Pembagian kerja tersebut disusun dalam suatu format yang terstruktur sehingga informasi mudah dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam perusahaan.
Pada hakikatnya, pembagian kerja merupakan bahan baku dasar dalam pengelolaan sumberdaya manusia di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan
dan diberikan batasan. Menurut Hariandja 2002:59 pembagian pekerjaan merupakan pernyataan tertulis yang menggambarkan tugas – tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan kondisi kerja serta aspek – aspek lain dari sebuah pekerjaan yang biasanya ditulis dalam bentuk cerita.
Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian
pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah letak
pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi Hasibuan, 2007:33.
5. Manfaat Dan Kelemahan Spesialisasi
Adam smith dalam bukunya Wealth of Nation mengatakan bahwa spesialisai mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efesiensi sumber
daya yg digunakan baik Herujito, 2001:129. Manfaat dari spesialisai adalah : a. Pekerja yang bekerja sesuai dengan keahliannya
b. Waktu yang digunakan untuk tahapan kerja lebih sedikit kecil dari pekerjan tertentu
Universitas Sumatera Utara
Karl Marx dan Friedrich Engels memandang bahwa spesialisasi pekerjaan itu paling umum, sekalipun merupakan sumber keterasingan dan
pembelengguan individu Hermujito, 2001:129. Emile Durkheim, sosiolog menuliskan bahwa spesialisasi pekerjaan membuat suatu pekerjaan menjemukan,
pekerjaan tersebut merusak moral pekerja Hermujito 2001:130 Indikator yang digunakan dalam spesialisai adalah :
1. Kemampuan dalam bekerja, kesesuain kemampuan keryawan dengan pekerjaan atau bidang yang ia tempati saat ini.
2. Ketepatan dalam bekerja, ketepatan baik waktu dan biaya yang dilakukan oleh karyawan, sehingga tidak membuang waktu dan biaya perusahaan
secara Cuma-Cuma. 3. Kecocokan dalam bekerja, karyawan merasa cocok dan tepat dengan
pekerjaan atau bidang yang saat ini mereka tempati, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif.
6. Beban Kerja
Adalah Tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab yg dimiliki.
Indikator beban kerja dalam penelitian ini adalah : a. Mendadak tidaknya suatu tugas
b. Tingkat kesulitan karyawan untuk menyelesaikan tugas c. Ketercukupan waktu yang diberikan
d. Jumlah teman kerja yang bisa membantu
Universitas Sumatera Utara
C. Efektivitas Karyawan a. Pengertian efektivitas
Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.
Etzioni dalam Tangkilisan 2005:139 “Efektivitas adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan system social dengan segala sumber daya
dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindai ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya”
Argris dalam Tangkilisan 2005:139 “Efektivitas adalah keseimbangan atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan
tenaga manusia” Jadi konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungi-fungsi sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
Menurut Strees dalam Tangkilisan 2005:151 ada 4 empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:
1. Karakteristik organisasi Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi.
Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai dalam
organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan
teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam mencapai sasaran, di samping itu juga dituntut adanya penempatan
orang yang tepat pada tempat yang tepat pula. 2. Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping
lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan
misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang lingkungan dalam lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di
perusahaan tersebut. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu :
1 Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan 2 Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
3 Tingkat rasionalitas organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi
terhadap perubahan lingkungan makin tepat tanggapannya, makin berhasil adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
3. Karakteristik pekerja Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja perusahaan
merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena prilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan
Universitas Sumatera Utara
memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumberdaya yang langsung berhubungan dengan
pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan organisasi. 4. Kebijakan dan praktek manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya lingkungan, maka peranan manajemen dalam
mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat
mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen dalam
tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi. Ronald 0 Reilly 2003 : 119, mengemukakan faktor-faktor efektivitas kerja
adalah sebagai berikut: 1. Rancangan Tugas
Tim-tim kerja akan dapat berjalan dengaan baik apabila memiliki kebebasan, kesempatan untuk memanfaatkan keterampilan-keterampilan
dan bakat-bakat yang berbeda-beda, kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau produk secara menyeluruh dan sebuah tugas atau proyek yang
memiliki dampak yang substansial terhadap pihak-pihak lain. 2. Komposisi
Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berkaitan dengan bagaimana karakter dari para staf tim kerja. Bagaimana kernampuan dan kepribadian
Universitas Sumatera Utara
dari para anggota tim kerja, ukuran tim kerja, fleksibilitas tim kerja dan preferensi para anggota untuk bekerja secara tim.
3. Konteks Tiga faktor konseptual yang signifikan berkaitan dengan kinerja tim
adalah kehadiran sumberdaya yang mencukupi, adanya kepemimpinan yang efektif dan sebuah evaluasi kinerja dan sistem imbalan yang
menghargai sumbangan dari tim kerja. 4. Proses
Kategori yang terakhir berkaitan dengan efektivitas adalah variabel proses. Ini meliputi komitmen anggota terhadap sebuah tujuan bersama, penetapan
tujuan ketetapan waktu dan yang terakhir adalah kelengkapan. Apabila keempat hal tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan, maka kualitas yang akan dicapai terpenuhi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.
c. Tolok ukur efektivitas kerja
Sharma dalam Tangkilisan 2005:140 memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut factor internal organisasi dan factor
eksternal organisasi, yang meliputi antara lain: 1. Produktivitas organisasi atau output
2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannyamenyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan didalam dan dilur organisasi
3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasiatau hambatan- hambatankonflik diantara bagian-bagian organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Strees dalam Tangkilisan 2005:141 mengemukakan 5 lima kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:
1. Produktivitas 2. Kemampuan adaptasi kerja
3. Kepuasan kerja 4. Kemampuan berlaba
5. Pencarian sumber daya Sementara Gibson et al. dalam Tangkilisan 2005:141 mengatakan bahwa
efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut: 1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan 3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang 5. Penyusunan program yang tepat
6. Tersedianya sarana dan prasarana 7. System pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Menurut Amsyah 2003:131, menyebutkan tolok ukur efektivitas kerja sebagai berikut:
1. Volume Pekerjaan 2. Akurasi Hasil Pengolahan
3. Tepat Waktu 4. Peningkatan Biaya
d. Hubungan antara pembagian kerja dengan efektivitas kerja
Pembagian kerja berarti suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, dipecah- pecah dalam sejumlah bagian dan langkah-langkah perencanaan. Setiap
Universitas Sumatera Utara
bagian dan langkah pelaksanaan dilakukan orang-orang yang berbeda keahlian dan tanggung jawab.
Setiap orang melakukan kerja dengan spesialisasi dalam bagian-bagian dari suatu pekerjaan, tidak merupakan keseluruhan dari pekerjaan. Dengan
demikian pembagian kerja yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang berarti juga
efektivitas dapat tercapai.
f. Indikator efektivitas kerja
Dalam penelitian ini menggunakan 4 indikator yaitu :
1 Kemampuan adaptasi kerja
Kemampuan kerja manusia terbatas baik fisik, waktu, tempat, pendidikan serta faktor lain yang membatasi kegiatan manusia. Adanya
keterbatasan ini yang menyebabkan manusia melalui yang lain. Setiap orang yang masuk ke dalam organisasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
orang-orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan tugas pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Kemampuan menyesuaikan diri ini sangat
penting karena hal tersebut merupakan sarana tercapainya kerjasama antara karyawan yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.
2 Ketepatan waktu.
Yang merupakan tepat waktu dalam bekerja dan menyelesaikan tugas serta mencapai sasaran yang telah dicapai.
Universitas Sumatera Utara
3
Kepuasan Kerja.
Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan Sumber Daya Manusia SDM sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan
organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas
individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan tentang pengertian kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan dalam melaksanakan
pekerjaan yang dibebankan sebagai akibat dari imbalan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan, bila kebutuhan karyawan terpenuhi maka mereka akan
merasa puas dan senang. 4.
Pencapaian tujuan Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukann sebelumnya. Setiap perusahaan memilik tujuan yang berbeda- beda, dan dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapainya dan tidak
semua perusahaan memiliki tujuan profit semata..
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.2 tahun 1946 dengan nama Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral. Setelah terjadinya krisis moneter
yang melanda Indonesia pada tahun 1998, serta melihat situasi dan kondisi yang terjadi, banyak bank-bank yang di likuidasi, sedangkan bank syariah tetap berdiri
kokoh dengan prinsip syariah yang dipakai. Oleh karena itu, dunia perbankan mulai tertarik untuk mempelajari dan menerapkannya. Dalam upaya untuk
memperluas segmen pasar BNI maka manajemen BNI telah memutuskan untuk menggarap pasar Bank Syariah sebagai satu diantara beberapa upaya untuk
memperkuat bisnis BNI. PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang Syariah
dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal tanpa bantuan konsultan. Pola yang di gunakan perusahaan untuk masuk dalam pasar perbankan syariah
adalah Dual Sistem Bank yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang
memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah. Setelah dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memperbolehkan Bank
Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian pada tahun 1999 terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Pada tanggal 29 April 2000, dilakukan
pembentukan lima cabang pertama yaitu di Pekalongan, Jepara, Yogyakarta,
Universitas Sumatera Utara
Malang dan Banjarmasin. Kemudian pada tahun 2001 pembukaan cabang selanjutnya di lakukan di Padang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung dan
Makasar serta pembukaan cabang di Medan dan Palembang pada tahun 2002. Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan
relokasi cabang Jepara ke Semarang. Pada tahun 2003 , dibentuk Cabang Syariah Banking and Financial Service peta navigasi dan pembukaan cabang syariah
Prima Jakarta dan Surabaya. Kemudian pada tahun 2005, dilakukan pengembangan cabang secara agresif, penataan organisasi dan adanya otonomi
khusus. Sedangkan pada tahun 2006 terbentuklah 22 Kantor Cabang Syariah, 29 Kantor Cabang Pembantu dan 128 Syariah Channeling Outlet.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan pembukaan Cabang Syariah, antara lain: 1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap untuk mewujudkan BNI
sebagai Universal Banking 2. Berdasarkan data Majelis Ulama Indoneisa MUI, sebanyak 30 masyarakat
Indonesia menolak sistem bunga 3. Landasan operasional perbankan syariah sudah kuat
4. Masih terbatasnya saingan 5. Berdasarkan hasil survey, masyarakat memberikan respon baik dan
kepercayaan yang besar terhadap kehadiran Bank Syariah Adapun berdirinya PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan berdasarkan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan perbankan syariah adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 10 tahun 1998
Universitas Sumatera Utara
2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.3223KepDir tanggal 12 Mei 1999 tentang bank umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan
kegiatan usaha dan pembukaan Kantor Cabang Syariah. 3. Peraturan Bank Indonesia No. 27PBI2000 Tanggal 27 Februari 2000
tentang Giro Wajib Minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
4. Peraturan bank Indonesia No. 214PBI2000 tanggal 9 juni 2000 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 13PBI1999 tentang
penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar kliring lokal
5. Peraturan Bank Indonesia No. 28PBI2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang pasar uang atas bank berdasarkan prinsip syariah.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 29PBI2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang sertifikat wadiah bank Indonesia.
7. Buku petunjuk pendirian bank syariah PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Cabang Syariah Medan
merupakan cabang yang kesebelas yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 yang di resmikan oleh Agoest Soebakti, Direktur Ritel Bank Indonesia. PT. Bank
Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan adalah satu dari usaha BNI yang hadir untuk melayani masyarakat dengan landasan sistem
perbankan syariah dalam rangka mewujudkan BNI sebagai Bank Universal.
Universitas Sumatera Utara
B. VISI, MISI, DAN TUJUAN PT. BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk. KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN
a. Visi PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan
“Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaedah sehingga insyaAllah membawa berkah”
b. Misi PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan
“Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga
dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri” c. Tujuan . PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk. Kantor Cabang
Syariah Medan Tujuan utama manajemen PT BNI dalam pengembangan Bank
Syariah adalah : Dalam rangka menjadi Universal Banking perlu mengakomodir
kebutuhan masyarakat yang ingin menyalurkan keuangannya melalui perbankan syariah serta sebagai alternatif dalam
menghadapi krisis yang mungkin timbul dikemudian hari, mengingat kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tidak
terkena negatif spread seperti yang dialami oleh Bank-Bank konvensional.
Universitas Sumatera Utara
C. KELEBIHAN SISTEM SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
Kelebihan sistem syariah dibanding sistem konvensional baik dari segi hukum agama maupun benefit adalah bahwa usaha syariah adalah
berdasarkan Syariat Islam, yang mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam melakukan transaksideal dengan nasabah misalnya
dalam pengambilan keuntungan margin serta bagi hasil, sedangkan dari segi benefit diharapkan akan lebih memberikan barokah atau ketentraman
bathin bagi para nasabah yang menggunakannya. Perbankan syariah di Indonesia pada suatu saat diharapkan mampu
bersaing dengan bank konvensional dari sisi omzet, mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentunya bahwa bank syariah harus
dikelola secara baik dan professional dengan dukungan SDM yang tangguh karena sistim operasional bank syariah sangat mendukung untuk
mencapai hal tersebut.
D. PERBEDAAN ANTARA TABUNGAN DENGAN SISTEM SYARIAH DENGAN TABUNGAN UMUM SELAMA INI BANK
KONVENSIONAL Kelebihan sistem syariah dibandingkan sistem konvensional seperti telah
dibahas pada pembicaraan terdahulu adalah usaha syariah berdasarkan Syariat Islam yang mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam
melakukan transaksi deal dengan nasabah. Dalam hal perbedaan antara tabungan mudharabah dan tabungan umum, yang paling utama adalah
Universitas Sumatera Utara
tabungan dan juga produk dana lainnya dalam sistem syariah tidak mengenal bunga interest yang tetap seperti bank konvensional,
melainkan dikenal dengan istilah bagi hasil sharing . Jadi pada saat awal pembukaan rekening dilakukan perjanjian bagi hasil yang tetap antara
bank dengan calon nasabah .
E. YANG MENJADI KEUNGGULAN BNI SYARIAH BNI Syariah didirikan dengan memanfaatkan jaringan BNI konvensional
yang ada baik fasilitas ATM maupun Kantor cabang BNI konvensional dengan melalui Syariah Production Counter . Dengan demikian layanan
syariah ini selain di Cabang Syariah . juga dapat dilayani di Kantor Cabang Konvensional, misalnya transaksi pembukaan rekening Tabungan
dan Deposito.
1. Produk-produk yang ditawarkan oleh BNI Syariah untuk lebih menarik minat masyarakat
a Produk Dana : b Giro Wadiah
c Tabungan Mudharabah d Tabungan Haji Mudharabah THI Mudharabah
e Deposito Mudharabah f Produk Pembiayaan :
g Pembiayaan Murabahah h Pembiayaan Mudharabah
i Pembiayaan Musyarakah
Universitas Sumatera Utara
j Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri k Produk Jasa :
l Kiriman uang, berdasarkan prinsip wakalah. m Garansi Bank berdasarkan prinsip kafalah.
n Inkaso, berdasarkan prinsip wakalah. Produk andalan BNI Syariah adalah Tabungan Syariahplus yang didukung
oleh jaringan ATM yang luas
2. Produk pembiayaan yang disediakan oleh BNI Syariah
BNI Syariah untuk saat ini telah menyediakan beberapa pilihan yang kami yakin akan menarik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk-
produk tersebut adalah : a Pembiayaan Murabahah :
Yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan nasabah, sebesar harga perolehan harga barang yang
diperjualbelikan ditambah dengan keuntungan yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin yang disepakati bersama dan pembayaran
oleh nasabah dilakukan secara tangguh dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil angsuran.
b Pembiayaan Mudharabah : Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di
mana pemilik modal bank shahibul maal menyediakan modal 100, sedangkan pihak lain menjadi pengelola usaha debitur mudharib.
Keuntungan dari usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
Universitas Sumatera Utara
c Pembiayaan Musyarakah : Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di
mana pemilik modal bank shahibul maal menyediakan modal tidak 100 tergantung dari musyawarah antara kedua belah pihak, sedangkan
pihak lain menjadi pengelola usaha debitur mudharib. Keuntungan dari usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
d Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri Pembiayaan Ijarah : Pembiayaan yang dilakukan melalui pola kontrak sewa yang diakhiri
dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian padanya merupakan
pembelian barang secara berangsur.
3. Yang dimaksud dengan bagi hasil