41
dapat dilakukan dengan menggunakan metode comparative performance index CPI.
41
Comparative Performance Index atau juga dikenal sebagai composite performance index CPI merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja. CPI adalah indeks gabungan yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau
peringkat dari berbagai alternatif. CPI mentransformasi nilai dari variabel dengan jangkauan berbeda menjadi suatu indeks gabungan yang dapat
dibandingkan. Metode ini bisa mengakomodasi kriteria tren positif semakin tinggi nilainya semakin baik dan tren negatif semakin rendah
nilainya semakin baik. Formula yang digunakan untuk teknik CPI adalah
42
: Aij
= Xij min x 100 Xij min i=1.j = Xi+1.j Xij min x 100
1ij = Aij x Pj
Ii = ∑ Iij
Keterangan : Aij
= nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j Xij min
= nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum
ke-j Ai + 1.j
= nilai alternatif ke-i +1 pada kriteria ke-j Xl + 1.j
= nilai alternatif ke-i +1 pada kriteria awal ke-j Pj
= bobot kepentingan kriteria ke – j
41
Afrinaldi, Analisa Kinerja perbankan syariah Indonesia Ditinjau dari Maqasid Syariah: Pendekatan
Sharia Maqasid Index “MI dan Profitabilitas Bank “yariah , h. 4.
42
Rofi’atul Adawi ah, dkk., Decision support system perencanaan studi lanjut bagi tenaga pendidik erdasarka kualifikasi ida g de ga etode Co posite Perfor a e I de ”, Repositori Jur al
Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya Volume 4 Nomor 5, 2014. h.5
42
Iij = indeks alternatif ke-I
Ii = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke-I
i = 1,2,3,…,n dan j = 1,2,3,…,m
Tabel 3.1 Matriks transformasi melalui teknik Comparative Profitability Index CPI
Alternatif Kriteria
Nilai Alternatif
Peringkat ROA
ROE NOM
BOPO BCAS
BJBS BMS
BMI BNIS
BRIS BSB
BSM BVS
MSI PBS
Bobot Kriteria
43
Prosedur dalam metode CPI adalah sebagai berikut: 1.
Identifikasi kriteria tren yaitu tren positif semakin tinggi nilainya semakin baik dan tren negatif semakin rendah
nilainya semakin baik. 2.
Untuk kriteria tren positif, nilai maksimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya
ditransformasi secara proporsional lebih tinggi. 3.
Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya
ditransformasi secara proporsional lebih rendah. 4.
Perhitungan nilai alternatif merupakan jumlah dari perkalian antara nilai kriteria dengan bobot kriteria.
H. Sharia Maqasid Index SMI
1. Konsep Maqashid Syari’ah Abu Zahrah
Abu Zahrah dalam kitab Ushul Fiqihnya merumuskan konsep maqashid s
yari’ah dengan mengklasifikasikannya ke dalam tiga tujuan utama yaitu
43
: a.
Tahdzib al fard Pendidikan bagi individu b.Iqamah al-adl Menegakkan keadilan
c. Jalb al maslahah Mewujudkan kemaslahatan
43
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih Jakarta : Pustaka Firdaus,2014, h. 574-578.
44
Ketiga konsep di ataslah yang dikembangkan oleh Omar Mohammed dkk, sebagai pijakan dalam mengembangkan sharia maqasid index.
2. Metode operasionalisasi sekaran
Untuk dapat
mengoperasionalkan, atau
secara operasional
mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat
yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga
menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep. Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional meliputi serangkaian tahap. Model
operasionalisasi sekaran ditunjukan oleh ilustrasi berikut ini dimana D adalah Dimensi dan E adalah Elemen.
44
44
Uma Sekaran, Research Methods for Business Metode penelitian untuk bisnis Buku 2 Edisi 4 Jakarta : Salemba Empat, 2006, h.4.
Gambar 3.1 : Metode Operasionalisasi Sekaran
45
3. Model pengukuran kinerja Maqashid Syari’ah
Dengan menggunakan metode operasionalisasi Sekaran tersebut, konsep maqashid s
yari’ah dari Abu Zahrah diterjemahkan oleh Mustafa Omar Mohammed dkk. ke dalam dimensi atau karakteristik
dan akhirnya menjadi elemen yang dapat diukur sebagaimana ditunjukkan oleh tabel berikut
45
:
Tabel 3.2 : Model pengukuran kinerja
Maqashid Syari’ah Tujuan
Syariah Dimensi D
Elemen E Rasio Kinerja
Tahżīb Al- Fard
Educating Individual
D1. Advancement
of Knowledge E1. Education
Grant R1. Education
GrantTotal Expense E2. Research
R2. Research Expense Total Expense
D2. Instilling New Skill and
Improvement E3. Training
R3. Training ExpenseTotal Expense
D3. Creating Awareness of
Islamic Banking
E4. Publicity R4. Publicity
ExpenseTota Expense Iqāmah
Al- ‘Adl
Establishi D4. Fair
Returns E5. Fair Returns
R5. Profit Equalization Reserves PER Net or
Investment Income
45
Mustafa Omar Mohammed, dan Fauziah Md Taib, “Developing Islamic Banking Performance
Measures Based on Maqasid Al-Shariah Framework : Cases of 24 selected banks ”, paper
dipresentasikan pada 9
th
Australian Society of Heterodox Economists Conference, UNSW, Sydney, Australia. h. 63.
46
ng Justice
D5. Cheap Products
Services E6. Functional
Distribution R6. Mudharabah and
Musyarakah ModesTotal Investment Mode
D6. Elimination
of Injustices E7. Interest Free
Product R7. Interest Free
IncomeTotal Income
3. Jalb al Ma
ṣlahah Public
Interest D7.
Profitability of Bank
E8. Profit Ratios R8. Net IncomeTotal
Asset D8.
Redistributio n of Income
and Wealth E9. Personal
Income R9. Zakah Paid Net
Income
D9. Investment in
Real Sector E10. Investment
Ratios in Real Sector
R10. Investment in Real Economic Sectors Total
Investment
Kesepuluh rasio kinerja di atas dipilih berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini
46
: a.
Diskusi mengenai tujuan-tujuan perbankan syariah, dimensi- dimensi serta elemen-elemen diidentifikasikan dari tujuan-
tujuan tersebut.
46
M. Omar Mohammed, dkk, “The Performance Measures of Islamic Banking Based on the Maqasid
Framework ”, h. 8.