Garansi atau jaminan bahwa produk BNI Syariah telah berjalan sesuai dengan prinsip syariah Perbedaan antara kredit di Bank Konvensional dan pembiayaan di BNI Syariah Sektor apa saja yang bisa dibiayai melalui pembiayaan BNI Syariah

Oleh karena itu pemilik rekening tabungan BNI Syariah tidak perlu khawatir jika sering berpindah tempat atau sedang bepergian, karena masih dapat melakukan transaksi di BNI Konvensional terdekat.

5. Perbedaan transaksi Giro Wadiah dengan BNI konvensional

Cara transaksi Giro Wadiah Syariah secara prinsip sama dengan konvensional, yaitu dengan Cek atau pemindahbukuan dengan Bilyet Giro. Sedangkan untuk jasa Giro yang identik dengan bunga, pada BNI syariah tidak ada, hanya kemungkinan dapat diberikan bonus , yang sifatnya tidak diperjanjikan dan diberikan atas kebijaksanaan BNI Syariah.

6. Bagi hasil yang diperoleh nasabah penabung BNI syariah, dibandingkan dengan bank konvensional

Masalah besarnya bagi hasil dari para penabung, sangat ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diterima oleh cabang tersebut. Jika kinerja dari suatu cabang syariah baik tentunya pendapatan bagi hasilnya juga akan besar. Dan dalam hal ini BNI Syariah akan mengupayakan untuk dapat memberikan hasil yang sebaik mungkin kepada nasabah-nya.

7. Garansi atau jaminan bahwa produk BNI Syariah telah berjalan sesuai dengan prinsip syariah

Pada BNI Syariah dewan pengawas yang disebut dengan Dewan Pengawas Syariah DPS. Setiap produk yang saat ini dimiliki oleh BNI Syariah telah mendapatkan pengesahan dari DPS, dan demikian juga dengan produk-produk yang nantinya akan diluncurkan oleh BNI Syariah, terlebih dahulu juga harus mendapatkan pengesahan dari DPS sebelum di- launching kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara

8. Perbedaan antara kredit di Bank Konvensional dan pembiayaan di BNI Syariah

Pada prinsipnya hampir sama. Hanya saja pada bank syariah tidak dikenal dengan istilah bunga karena memang tidak sesuai dengan syariah, namun dikenal dengan margin, uang sewa dan bagi hasil dengan nasabah. Sebagai contoh jika ada masyarakat yang ingin memiliki ruko untuk berusaha, katakanlah bernama Pak Amir, maka jika menurut BNI Syariah bisnis Pak Amir ini feasible untuk dibiayai, selanjutnya bank akan terlebih dahulu membeli ruko tersebut dari penjualnya. Kemudian antara bank dan Pak Amir dilakukan akad jual beli dengan negosiasi margin yang telah dinegosiasikan. Dalam hal ini BNI Syariah bertindak selaku penjual dan Pak Amir selaku pembeli. Contoh tersebut adalah contoh sederhana, yang pada prakteknya tentu akan berbeda untuk setiap kasus

9. Sektor apa saja yang bisa dibiayai melalui pembiayaan BNI Syariah

Seluruh sektor ekonomi sepanjang itu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia , BNI secara umum dan ditambah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dapat dibiayai. Jadi ada tambahan sesuai dengan prinsip syariah, sehingga meskipun ketentuan Bank Indonesia dan BNI secara umum membolehkan, namun tidak sesuai dengan prinsip syariah, maka tidak dapat dibiayai oleh BNI Syariah. Contohnya adalah perdagangan minuman keras khamar atau peternakan babi. Mengutip dari Bapak Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari teori ke praktek, Universitas Sumatera Utara beberapa hal pokok yang diperhatikan oleh Bank Syariah sebelum menyetujui pembiayaan adalah : a Apakah objek pembiayaan halal atau haram? b Apakah proyek tersebut menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat? c Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan asusila. d Apakah proyek berkaitan dengan perjudian. e Serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ilegal serta dapat merugikan syiar Islam secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu meskipun BNI Syariah tidak sama sekali melarang pembiayaan konsumtif, namun lebih mendahulukan pembiayaan sektor riil terutama untuk menggerakkan perekonomian, khususnya perekonomian masyarakat muslim.

10. Siapa saja yang berhak memperoleh pembiayaan dari BNI syariah