Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama

28 Membantu seseorang guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat kelak. - Tujuan Khusus 1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegahnya timbul masalah bagi dirinya sendiri. 2. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi. 3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau telah lebih bagik agar tetap baik atau menjadi lebih baik. 41

b. Fungsi Bimbingan Agama

Memperhatikan tujuan umum dan khusus di atas, Ainur Rahim Faqih merumuskan fungsi dari bimbingan agama yaitu : a. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. b. Fungsi Kuratif atau Korektif, yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. 41 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001, h. 36. 29 c. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu agar situasi yang semula tidak baik menjadi lebih baik, dan kebaikan itu bertahan lama. d. Fungsi Development atau pengembangan, yaitu membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kond i si yang baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab masalah baginya. 42 Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan di atas dan sejalan dengan fungsi- fungsi bi mbingan agama tersebut, maka “Ainur Rahim Faqih mengemukakan di dalam bukunya, melakukan bimbingan agama secara garis besar disebutkan sebagai berikut: 1. Membantu individu mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakekatnya atau memahami kembali keadaan dirinya, sebab dalam keadaan tertentu dapat terjadi individu tidak mengenal atau tidak menyadari keadaan dirinya yang sebenarnya. Secara singkat dikatakan bimbingan agama mengingatkan kembali individu akan fitrahnya. 2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, dari segi baik dan buruknya, kekuatan serta kelemahannya, sebagai sesuatu yang memang telah ditetapkan Allah nasib atau takdir, 42 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam…..h. 36. 30 tetapi juga harus disadari bahwa manusia harus berikhtiar, kelemahan yang ada pada dirinya bukan terus menerus disesali. dapat dikatakan untuk membantu individu tawakal atau berserah diri kepada Allah. 3. Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. 4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah. Secara islami terapi umum untuk memecahkan masalah rohaniah individun dilakukan dengan cara yang dianjurkan oleh al- Qur’an dan al-Hadist sebagai berikut: a. Berlaku sabar b. Membaca dan memahami al- Qur’an c. Berzikir atau mengingat Allah. 43 5. dapat memberikan petunjuk arah yang benar, dalam hal ini Allah berfirman dalam al- Qur’an surat Asy Syuura ayat 52        Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus ”. 44 6. Untuk pembinaan moral, mental, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 45 43 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: VII Press, 2002, h. 37. 44 Depag Ri, Terjemahan Al Quran, Semarang: Toha Putra, 1989, h. 791 45 Ibid., h. 447. 31 Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yaitu dengan memberikan pengertian, pengetahuan dan nasehat kepada orang dengan benar, agar masyarakat dapat melakukan perbuatan yang didasari dengan ajaran agama dan memecahkan masalah sesuai pedoman agama yakni al- Qur’an dan al-Hadist.

6. Metode Bimbingan Agama

46 Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan agama, maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama menurut pendapat Arifin. M. Ed, dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan suatu teknik atau metode didalam bimbingan dengan cara penyajian atau penyampaian informasinya melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak bimbing, pembimbing juga sering menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, kitab, peta dan alat lainnya. Metode ini sering dipakai dalam bimbingan agama yang banyak diwarnai dengan ciri karakteristik bicara seorang pembimbing pada kegiatan bimbingan agama. Metode ini pembinaannya dilakukan secara kelompok dan pembimbing melakukan komunikasi secara langsung. 2. Metode Cerita kisah Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam bentuk cerita. Cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai 46 H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998, Cet. Ke-5, h. 44-47