Sarana Pengawasan Melekat Landasan Teori .1 Pengawasan

2.2.2.4 Sarana Pengawasan Melekat

Setiap atasan langsung dalam melaksanakan pengawasan melekat harus mengetahui secara tepat sarana yang sekaligus menjadi sasarannya. Dewasa ini masih tampak bahwa pada umumnya atasan langsung tidak mengetahui sarana dan sasaran pengawasan melekat yang tepat untuk dilaksanakan sehingga pengawasan tersebut masih kurang atau bahkan ada yang tidak dilaksanakan, meskipun tidak berarti pengawasan tersebut belum dilaksanakan. Sarana dan sekaligus sasaran pengawasan, termasuk pengawasan melekat oleh pimpinanatasan langsung dilingkungan satuan organisasisatuan kerja sesuai dengan Inpres No. 15 Tahun 1983 terdapat 6 enam unsur sebagai berikut : 1. Pengorganisasian Sebuah organisasi, baik sebagai wadah maupun proses kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, merupakan alat dan bukan tujuan. Oleh karena itu organisasi harus disusun sedemikian rupa agar mampu mewadahi dan mengoperasikan volume dan beban kerja sebagai tugas pokok secara layak. 2. Kebijaksanaan Kebijaksanaan adalah penafsiran setiap peraturan atau ketentuan yang berlaku dengan maksud membimbing dan mengarahkan atau memberikan pembatasan pada tindakan. Kebijaksanaan dapat juga diartikan sebagai pengaturan pola tingkah laku yang ditetapkan lebih dahulu untuk melengkapi pengaturan yang belum terdapat atau belum jelas di dalam peraturan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku di lingkungan aparatur pemerintah. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan merupakan pernyataan kehendak atau pemikiran pimpinan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya pada saat pekerjaan akan dilaksanakan. 3. Prosedur kerja Prosedur kerja adalah tata hubungan dan pentahapan kerjasama yang digunakan secara sistematis untuk melaksanakan tugas pokok dan tugas-tugas lainnya dalam batas-batas peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan kebijaksanaan yang ditetapkan di lingkungan satu satuan organisasiunit kerja tertentu. 4. Perencanaan Perencanaan harus dijadikan pedoman dan arahan dalam melaksanakan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara berdisiplin, agar targetnya dapat dicapai, baik dari segi volume yang menyangkut kualitas dan kuantitas maupun dari segi waktu. 5. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dapat diartikan sebagai cara pengendalian dalam pendayagunaan berbagai sumber daya dalam melaksanakan tugas- tugas umum pemerintahan dan pembangunan, terutama berupa sumber financial untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam upaya mencapai tujuan negara. Pencatatan merupakan landasan bagi pelaporan dan sarana bagi penilaian kegiatan. Oleh karena itu pelaporan harus dijadikan sarana untuk memberikan informasi yang actual tentang perkembangan, kemajuan atau prestasi dan hambatan-hambatan, yang dapat digunakan untuk mengadakan tindakan koreksi dalam menjalankan pengawasan dari jauh tidak langsung sebagai fungsi manajemen setiap pimpinan. 6. Pembinaan Personil Dalam pembinaan personil, perekrutan calon pegawai pertama kali merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu sekurang-kurangnya perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menetapkan persyaratan pekerjaan yang akan dijadikan kriteria dalam menerima pegawai. b. Menyeleksi personil dari dalam atau dari luar organisasiunit kerja yang memerlukannya untuk mendapatkan yang kualitasnya sesuai tuntutan pekerjaan yang akan diembannya. Apabila kedua langkah tersebut di atas dilakukan, dapat diharapkan diperoleh personil yang secara teknis menguasai dengan baik bidang kerja yang dipercayakan kepadanya, sehingga dapat meringankan tugas pembinaan personil. Sejalan dengan kedua langkah tersebut pembinaan personil yang menjadi tugas dan tanggung jawab pimpinan organisasiunit kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Pembinaan personil dalam bidang teknis, bertujuan agar terus menerus memiliki kemampuan kerja yang serasi dengan perkembangan metode, kerja dengan atau tanpa peralatan mutakhir yang paling efektif atau paling produktif. b. Pembinaan personil dari segi sosial, bertujuan agar memiliki kepuasan kerja dalam hubunganya dengan dedikasi, loyalitas, hubungan kerja, disiplin, motivasi untuk berprestasi, pelayanan administrasi kepegawaian, pemberian insentif material dan nonmaterial, kerjasama, kesejahteraan dan keselamatan, keamanan kerja dll. Sedangkan sarana pengawasan melekat menurut Adi 1992:31 dalam buku Pedoman Pengawasan Melekat meliputi : 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi disusun untuk memberikan kejelasan mengenai pembagian tugas fungsi, wewenang, tanggung jawab serta hubungan antara satu unit organisasi dengan unit lainnya. Struktur organisasi hendaknya : a. Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatannya secara wajar. b. Fleksibel agar memungkinkan perubahan struktur organisasi yang disebabkan oleh lingkungan, tujuan organisasi, kebijaksanaan atau perencanaan. c. Berhasil guna atau berdaya guna. Struktur organisasi yang ada perlu didukung oleh karyawan yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. 2. Kebijaksanaan Pelaksanaan Setiap pimpinan unit kerja wajib menyusun kebijaksanaan pelaksanaan sebagai petunjuk bagi setiap bawahannya. Kebijaksanaan pelaksanaan yang dibuat harus : a. Berdasarkan kebijaksanaan yang lebih tinggi b. Sesuai dengan kebijaksanaan yang lebih tinggi atau yang setingkat dalam masalah yang sama c. Merupakan penjabaran kebijaksanaan yang lebih tinggi d. Tertulis serta disusun secara sistematis, jelas, konsisten dan terinci e. Dikomunikasikan secara sistematis kepada para pejabatpetugas. Komunikasi ini diperlukan agar usaha-usahanya dalam mencapai tujuan sejalan dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan. 3. Rencana Kerja Rencana kerja disusun untuk memberikan kejelasan tentang tujuan, sasaran dan cara pelaksanaannya. 4. Prosedur Kerja Prosedur kerja disusun untuk memberikan petunjuk yang jelas tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan suatu kegiatan. 5. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Kerja Pencatatan dan pelaporan hasil kerja disusun untuk memberikan kejelasan tentang semua informasi pelaksanaan tugas baik yang menyangkut kemajuan maupun hambatan-hambatan untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan. Pencatatan dan pelaporan hasil kerja harus : a. Berdasarkan fakta. b. Melalui prosedur kerja yang telah ditentukan. c. Tepat waktu dan teratur. d. Mencakup semua aspek pelaksanaan tugas. e. Mencakup semua tahap kegiatan. 6. Pembinaan Personil Pembinaan personil dilakukan untuk meningkatkan kemampuan, semangat dan gairah kerja, disiplin melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan tidak mempunyai sikap atau tindakan yang bertentangan dengan maksud serta kepentingan tugas. 7. Formulir dan Alat Standar Kerja Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan pelaksanaan pengawasan melekat, hendaknya digunakan formulir dan alat standar kerja tertentu. Agar memperoleh kejelasan, formulir-formulir dan alat standar kerja perlu : a. Sederhana dan mudah dimengerti b. Mencakup unsur-unsur yang diperlukan c. Adanya keseragaman pola.

2.2.2.5 Pelaksanaan Pengawasan Melekat