73
3.3 Partisipasi Perempuan Di Dalam Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Medan
Pemahaman mengenai peran perempuan di dalam masyarakat selalu menjadi bahan untuk mengubah pola pikir rendahnya martabat perempuan.
Sejalan dengan perkembangan gerakan-gerakan memperjuangkan hak-hak perempuan, hal yang terlebih dahulu dimulai yaitu proses penyadaran terhadap
perempuan. Kemudian proses selanjutnya mengkiutsertakan perempuan masuk ke dalam sebuah organisasi dimana organisasi ini merupakan alat perjuangan
perempuan. Untuk menjalankan misi dan melihat sejauh mana berjalannya perempuan
ke depannya dapat dilihat dari tingkat partisipasi perempuan di dalam organisasi perempuan yang merupakan wadah bagi perempuan mengaktualisasikan nilai
yang ada di dalam dirinya. Partisipasi perempuan merupakan suatu cara melibatkan perempuan dalam suatu aktivitas. Di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota
Medan partisipasi perempuan dalam menjalankan organisasi baik dilihat dari keaktifan pengurus dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Namun, di dalamnya
terdapat masalah-masalah yang terjadi. Pimpinan Daerah Asiyiyah kota Medan memiliki kendala seperti
kekurangan sumber daya manusia untuk proses regenerasi organisasi selanjutnya. Kondisi ini dilihat dari pengurus-pengurus Pimpinan di setiap tingkatan memiliki
usia yang tidak produktif lagi. Kebanyakan anggota Aisyiyah yang masih produktif tidak bersedia menjadi pengurus dengan alasan karena mereka punya
pekerjaan di luar rumah. Ini dapat dikatakan sebagai masalah perempuan yakni
74
perempuan memiliki peran berlebih peran ganda, mereka memiliki pekerjaan di publik, harus mengatur rumah tangganya dan menjalankan organisasi. Hal ini
dikatakan oleh Ibu Nursatia K bahwa: “Kebanyakan ketua sekarang usianya tua, tapi mau gimana
lagi anggota yang masih muda punya kerjaan terus organisasi ini harus tetap ada, maka itu yang tua-tua ini
yang menjadi pengurus” 13 November 2014
Selain itu, di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Medan masih kurang kuantitas orang-orang yang mengisi jabatan di kepengurusan. Seperti masih ada
pengurus di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Medan yang merangkap jabatan seperti koordinator Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yakni Ibu Irmanetti
Harahap sekaligus menjabat menjadi koordinator Majelis Pembinaan Kader. Kemudian koordinator Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan yaitu Ibu Fajarwati
juga menjabat sebagai koordinator Lembaga Kebudayaan. Hal inilah yang menyebabkan Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Medan harus memiliki kebijakan
yang kongkrit untuk mempertahankan proses regenerasi agar tetap ada untuk seterusnya yang telah disampaikan oleh Ibu Irmanetty Harahap bahwa:
“Pengurus PD Pimpinan Daerah ada beberapa yang rangkap jabatan kaya saya sendiri koordinator Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus koordinator Majelis Pembinaan Kader, makanya harus bisa punya cara
untuk tetap ada Aisyiyah karena Aisyiyah ini punya misi yang baik untuk menaikkan harkat dan martabat
perempuan ya caranya salah satunya dengan cara rekrut dari keluarga.” Wawancara 06 November 2014
Anggota-anggota Aisyiyah yang tidak menjadi pengurus tetap memiliki tanggung jawab dengan keaktifan mereka terhadap acara yang dilaksanakan
Aisyiyah. Anggota Aisyiyah memiliki tanggung jawab untuk melakukan tindakan
75
peningkatan kualitas diri dengan ikut dalam kegiatan Aisyiyah itu sendiri, kemudian nilai-nilai yang diberikan oleh Aisyiyah ditransformasikan kepada
masyarakat luas dengan tindakan yang dasar yaitu memahamkan kaum perempuan, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Kholisani yakni:
“Banyak yang tidak bersedia jadi pengurus karena sibuk dengan kerjaannya, tapi anggota harus tetap aktif ikut
kegiatan Aisyiyah seperti pengajian, karena anggota punya kewajiban memperbaiki dirinya terlebih dulu.”
Wawancara 04 Desember 2014
Di dalam peraturan Aisyiyah terdapat kewajiban anggota untuk ikut kegiatan Aisyiyah di tingkatan yang dia jalani minimal mengikuti pengajian rutin.
Di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Medan sendiri mewajibkan anggotanya mengikuti pengajian 1 satu bulan sekali, di Pimpinan Cabang Aisyiyah juga
melakukan pengajian 1 satu bulan sekali dan di Pimpinan Ranting Aisyiyah melakukan pengajian 4 empat kali dalam sebulan. Ketika ada anggota yang tidak
mengikuti pengajian rutin ini akan mendapatkan peringatan dari pengurus Pimpinan terkait bahkan dapat dikeluarkan dari keangotaan Aisyiyah jika
melampaui batas.
3.4 Peran Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Medan Dalam Pemberdayaan Perempuan