Karakteristik Donat dengan Penambahan Jagung dan Bayam Deskriptif Panelis

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Donat dengan Penambahan Jagung dan Bayam

Berdasarkan ketiga perlakuan yang berbeda terhadap donat dengan penambahan jagung dan bayam maka dihasilkan donat jagung bayam yang berbeda. Perbedaan ketiga donat jagung bayam yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1, 4.2 dan tabel 4.1, 4.2 berikut ini: Gambar 4.1. Donat Jagung Bayam Sebelum Digoreng Tabel 4.1. Karakteristik Donat Jagung Bayam Sebelum Digoreng Karakteristik Donat Jagung Bayam A 1 A 2 A 3 Warna Hijau muda Hijau kekuningan Hijau tua Aroma Khas jagung bayam Khas jagung Khas bayam Rasa Khas jagung bayam Khas jagung Khas bayam Tekstur Lembut Keraskasar Sedikit keraskasar Keterangan : A 1 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:2,5:2,5 A 2 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:3:2 A 3 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:2:3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Donat Jagung Bayam Sesudah Digoreng Tabel 4.2. Karakteristik Donat Jagung Bayam Sesudah Digoreng Karakteristik Donat Jagung Bayam A 1 A 2 A 3 Warna Coklat kehijauan Coklat kekuningan Coklat kehijautuaan Aroma Khas jagung bayam Khas jagung Khas bayam Rasa Khas jagung bayam Khas jagung Khas bayam Tekstur Lembut Keraskasar Sedikit keraskasar Keterangan : A 1 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:2,5:2,5 A 2 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:3:2 A 3 : Perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:2:3 Berdasarkan berat bahan dasar donat dengan tepung terigu, jagung dan bayam dengan berat 1000 gram, menjadi total adonan dengan berat 1500 gram dan menghasilkan 30 buah dengan berat 50 gramdonat. Diameter donat yang dihasilkan sebelum dan sesudah mengembang juga berbeda. Donat yang sudah dicetak berdiameter ± 5 cm, namun setelah mengembang sekitar 30 menit diameter donat bertambah menjadi ± 7 cm donat. Dan hasil akhir setelah digoreng diameter donat tetap ± 7 cm.

4.2. Deskriptif Panelis

Panelis adalah 30 orang mahasiswai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Panelis terdiri dari 7 orang laki-laki dan 23 orang Universitas Sumatera Utara perempuan. Umur panelis berkisar antara 17-37 tahun. Pada saat diminta tanggapan penilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, dan tidak mengalami cacat fisik pada organ yang dipakai untuk menilai. 4.3. Analisis Organoleptik Rasa Donat Jagung Bayam dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam Hasil analisis organoleptik rasa donat Jagung Bayam dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3. Hasil Analisis Organoleptik Rasa Donat Jagung Bayam Rasa Donat Jagung Bayam Kriteria A 1 A 2 A 3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 18 54 60 10 30 33,3 12 36 40 Kurang Suka 10 20 22,2 15 30 33,3 8 16 17,7 Tidak Suka 2 2 2,2 5 5 5,5 10 10 11,1 Total 30 76 84,4 30 65 72,1 30 62 68,8 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat hasil analisa organoleptik rasa dari ketiga donat dengan penambahan jagung dan bayam. Skor untuk donat jagung bayam A 1 memiliki skor tertinggi yaitu 76 84,4 dengan kriteria kesukaan adalah suka, donat jagung bayam A 2 memperoleh skor sebesar 65 72,1 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah donat jagung bayam A 3 yaitu 62 68,8 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa donat jagung bayam dengan perbandingan tepung terigu, jagung, bayam 5:2,5:2,5. Hasil analisa sidik ragam terhadap rasa donat jagung bayam dapat dilihat pada tael 4.4 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Rasa Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 3,6 1,8 3,3 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 47,5 0,54 Total 89 51,1 2,34 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.4, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa donat jagung bayam A 1 , A 2 , dan A 3 dengan nilai F Hitung 3,3 ternyata lebih besar dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jagung dan bayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa donat jagung bayam yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.5 : Tabel 4.5. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Rasa Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata A 2 – A 3 = 2,2 – 2,1 = 0,1 0,37 A 1 – A 2 = 2,5 – 2,2 = 0,3 0,40 A 1 – A 3 = 2,5 – 2,1 = 0,4 0,37 2,1 2,2 2,5 Jadi A 2 = A 3 Jadi A 1 = A 2 Jadi A 1 ≠ A 3 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa donat jagug bayam A 2 tidak berbeda dengan kedua perlakuan donat lainnya. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa donat jagung bayam A 1 berbeda dengan donat jagung bayam A 3 . 4.4. Analisis Organoleptik Aroma Donat Jagung Bayam dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam Hasil analisa organoleptik aroma donat jagung bayam dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Hasil Analisa Organoleptik Aroma Donat Jagung Bayam Aroma Donat Jagung Bayam Kriteria A 1 A 2 A 3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 19 57 63,3 4 12 13,3 7 21 23,3 Kurang Suka 7 14 15,5 17 34 37,8 12 24 26,7 Tidak Suka 4 4 4,4 9 9 10 11 11 12,2 Total 30 75 83,2 30 55 61,1 30 56 62,2 Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap aroma, donat jagung bayam A 1 memiliki skor tertinggi sebesar 75 83,2 dengan kriteria kesukaan adalah suka, donat jagung bayam A 2 memiliki skor terendah sebesar 55 61,1 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan donat jagung bayam A 3 memiliki skor yaitu 56 62,2 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma donat jagung bayam dengan perbandingan tepung terigu, jagung, dan bayam 5:2,5:2,5. Hasil analisa sidik ragam terhadap aroma donat jagung bayam dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Aroma Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 8,5 4,25 8,17 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 45,1 0,52 Total 89 53,6 4,77 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.7 bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap aroma donat jagung bayam A 1 , A 2 , da A 3 dengan nilai F Hitung 8,17 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jagung dan bayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma donat yang dihasilkan. Karena ada perbedaan antara Universitas Sumatera Utara ketiga perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya yaitu: Tabel 4.8. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Aroma Perlakuan A 2 A 3 A 1 Rata-rata A 3 – A 2 = 1,9 – 1,8 = 0,1 0,36 A 1 – A 3 = 2,5 – 1,9 = 0,6 0,38 A 1 – A 2 = 2,5 – 1,8 = 0,7 0,36 1,8 1,9 2,5 Jadi A 3 = A 2 Jadi A 1 ≠ A 3 Jadi A 1 ≠ A 2 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma donat jagung bayam A 3 tidak berbeda dengan aroma donat jagung bayam A 2 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap donat jagung bayam A 1 berbeda dengan kedua perlakuan donat yang lainnya. 4.5. Analisis Organoleptik Warna Donat Jagung Bayam dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam Hasil analisa organoleptik warna donat jagung bayam dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Hasil Analisa Organoleptik Warna Donat Jagung Bayam Warna Donat Jagung Bayam Kriteria A 1 A 2 A 3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 15 50 55,5 9 27 30 5 15 16,7 Kurang Suka 12 24 26,6 13 26 28,9 14 28 31,1 Tidak Suka 4 4 4,4 8 8 8,9 11 11 12,2 Total 30 78 86,5 30 61 67,8 30 54 60 Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap warna, donat jagung bayam A 1 memiliki total skor tertinggi yaitu 78 86,5, donat jagung bayam A 2 memiliki total skor 61 67,8, dan skor terendah adalah donat jagung bayam A 3 yaitu 54 60. Universitas Sumatera Utara Hasil analisa sidik ragam terhadap warna donat jagung bayam dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Warna Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 4,9 2,45 4,54 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 46,7 0,54 Total 89 51,6 2,99 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.9, ada perbedaan hasil penilaian terhadap donat jagung bayam A 1 , A 2 , dan A 3 dengan nilai F Hitung 23,4 ternyata lebih besar dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jagung dan bayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna donat yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.11. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata A 2 – A 3 = 2,0 – 1,8 = 0,2 0,37 A 1 – A 2 = 2,4 – 2,0 = 1,4 0,39 A 1 – A 3 = 2,4 – 1,8 = 0,6 0,37 1,8 2,0 2,4 Jadi A 2 = A 3 Jadi A 1 ≠ A 2 Jadi A 1 ≠ A 3 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna donat jagung bayam A 2 tidak berbeda dengan warna donat jagung bayam A 3 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap warna donat jagung bayam A 1 berbeda dengan kedua perlakuan donat yang lainnya. Universitas Sumatera Utara 4.6. Analisis Organoleptik Tekstur Donat Jagung Bayam dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam Hasil analisa organoleptik tekstur donat jagung bayam dengan penambahan jagung dan bayam dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Analisa Organoleptik Tekstur Donat Jagung Bayam Tekstur Donat Jagung Bayam Kriteria A 1 A 2 A 3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 19 57 63,3 6 18 20 10 30 33,3 Kurang Suka 4 8 8,9 7 14 15,5 12 24 26,7 Tidak Suka 7 7 7,8 17 17 18,8 8 8 8,9 Total 30 72 80 30 49 54,4 30 62 68,9 Berdasarkan tabel 4.12. dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap tekstur, donat jagung bayam A 1 memiliki total skor tertinggi yaitu 72 80, donat jagung bayam A 2 memiliki skor terendah 49 54,5, sedangkan donat jagung bayam A 3 memiliki skor sebesar 62 68,9 dimana kriteria kesukaan ketiga donat berada dalam kriteria kurang suka. Hasil analisa sidik ragam terhadap tekstur donat jagung bayam dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Tekstur Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 8,87 4,4 6,3 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 58,03 0,7 Total 89 66,9 5,1 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.13, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap donat jagung bayam A 1 , A 2 , dan A 3 dengan nilai F Hitung 6,3 ternyata lebih besar dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jagung dan bayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang Universitas Sumatera Utara berbeda nyata terhadap tekstur donat yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya dalam tabel 4.14. Tabel 4.14. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Tekstur Perlakuan A 2 A 3 A 1 Rata-rata A 3 – A 2 = 2,1 – 1,6 = 0,5 0,42 A 1 – A 3 = 2,4 – 2,1 = 0,3 0,44 A 1 – A 2 = 2,4 – 1,6 = 0,8 0,42 1,6 2,1 2,4 Jadi A 3 ≠ A 2 Jadi A 1 = A 3 Jadi A 1 ≠ A 2 Berdasarkan tabel Uji Duncan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur donat jagung bayam A 1 tidak berbeda dengan tekstur donat jagung bayam A 3 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur donat jagung bayam A 2 berbeda dengan kedua perlakuan donat yang lainnya.

4.7. Perhitungan Zat Gizi dalam Donat Jagung Bayam