Kinerja Maqashid Syari’ah Bank Umum Syariah

68 menguntungkan antara bank syariah dengan masyarakat. Berikut adalah tabel rasio kinerja maqashid s yari’ah untuk tujuan kedua : Tabel 4.4: Rasio kinerja Maqashid Syari’ah rata-rata tujuan kedua Bank Umum Syariah periode 2011 -2014. Elemen pertama yaitu Fair return yang dicerminkan oleh penggunakan PER. Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tidak terdapat bank umum syariah di Indonesia yang melaporkan alokasi dana untuk PER pada laporan keuangannya. Ketika bank syariah menetapkan sebagian pendapatannya untuk PER maka bank tersebut dianggap memungkiri hak deposan atas keuntungannya, hal ini merupkan sebuah bentuk ketidakadilan. Maka rasio PER yang tinggi merupakan bentuk ketidakadilan bank syariah, sedangkan jika rasio PER mendekati 1 atau tidak ada cadangan untuk PER tersebut maka bank tersebut berkomitmen untuk menegakkan keadilan. Oleh karena itu Bank Rasio Kinerja Tujuan 2 R 12 R 22 R 32 BCAS 44,14 99,99 BJBS 32,64 99,99 BMS 0,90 99,99 BMI 47,59 99,97 BNIS 16,82 99,99 BRIS 25,63 99,99 BSB 18,26 99,95 BSM 23,60 99,99 BVS 28,46 99,97 MSI 3,92 99,92 PBS 58,53 99,99 69 rasio untuk mengukur PER adalah 1- PERNet Income or Investment Income. Elemen kedua yaitu functional distrbution yang dijelaskan oleh rasio pembiayaan dengan skim bagi hasil mudharabah dan musyarakah terhadap skim lainnya. Pada elemen kedua ini Panin Bank Syariah PBS memiliki rasio tertinggi, yaitu sebesar 58,53 dari total pembiayaannya menggunakan skim bagi hasil mudharabah dan musyarakah. Pada tahun 2014 PBS mengalami kenaikan signfikan dalam pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah yaitu masing-masing sebesaar 29,60 dan 371 . Pembiayaan dengan skim bagi hasil dianggap lebih mencerminkan keadilan dikarenakan bank turut merasakan kondisi di sektor riil apakah untung atau rugi. Skim bagi hasil juga mencerminkan hubungan kemitraan jangka panjang yang mengandalkan kepercayaan. Elemen ketiga yaitu interest free income yang dicerminkan melalui rasio pendapatan bebas bunga dibandingkan dengan total pendapatan. Pada rasio ketiga ini dapat terlihat bahwa pendapatan bank syariah di Indonesia secara garis besar bukan berasal dari kegiatan membungakan uang yang terlarang, akan tetapi masih terdapat pendapatan bunga dari penempatan dana maupun giro di bank konvensional. 70 3. Tujuan ketiga : Kemaslahatan Jalb al-Maslahah Tabel 4.5 Rasio kinerja Maqashid Syari’ah rata-rata tujuan ketiga Bank Umum Syariah periode 2011 -2014. Bank Rasio Kinerja Tujuan 3 R 13 R 23 R 33 BCAS 0,53 0,001 65,74 BJBS 0,40 0,00002 71,57 BMS 1,28 0,06 80,90 BMI 0,53 0,02 75,58 BNIS 0,84 0,04 73,85 BRIS 0,40 0,03 81,86 BSB 0,39 77,17 BSM 0,94 0,04 79,99 BVS 0,86 61,38 MSI 2,10 64,47 PBS 1,05 0,01 71,41 Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa MSI memperoleh rasio tertinggi pada elemen pertama yaitu profit ratios. Kemampuan sebuah bank syariah untuk mengelola kekayaannya secara optimal dan bijaksana untuk memperoleh laba yang tinggi merupakan sebuah bentuk dari hifzhul maal penjagaan terhadap harta. Laba yang tinggi memungkinkan bank syariah berkontribusi lebih terhadap pajak untuk pembangunan negara serta memungkinkan kontribusi yang lebih tinggi untuk kemaslahatan masyarakat. Elemen kedua adalah personal income yang dicerminkan oleh rasio zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah terhadap aset bersihnya. 71 Beberapa bank umum syariah tidak mempublikasikan nominal zakatnya di laporan keuangan, sedangkan untuk rasio tertinggi diraih oleh BMS yaitu besaran zakat yang dikeluarkan setara dengan 0,06 dari aset bersihnya. Penyebut yang digunakan pada rasio ini tidak menggunakan net profit melainkan net asset total asset – total liabilities. Net asset dianggap lebih mencerminkan kekayaan sebuah bank syariah. Peningkatan pada kekayaan bank diyakini akan meningkatkan nominal pembayaran zakat. Elemen ketiga adalah investment in real sector yang dicerminkan oleh rasio Investasi bank syariah di sektor riil dibandingkan dengan keseluruhan investasi bank syariah. Pada tabel 4.5 diketahui bahwa 81,86 dari investasi yang dilakukan oleh BRIS disalurkan di sektor riil sisanya di sektor keuangan, dan merupakan yang tertinggi di antara bank syariah lain. Aktivitas investasi di sektor riil diyakini memberikan dampak langsung yang positif kepada perekonomian masyarakat dibandingkan dengan aktivitas investasi di sektor keuangan.

C. Indikator Kinerja Bank Umum Syariah

Setelah diketahui hasil perhitungan rasio kinerja maqashid s yari’ah rata-rata, maka proses selanjutnya adalah menentukan peringkat kinerja maqashid s yari’ah dari setiap bank umum syariah. Proses tersebut dilakukan melalui Indikator Kinerja IK setiap bank umum syariah. Untuk mengetahui IK digunakanlah metode simple sdditive weighting method SAW dengan 72 cara pembobotan, agregat dan proses menentukan peringkat seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Berikut adalah indikator kinerja setiap bank umum syariah berdasarkan tujuan-tujuan maqashid s yari’ah : Tabel 4.6: Indikator kinerja Maqashid Syari’ah tujuan pertama Bank Umum Syariah periode 2011 -2014. Bank Indikator Kinerja Tujuan 1 IK – T1 IK 11 IK 21 IK 31 IK 41 Total BCAS 0,000003 0,001151 0,000884 0,00204 BJBS 0,000004 0,000002 0,001521 0,00153 BMS 0,00002 0,00020 0,00035 0,00058 BMI 0,00052 0,00017 0,00101 0,00255 0,00425 BNIS 0,00028 0,00216 0,00387 0,00630 BRIS 0,00001 0,00125 0,00190 0,00316 BSB 0,00141 0,00173 0,00314 BSM 0,00027 0,00009 0,00118 0,00209 0,00364 BVS 0,00032 0,00082 0,00115 MSI 0,00019 0,00135 0,00140 0,00294 PBS 0,00001 0,00076 0,00053 0,00131 Tujuan pertama yaitu mendidik indivdu Tahzib al-Fard, dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa BMI adalah bank umum syariah yang memiliki indikator kinerja tertinggi dalam menyalurkan donasi untuk tujuan pendidikan bagi masyarakat, selain itu BMI juga merupakan bank umum syariah yang memiliki alokasi dana untuk riset dan pengembangan yang 73 paling tinggi di antara bank umum syariah lain. Dalam bidang pelatihan dan pengembangan skill untuk karyawan, BNIS mencatatkan indikator kinerja yang paling tinggi, selain itu BNIS merupakan bank umum syariah yang memiliki indikator kinerja tertinggi dalam hal publikasi. Secara keseluruhan, BNIS lebih baik dalam mencapai tujuan pertama tahzib al-fard dibandingkan dengan bank umum syariah lainnya. Tabel 4.7 Indikator kinerja Maqashid Syari’ah tujuan kedua Bank Umum Syariah periode 2011 -2014. Bank Indikator Kinerja Tujuan 2 IK – T2 IK 12 IK 22 IK 32 Total BCAS 0,05792 0,15580 0,21372 BJBS 0,04283 0,15578 0,19861 BMS 0,00118 0,15579 0,15697 BMI 0,06244 0,15575 0,21819 BNIS 0,02207 0,15579 0,17785 BRIS 0,03363 0,15579 0,18941 BSB 0,02396 0,15573 0,17968 BSM 0,03096 0,15579 0,18675 BVS 0,03733 0,15576 0,19309 MSI 0,00514 0,15567 0,16082 PBS 0,07679 0,15580 0,23259 Tujuan kedua yaitu menegakkan keadilan Iqamah al- ‘Adl, dari tabel 4.7 di atas terlihat keunggulan PBS dalam melaksanakan tujuan kedua yaitu menegakkan keadilan. Keunggulan PBS disebabkan oleh tingginya skim pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan oleh PBS selama periode 2011 – 2014. Selanjutnya secara garis besar pendapatan yang diterima oleh 74 perbankan syariah telah bebas dari riba yang diharamkan, akan tetapi masih terdapat pendapatan bunga yang berasal dari penempatan di bank konvensional. Porsi pendapatan bunga terbesar dimiliki oleh MSI serta BSB. Tabel 4.8 Indikator kinerja Maqashid Syari’ah tujuan ketiga Bank Umum Syariah periode 2011 -2014. Bank Indikator Kinerja Tujuan 3 IK – T3 R 13 R 23 R 33 Total BCAS 0,00051 0,07054 0,07105 BJBS 0,00038 0,07680 0,07718 BMS 0,00122 0,00005 0,08681 0,08808 BMI 0,00050 0,00002 0,08110 0,08162 BNIS 0,00081 0,00003 0,07924 0,08008 BRIS 0,00038 0,00003 0,08783 0,08825 BSB 0,00037 0,08280 0,08317 BSM 0,00090 0,00003 0,08583 0,08676 BVS 0,00082 0,06586 0,06669 MSI 0,00201 0,06918 0,07119 PBS 0,00101 0,00001 0,07662 0,07764 Tujuan ketiga yaitu kemaslahatan, dari tabel 4.8 dapat dilihat MSI memperoleh nilai tertinggi pada indeks kinerja terkait profitabilitas, sementara itu BMS memperoleh indeks kinerja zakat tertinggi, sedangkan BRIS mencapai indeks kinerja yang paling tinggi pada penyaluran pembiayaan pada sektor riil dan secara umum BRIS lebih baik dalam mencapai tujuan ketiga ini.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESA PERIODE 2014

0 3 36

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

0 3 20

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syaria

0 2 19

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 5 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis perbandingan kinerja keuangan pada bank umum konvensional dan bank umum syariah periode 2011-2014 AWAL

0 0 15