segan memberikan sanksi sesuai dengan kesalahan dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
a. Pemantauan terhadap kehadiran atau absensi semua pegawai
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis yang dilakukan pada bulan Oktober di kantor Dinas Tenaga Kerja Propinsi
Jawa Timur, pemantauan terhadap disiplin pegawai dilakukan dengan memantau daftar absensi pegawai. Pencatatan merupakan proses
pendokumentasian kejadian secara sistematis yang relevan dengan kepentingan organisasiinstansi. Pencatatan dapat diartikan sebagai
cara pengendalian dalam pendayagunaan berbagai sumber daya dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan. Pencatatan sangatlah
penting karena pimpinan tidak selamanya bisa mengawasi bawahan dalam bekerja, misalnya dengan adanya daftar absensi, dapat
membantu pimpinan dalam mengawasi tingkat kedisiplinan pegawai. Pemantauan terhadap daftar absensi dilakukan secara langsung oleh
Kepala Bagian, akan tetapi Kepala bagian juga tidak bisa melakukan pemantauan sendiri tanpa bantuan dari kepala sub bagian. Berikut
penuturan Bapak Drs. Budi Santoso tentang pemantauan terhadap daftar absensi :
“ Begini mbak,kalau untuk pemantauan terhadap kehadiran pegawai biasanya saya lakukan dengan memperhatikan kehadiran
pegawai pada saat apel pagi atau senam pagi. Dari situ saya bisa melihat siapa saja pegawai atau bawahan saya yang tidak mengikuti
kegiatan tersebut. Selain itu saya juga akan mengecek langsung daftar absensi pegawai, jadi saya bias tahu kalau ada bawahan saya yang
bolos kerja”. wawancara tanggal 12 Oktober pukul 09.00 WIB.
Pemantauan terhadap daftar absensi ini selain dilakukan oleh Kepala bagian juga dilakukan oleh masing-masing pimpinan unit
kerja. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Drs. Suhartoyo,MM selaku kasubbag TU kepada penulis:
“saya sebagai kasubbag TU juga sering mbak memantau absensi pegawai saya. Selain pemantauan tersebut dilakukan oleh Pak
Budi, saya juga biasanya selalu memperhatikan bawahan yang saya pimpin. Apakah mereka mengikuti kegiatan apel pagi atau tidak. Tapi
biasanya ketidakikutsertaan mereka selain dikarenakan terlambat juga dikarenakan urusan yang lain seperti dinas luar atau memang
pegawai tersebut bolos kerja tidak masuk kerja tanpa keterangan. Dari laporan absent tersebut biasanya dibuatkan rekap absent untuk
kemudian diserahkan kepada Bapak Budi.” wawancara tanggal 12 Oktober pukul 10.00 WIB.
Untuk lebih mempertegas pernyataan diatas selanjutnya penulis
juga mengadakan wawancara terhadap salah satu staf di sub bagian penyusunan program yaitu dengan Ibu Sri Endah, Ssos selaku pegawai
yang dipantau, mengenai pemantauan pimpinan terhadap daftar absensi, berikut penuturannya :
“ Iya mbak, kalau Pak Budi itu sebenarnya sangat memperhatikan bawahannya, contohnya saya sendiri pernah
mendapat teguran dari beliau karena saya terlambat mengikuti senam pagi, tetapi setelah saya memberikan alasan yang sebenarnya kenapa
saya terlambat, ya beliau tidak marah dan memaklumi, beliau Cuma bilang agar jangan mengulangi lagi”. wawancara tanggal 14
Oktober pukul 09.30 WIB.
Dari hasil pengamatan penulis ketidakikutsertaan pegawai pada
saat apel atau senam pagi selain dikarenakan terlambat, akan tetapi juga dikarenakan kepentingan atau masalah lain seperti sakit, ijin,
dinas luar atau bahkan tanpa keterangan. Seperti yang tercantum dalam rekapitulasi absensi pegawai berikut ini:
Tabel 6 Jumlah pegawai di Sub Bagian Tata Usaha yang sakit, ijin, dinas
luar dan tanpa keterangan dalam kurun waktu 6 bulan
No Bulan Sakit
Ijin Dinas luar
Tanpa keterangan
1 2
3 4
5 6
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
8 4
1 2
1 1
4 2
2 4
3 1
10 15
12 14
14 14
2 1
1 1
1 1
Sumber: Kantor Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur 2008 Dari hasil wawancara dan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa pemantauan daftar absensi pegawai yang dilakukan oleh pimpinan telah berjalan dengan baik. Pemantauan berjalan efektif
terlihat dari berkurangnya jumlah pegawai yang bolos kerja.
b. Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan pegawai.