Daya Terima terhadap Aroma Donat dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam

ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Akibat yang ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas rasa atau penurunan intensitas rasa Winarno 1997. Hal ini juga yang memberikan perbedaan terhadap penilaian yang diberikan oleh panelis sehingga berbagai variasi penambahan jagung dan bayam memberi perbedaan rasa donat jagung bayam yang dihasilkan.

5.3. Daya Terima terhadap Aroma Donat dengan Berbagai Variasi Penambahan Jagung dan Bayam

Pengujian organoleptik terhadap aroma oleh panelis menunjukan bahwa panelis menyukai aroma donat jagung bayam A 1 dengan skor tertinggi yaitu 75 83,2 sedangkan aroma donat jagung bayam A 2 mendapatkan skor terendah yaitu 55 61,1. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap aroma dari ketiga perlakuan pada Pembuatan donat dengan penambahan jagung dan bayam dengan nilai F Hitung 8,17 ternyata lebih besar dari F Tabel 3,11 bermakna bahwa penambahan jagung dan bayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma donat jagung bayam yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma donat jagung bayam A 3 dan A 2 ternyata sama. Namun pada donat A 1 berbeda dengan kedua perlakuan donat yang lainnya. Dapat dilihat juga bahwa aroma donat jagung bayam A 1 lebih disukai daripada rasa donat jagung bayam A 2 dan A 3 karena aroma donat jagung bayam A 1 mempunyai nilai skor yang paling tinggi yaitu 75 83,2. Universitas Sumatera Utara Munculnya aroma pada donat jagung bayam disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan yaitu jagung dan bayam masing-masing mempunyai aroma yang khas. Menurut Kartika 1988, aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan. Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 1997.

5.4. Daya Terima terhadap Warna Donat Jagung Bayam dengan Berbagai