Prinsip-prinsip Pengawasan Melekat Landasan Teori .1 Pengawasan

a. Memperbaiki dengan cara memberikan bimbingan dan pembinaan, sebagai tindakan-tindakan yang langsung dapat dilaksanakan oleh setiap atasan. b. Memperbaiki dengan cara menyusun program atau mengirim pegawai untuk mengikuti pendidikan dan latihan sesuai keperluan. c. Memperbaiki perumusan kebijakan, perintah, perencanaan dan pembagian tugaspekerjaan, baik yang bersifat operasional maupun strategi. Jika tindak lanjut dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka dapat diharapkan pengawasan melekat mempunyai makna yang positif bagi terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa.

2.2.2.3 Prinsip-prinsip Pengawasan Melekat

Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan melekat mempunyai arti luas yang bersifat menyeluruh didalamnya tercakup kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan penilaian terhadap semua kegiatan organisasi, oleh karena pengawasan tersebut mempunyai sifat menyeluruh dan luas perlu adanya prinsip-prinsip pengawasan yang dapat dipatuhi dan dijalankan dalam melaksanakan pengawasan melekat tersebut. Adapun prinsip-prinsip pokok pengawasan melekat diatur dalam Instruksi Presiden No 1 Tahun 1989 adalah sebagai berikut : 1. Bahwa pada dasarnya pengawasan melekat dilakukan secara berjenjang. Namun demikian setiap pimpinan pada saat tertentu dapat melakukan pengawasan melekat pada setiap jenjang yang ada dibawahnya. 2. Pengawasan melekat harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan secara sadar dan wajar sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting dan tak terpisahkan dari perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan. 3. Pengawasan melekat lebih diarahkan pada usaha pencegahan terhadap penyimpangan, karena itu perlu ada sistem yang jelas yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Dalam pelaksanaan fungsi manajemen perlu dilakukan pengawasan melekat untuk menjamin agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. 4. Pengawasan melekat harus bersifat membina, karena itu penentuan adanya suatu penyimpangan harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan penyimpangan tersebut harus dideteksi secara dini. Tindak lanjut terhadap temuan-temuan dalam pengawasan melekat harus dilakukan secara tepat dan tertib, didasarkan pada penelitian yang obyektif melalui analisa yang cermat sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk tindak lanjut yang berupa penghargaan bagi yang berprestasi baik. 5. Pengawasan melekat harus merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai kegiatan rutin 6. Pengawasan melekat merupakan pengawasan yang pokok, sedangkan pengawasan-pengawasan lainnya menunjang keberhasilan pengawasan melekat. Menurut Situmorang 1994:75 prinsip-prinsip pengawasan pada umumnya adalah : 1. Obyektif dan menghasilkan fakta Pengawasan harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan dan berbagai faktor yang mempengaruhi. 2. Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan Untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan- kesalahan dan penyimpangan, pengawasan harus bertolak pangkal dari keputusan pimpinan, yang tercermin dalam : a. tujuan yang ditetapkan b. rencana kerja yang telah ditentukan c. kebijaksanaan dan pedoman kerja yang telah digariskan d. perintah yang telah diberikan e. peraturan-peraturan yang telah ditetapkan 3. Preventif Karena pengawasan pada dasarnya adalah untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yang harus efisien dan efektif, maka pengawasan harus bersifat mencegah jangan sampai terjadi kesalahan-kesalahan, berkembangnya dan terulangnya kesalahan-kesalahan. 4. Bukan tujuan, tetapi sarana Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tetapi sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 5. Efisien Pengawasan haruslah dilakukan secara efisien, bukan justru menghambat efisien pelaksanaan pekerjaan. 6. Apa yang salah Pengawasan janganlah terutama mencari siapa yang salah,tetapi apa yang salah, bagaimana timbulnya dan sifat kesalahan. 7. Membimbing dan mendidik Manajemen merupakan pengembangan manusia, bukan benda. Sebagai suatu fungsi manajemen, maka pengawasan harus pula mengembangkan faktor manusia. Oleh karenanya pengawasan harus bersifat membimbing dan mendidik agar pelaksana atau pegawai meningkatkan kemampuan dan dedikasinya untuk melakukan tugas- tugas yang telah ditetapkan.

2.2.2.4 Sarana Pengawasan Melekat