Suku minang Makanan khas suku minangkabau Perilaku Kesehatan Suku Minangkabau

2. Suku Minangkabau

2.1 Suku minang

Minangkabau adalah suatu lingkungan adat di provinsi Sumatera Barat dan sekitarnya, pengertian Minangkabau tidaklah persis sama dengan pengertian Sumatera Barat. Hal ini disebabkan karena kata Minangkabau lebih banyak mengandung makna sosial kultural, sedangkan kata Sumatera Barat lebih banyak mengandung makna geografis administratif. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Minangkabau terletak dalam daerah geografis administratif Sumatera Barat dan juga menjangkau keluar daerah Sumatera Barat yaitu kesebagian barat daerah geografis administratif Propinsi Riau dan sebagian barat daerah geografis administratif Jambi. Kedua hal ini masuk kedalam lingkungan sosial kultural Minangkabau dapat diketahui bahwa mereka secara sosial dan budaya pada umumnya sama dengan yang terdapat dalam masyarakat yang berada di Sumatera Barat Panuh, 2012.

2.2 Makanan khas suku minangkabau

Minangkabau telah dikenal diseluruh nusantara sebagai daerah yang mempunyai banyak ragam makanan yang rasanya lezat. Hal ini didukung dengan keberadaan restoran ataupun rumah makan Padang. Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari disemua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging sapi, rendang juga menggunakan kelapa karambia, dan campuran berbagai bumbu lainnya asli Indonesia. Rendang Universitas Sumatera Utara memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah Sudiharto, 2007.

2.3 Perilaku Kesehatan Suku Minangkabau

Menurut Sudiharto 2007 dalam Nainggolan 2011, Praktik kesehatan keluarga Minangkabau dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran agama Islam. Keluarga Minangkabau pada kelas sosial yang rendah mempunyai pola perilaku mencari bantuan pertolongan kesehatan keluarga yang sederhana, yaitu dengan pergi ke dukun. Sejalan dengan aktivitas ekonomi di pedesaan, banyak warung yang menjual obat sampai ke pelosok. Oleh karena itu bila mereka sakit, biasanya mereka hanya berobat ke warung saja. Resiko yang dapat terjadi dengan pola mencari bantuan kesehatan seperti ini adalah terjadi komplikasi atau sakitnya semakin parah. Dampak yang lebih luas adalah bila datang ke rumah sakit dan tidak tertolong, mereka menganggap tenaga kesehatan di rumah sakit tidak cekatan sehingga jiwa anggota keluarga tidak tertolong. Dilain pihak bila dukun tidak berhasil menyembuhkan anggota keluarga mereka, keluarga akan mengatakan mereka belum berjodoh dengan pengobatan alternative atau dukun Sudiharto, 2007.

2.4 Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Minangkabau