19

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 1 5

Pengaruh Perlakuan Leaching Pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristal Dari Ampas Tebu Dengan Penyerasi Alkanolamida Terhadap Sifat Mekanik Film

0 0 23

Pengaruh Leaching Pada Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Mikrokristal Selulosa Avicel Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Leaching Pada Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Mikrokristal Selulosa Avicel Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Leaching Pada Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Mikrokristal Selulosa Avicel Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 5