Syarat Kepemimpinan Pengertian Kinerja Pegawai Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Kartono 1993:138 kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi, sebab kepemimpinan yang menunjukkan suatu pengelolaan organisasi itu berhasil dilaksanakan dengan hasil yang sempurna atau sukses. Ini berarti bahwa pemimpin itu berhasil dalam 3 hal yaitu: a. Mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba dalam proses pengelolaan organisasi. b. Berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang ada. c. Sanggup membawa organisasi kepada sasaran jangka waktu yang telah ditetapkan. Dengan demikian pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau satu organisasi. Maka keberadaan pemimpinnya itu selalu ada ditengah-tengah kelompoknya anak buah, bawahan,rakyat dan dirasakan keberadaannya oleh anggotanya.

2.2.3.3 Syarat Kepemimpinan

Menurut Kartono 1998:31 syarat-syarat kepemimpinan : 1. Kekuasaan Kekuatan,otoritas dan legalisasi yang memberikan wewenang kepada pimpinan guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu. 2. Kewajiban Kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu “membawahi” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbedaan- perbedaan sesuatu. 3. Kemampuan Segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. Yang jelas, pemimpin itu harus memiliki ketiga hal diatas sebagai upaya untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungannya, serta dapat membentuk integritas kepribadian dalam dirinya sehingga dapat menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan mempunyai norma dalam bermasyarakat.

2.2.3.4 Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan 1

Fungsi Kepemimpinan Menurut Rivai 2004:53 dalam bukunya ”Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi”. Fungsi artinya jabatan pekerjaan yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompokorganisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pimpinan berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu: a. Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. b. Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang di pimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik feed back untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan diputuskan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. c. Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan mencampuri atau mengambil tugas poko orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. d. Fungsi Delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuatmenetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi. e. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang suksesefektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujaun bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. 2 Tipe Kepemimpinan Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu: a. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas. b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama. c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut perilaku kepemimpinan yang terwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu: a. Tipe kepemimpinan otoriter Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah. b. Tipe kepemimpinan kendali atas Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe-tipe kepemimpinan otoriter, pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan sebagai penasihat. c. Tipe kepemimpinan demokratis Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompokorganisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subyek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.

2.2.4 Kinerja Pegawai

2.2.4.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Menurut Anwar 2000:67, kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Keban dalam Hessel 2003:1 Kinerja Pegawai adalah tingkat pencapaian hasil atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Lain lagi menurut Abdurraman 1986:296 Kinerja Pegawai adalah perbuatan oleh suatu pihak terhadap perjanjian dimana ia akan menyelesaikan melaksanakan pekerjaan berdasarkan perjanjianperintah mengenai sesuatu yang harus diselesaikan. Berdasarkan definisi diatas maka Kinerja Pegawai adalah perbuatan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi si salam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.

2.2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Mahmudi 2005:21 Kinerja Pegawai merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah : 1. Faktor personalindividual, meliputi : pengetahuan, ketrampilan skill, kemampuan, kepercayaan diri, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. 2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader. 3. Faktor tim, meliputi : kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi. 5. Faktor konstitual situasional, meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Sedangkan menurut Martoyo 2000:172 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai yaitu sebagai berikut : a. Kuantitas kerja, merupakan jumlah pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan. b. Kerjasama, merupakan kemampuan para karyawan untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam hal ini menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. c. Inisiatif atau prakarsa, merupakan kemampuan seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan tugas tanpa menunggu perintah dan bimbingan. d. Adaptasi, merupakan penyesuaian diri karyawan terhadap lingkungan kerja. e. Kehadiran atau presensi, merupakan kedatangan secara fisik karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

2.3 Kerangka Berpikir

Merupakan penjelasan spesifik mengenai alur pikir teoritis terhadap pemecahan permasalahan yang diteliti. Penjelasan tentang teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan alur atau jalinan teori yang mengarah pada pemecahan masalah. Agar dalam suatu organisasi tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan, penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang, maka peranan pimpinan dalam melakukan pengawasan harus lebih ditingkatkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam hal ini dapat dilihat pada gambar :