“Kalau keluhan Alhamdulillah ndak ado taraso, mungkin dek dari dulu ibu harus karojo manolongan pandapek’an suami ibu yang hanyo kusia
bendi. Jadi ndak ado taraso apopun dibadan ibu le”. Kalau keluhan Alhamdulillah tidak terasa, mungkin karena dari dulu ibu
harus bekerja membantu pendapatan suami ibu yang hanya seorang kusir bendi. Jadi tidak terasa apapun lagi dibadan ibu. P2
“…kok kendala nan di badan ibu ndak ado ibu rasoan bono de nak, dek banyak bono tuntutan ekonomi mambuek ibu harus giat karjo mambantu
suami ibu… kalau ndak ibu sia juo lai, ibu manolongan suami ibu, penghasilan suami ibu ketek nyo”.
Kalau kendala yang ada ditubuh ibu tidak terlalu ibu rasakan nak, mungkin karena banyaknya tuntutan ekonomi membuat ibu harus giat
bekerja membantu suami ibu…kalau bukan ibu siapa lagi, ibu harus menolong suami ibu, penghasilan suami ibu hanya sedikit. P3
“Mungkin dek dari dulu alah menjadi suatu kawajiban dek ibu untuak bakarajo, dan emang manjadi tuntutan ekonomi mode itu. Kasado profesi
ibu kakok mulai dari batani sampai bataronak. Ibu yobono suko bakarojo”.
Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan ibu untuk bekerja, dan memang tuntutan ekonomi seperti itu. Semua profesi ibu jalani mulai dari
bertani sampai memelihara ternak, ibu sangat suka bekerja. P4 “Ibu rutin poi kawasah nak, baporak sayua dakek rumah, mambarasiahan
rumah ibu jo rumah anak ibu, mangasuah cucu. Tiok hari lah sibuk dek itu sajo nak, jadi ponek-ponek dibadan ndak taraso le. Karojo harus dikakok
untuak nambah piti lanjo kok ndak di kakok tu ndak cukuk piti lanjo le nak”.
Ibu rutin pergi kesawah nak, bertani sayur dekat rumah, membersihkan rumah ibu dan rumah anak ibu, menjaga cucu. Tiap hari ibu sibuk dengan
kegiatan itu saja nak, jadi rasa lelah dibadan sudah tidak terasa lagi. Semua harus dikerjakan untuk menambah uang belanja kalau tidak dikerjakan
tidak cukup uang belanja. P5
e. Perawatan masa menopause
Perawatan masa menopause mencakup semua tindakan yang dilakukan oleh ibu ketika masa menopause. Tindakan tersebut terdiri atas tindakan
perawatan harian dan tindakan mengatasi keluhan yang dialami oleh ibu.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara terhadap ibu suku Minang peneliti menemukan beberapa perawatan yang dilakukan dan tindakan mengatasi setiap keluhan yang
muncul pada masa menopause. 1
Perawatan diri Kunjungan pemeriksaan kesehatan secara umum merupakan hal yang
sangat jarang dilakukan oleh ibu suku Minang. Namun ada satu partisipan mengungkapkan harus melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulannya,
berikut ungkapannya: “ Yo ibu harus baubek rutin jo dokter, sakali 15 ari atau sakali sabulan
harus pariso”. Ya ibu harus berobat rutin sama dokter, sekali 15 hari atau sekali sebulan
harus periksa kesehatan.... P7
Dua orang partisipan mengungkapkan melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan dilakukan sekali dalam sebulan di posyandu lansia kelurahan, berikut
ungkapannya: “Ibu satiok bulan pariso kesehatan, disiko satiok bulan kan ado posyandu
lansia. Ibu pariso ksesehatan, di pariso dokter ri tensi yang paliang kodok dipariso”.
Ibu setiap bulan periksa kesehatan, disini setiap bulan ada posyandu lansia. Ibu melakukan pemeriksaan kesehatan, tensi yang paling sering
diperiksa oleh dokternya. P6 Partisipan pertama juga mengungkapkan kunjungan pemeriksaan
kesehatan tidak hanya dilakukan di posyandu lansia tapi juga dilakukan di puskesmas dan rumah sakit umum, berikut ungkapannya:
“Kadang-kadang poi ka puskesmas ibu, kadang ka uma sakik umum, kadang dikelurahan kan ado pospindu namo e, itu ajo nye, sakali sabulan
pospindu ado”. Kadang-kadang pergi ke puskesmas, kadang kerumah sakit umum.
Kadang dikelurahan pospindu namanya. Itu saja sih, sekali sebulan pospindu posyandu lansia ada. P1
Universitas Sumatera Utara
Empat partisipan lainnya melakukan pemeriksaan kesehatan ketika dalam
kondisi sakit saja, berikut ungkapannya: “Kalau pariso kesehatan rutin re iyo ndak ado ibu de, ibu ajo poi ka
dokter samenjak darah tinggi ghe ajo nye nak. Kalau ndak ado sakik ma ado ibu poi baubek”.
Kalau pemeriksaan kesehatan rutin ya tidak ada nak, ibu pergi ke dokter semenjak penyakit darah tinggi ini saja, kalau tidak ada sakit mana ada ibu
pergi berobat. P2
“Ibu poi ka dokter kalau sakik ajo nyo, kalau domom biaso ibu boli ubek dilopau”.
Ibu pergi ke dokter kalau sakit saja, jika demam biasa ibu beli obat di warung. P3
“Ibu ndak ado poi-poi kauma sakik de… badan ibu ndak ado nan sakik. Jadi apo yang nio di pariso. Kalau sakik barulah dipariso ka dokter”.
Ibu tidak ada pergi kerumah sakit…badan ibu tidak ada yang sakit, jadi apa yang mau diperiksa. Kalau sakit barulah diperiksa ke dokter. P4
Partisipan kelima mengatakan malas untuk pergi berobat tetapi ketika
merasakan sakit sudah sangat mengganggu ibu melakukan pemeriksaan kesehatan, berikut ungkapannya:
“Ibu maleh poi-poi barubek ri, beko lah siap baubek ndak ibu minum ubek e de… maleh ibu minum ubek ri, abis barubek ibu padiokan sajo dibawah
kasua atau ndak ibu campak’an ubek ri… kalau sakik ibu taraso sangek manggangu baru ibu poi pariso kesehatan ri”.
Ibu malas pergi berobat, nanti kalau sudah pergi berobat obatnya tidak ibu minum…ibu sangat malas minum obat itu, abis berobat ibu biarkan saja
dibawah kasur atau ibu buang obatnya… tapi kalau sakit ibu sudah terasa sangat mengganggu baru ibu periksa kesehatan. P5
Aktifitas yang dilakukan ibu suku Minang ketika masa menopause yaitu tetap bekerja aktif, seperti sebelum masa menopause dan melakukan olah raga
rutin diungkapkan oleh sebagian besar partisipan. Pekerjaan yang dilakukan antaralain kesawah, bertani, bertenak, berjualan dan pekerjaan rumah tangga,
berikut ungkapannya:
Universitas Sumatera Utara
“Sasudah sholat subuah jam satangah 6 ibulah mulai manjaik, kalau lah taraso ponek ibu baok bajalan sabonto kaliliang-kaliliang rumah”.
Sesudah sholat subuh jam setengah 6 ibu sudah mulai menjahit, kalau sudah terasa capek ibu bawa berjalan sebentar keliling rumah. P1
“Ibu ndak sonang diam de nak, kok karajo ri yobono suko ibu ngakok e, lah tuo model iko kok kawasah ri yo wajib dek ibu, ndak peduli sakik atau
indak e de. Ado-ado ajo nan ibu kakok nye kok mancari kayu disawah untuak kadapua pokok e nan karojo ri wajib dek ibu, mungkin dek olah
tabiaso me nak”. Ibu tidak senang diam nak, ibu sangat suka bekerja, sudah tua begini
kalau pergi kesawah itu wajib bagi ibu, tidak peduli lagi sakit atau tidak. Ada-ada saja yang ibu kerjakan mencari kayu bakar dan lain-lainnya,
mungkin karena sudah terbiasa nak. P2
“Kegiatan ibu ri yobono padek nak, sado pekerjaan RT, manyabik rumpuk dan manjadi buruh tani”.
Aktifitas ibu sangat padat nak…semua pekerjaan RT, menyabit rumput dan menjadi buruh tani kesawah. P3
“Ibu totop malakuan aktifitas ibu nak, poi kasawah, manyabik rumpuk jawi, marobuh aia, manggaleh ikan sampai ka kalurahan lain masih kuek
ibu. Berjalan jauh ibu masih kuek, pai kama-kama se bajalan ibu”. Ibu tetap melakukan aktifitas ibu nak, pergi ke sawah, menyabit rumput
sapi, merebus air, berjualan ikan sampai ke kelurahan lain ibu masih sanggup. Untuk berjalan jauh ibu masih kuat, pergi kemana pun ibu
berjalan. P4
“Ibu rutin poi kasawah nak, tapi kini olah agak jarang soal e urang manyabik lah jarang pakai tanago buruh… kini paliang ibu batani di
laman muko rumah lai mananam sayua… ndak itu ajo de banyak karojo ibu nan lain nak, mambarasiahan rumah duo, masak, mancuci manjago
cucu lai”. Ibu rutin pergi kesawah nak, tapi sekarang sudah agak jarang soalnya
sekarang jarang memakai buruh tani… sekarang ibu bertani di halaman depan rumah menanam sayur… pekerjaan ibu yang lain masih banyak
antara lain membersihkan dua buah rumah, memasak, mencuci dan menjaga cucu. P5
“Ibu banyak manolongan anak ibu manggaleh sajo kini, kalau dulu ibu manggaleh sorang. Dek alah tuo, tanago alah agak bakurang. Tapi ibu
masih kuek kok untuak beraktifitas. Melok’an loteng rumah se masih tolok dek ibu”.
Sekarang ibu banyak membantu anak ibu berjualan saja, kalau dulu ibu berjualan sendiri. Karena sudah tua tenaga sudah agak berkurang, namun
Universitas Sumatera Utara
ibu masih kuat kok untuk beraktifitas seperti biasa, misalnya memperbaiki loteng rumah saja ibu masih sanggup. P6
Olah raga diungkapkan oleh empat partisipan. Dua orang partisipan mengungkapkan jenis olah raga yang dilakukan yaitu berjalan kaki rutin setiap
hari, berikut ungkapannya: “Ibu satiok hari bajalan kaki rutin 15 sampai 30 minik”.
Ibu setiap hari berjalan kaki rutin selama 15 sampai 30 menit. P1 “Olahraga ibu yo rutin jalan pagi, tiok pagi ibu lah jalan kaliliang-
kaliliang rumah”. Olah raga ibu ya rutin jalan pagi, tiap pagi ibu sudah jalan keliling-
keliling rumah. P7
Dua orang partisipan lainnya mengungkapkan jenis olah raga yang dilakukan yaitu senam dan peregangan, berikut ungkapannya:
“Ibu kodok olahraga minimal sakali saminggu ibu olahraga senam jo kelompok lansia disiko”.
Ibu sering olahraga minimal sekali seminggu, olah raga yang ibu lakukan senam bersama dengan kelompok lansia disini. P5
“Satiok aktifitas ibu awali jo olah raga, padiok ajolah sabonto dan hanyo peregangan badan ajo…”.
Setiap aktifitas ibu awali dengan olah raga, meskipun cuma sebentar dan sekalipun hanya peregangan badan…. P6
Sebagian besar ibu suku Minang dalam penelitian ini tidak terlalu memperhatikan nutrisi harian dan tetap makan makanan yang sama seperti
sebelum menopause serta cenderung memakan pantangan yang dilarang oleh dokter, berikut ungkapannya:
“Makan ibu yo jak biaso ajo samo juo mode sabolum menopause”. Makanan ibu ya seperti biasa saja sama seperti sebelum menopause. P1
“Makanan yo mode biaso ajo nye samo jo sabalum menopause. Ndak ado beda nyo apo menu sebelum menopause itu juo menu lah sudah
menopause. Ndak ado kekhususan menu sasudah menopause ri”. Makanan ya seperti biasa sama saja dengan sebelum menopause. Tidak
Universitas Sumatera Utara
ada bedanya, menu sebelum dan setelah menopause sama. Tidak ada menu khusus setelah menopause ini. P2
“Kalau makan yo ibu biaso sajo masih samo jo sabalum menopause, ndak ado kekhususan dek ibu, dari cemilan misalnyo karupuak, goreng. Ndak
ado makanan yang maho-maho ibu makan de”. Kalau makanan ya ibu biasa saja masih sama seperti sebelum menopause
tidak ada menu khusus bagi ibu, dari cemilan misalnya kerupuk, gorengan. Tidak ada sih makanan mahal-mahal yang ibu makan. P4
“Ibu makan apo adonyo se dan makanan yang sederhana dan masih samo jo katiko sabalum menopause”.
Ibu makan makanan seadanya yang sederhana dan masih sama seperti sebelum menopause. P5
“Kalau makanan yo sadoe ibu makan ndak ado pantangan. Sado ikan masin ibu makan, tapi yo kendala e kadang ikan asin ado yang koreh jadi
ndak tolok makan e de. Kalau yang lunak-lunak ndak ado mantang dek ibu de”.
Kalau makanan ya semua ibu makan tidak ada pantangan. Semua ikan asin ibu makan, tapi kendalanya kadang ikan asin ada yang keras jadi ibu
tidak kuat makannya, kalau yang lunak tidak ada pantangan buat ibu. P6 “Kalau makanan ndak pernah ibu pantangan kasadoe ibu makan, yang
dilarang dokter ibu makan juo”. Kalau makanan tidak pernah ibu pantang-pantangin semua ibu makan,
yang dilarang dokter juga ibu makan. P7 Sedangkan partisipan ketiga mengungkapkan sangat memperhatikan
kandungan gizi dari makanan yang dimakan dan juga menghindari pantangan yang dapat memperberat penyakit, berikut ungkapannya:
“Kalau awak lah menopause yo harus makan-makanan yang bagizi, supayo badan wak sehat, banyak makan buah, makan sayua jadi badan
awak tetap segar. Kalau kita sudah menopause ya harus makan makanan yang bergizi,
supaya badan kita tetap sehat, banyak makan buah, makan sayur jadi badan kita tetap segar. P3
Perawatan rutin yang dikaitkan dengan kesehatan yang selalu dilakukan
oleh ibu suku Minang adalah mengkonsumsi obat-obatan tradisional dan obat- obatan alami dari tumbuh-tumbuhan, berikut ungkapannya:
Universitas Sumatera Utara
“Ibu minum ubek tradisional misal e kalau domom “tawo nan ompek”, umbuk noneh, dan ndak parolu ubek kimia de”.
Ibu minum obat tradisional ketika demam seperti “tawo nan ompek” obat yang terdiri dari dedaunan, bonggol nenas, dan tidak perlu obat-obat
kimia. P2 “Ubek tradisional acok ibuk minum dalam keseharian, contohnyo daun
siriah diabuih sabanyak 7 alai siap tu diminum aia nyo. Buah mahkota dewa, keijibeling, ampadu tanah jo buah mangkudu yang dikukus di peras
di minum aia nyo”. Obat tradisional yang sering ibu minum dalam keseharian, contoh nya
daun sirih direbus sebanyak 7 helai kemudian air nya diminum. Buah mahkota dewa, keijibeling, sambiroto dan buah mengkudu yang dikukus
kemudian diperas dan diminum air nya. P3 “Jaman dulu ri ibu olah diajoan urang tuo untuak minum ubek dari alam
jo ubek tradisional… ubek alami iko raso e paik missal e daun kaliki, ampodu tanah, rimbang matah. Rutin ibu minum e toru, salain itu ibu suko
pulo minum jamu yang tabuek dari kincuang, kunyit, jo sapodeh”. Zaman dahulu ibu sudah diajarkan orang tua untuk minum obat-obatan
dari alam dan obat tradisional…obat alami ini rasanya sangat pahit seperti daun pepaya, daun sambiroto, rimbang mentah. Dari zaman dahulunya ibu
rutin minum itu. Selain itu ibu juga suka minum jamu-jamuan yang terbuat dari kencur, kunyit dan jahe. P4
“Cuman dari dulu ibu diagiah urang tuo ibu untuak ubek-ubek tradisional missal e kunyik, manisan loba, tolua dicampua lalu di minum”.
Hanya saja dari dulu ibu diajarkan orang tua ibu untuk minum obat-obat tradisional seperti kunyit, madu, telur dicampr untuk diminum. P5
“Ibu manggunoan ubek kampuang mode aia daun balimbiang diobuh tambah sam jawa jo bawang dan di minum 3x sahari”.
Ibu menggunakan obat-obatan kampuang seperti air daun belimbing direbus ditambah asam jawa dan bawang kemudian ibu minum 3x sehari.
P6 “Cuman ubek-ubek dari daun-daun yang diagiah tau urang-urang dulu.
Seperti ampadu tanah atau sambiroto itu acok ibu minum, raso e paik”. Cuma obat-obatan dari daun-daun yang dikasih tau orang-orang
terdahulu. Seperti empedu tanah atau sambiroto itu sering ibu minum, rasanya pahit sekali. P7
Dua partisipan rutin mengkonsumsi suplemen herbal yang dijual
diwarung, berikut ungkapannya:
Universitas Sumatera Utara
“Ibu minum ubek pulo yang dijuo di lopau dakek rumah ubek tawon liar”. Ibu juga minum suplemen yang dijual di warung dekat rumah suplemen
tawon liar…. P1 “Awak minum tawon liar, memang otomatis baronti, diluar empedu
tanah…”.
Saya minum tawon liar, memang otomatis berhenti, diluar empedu tanah…. P3
Ibu suku Minang juga melakukan tindakan khusus dalam merawat diri yaitu dengan menggunakan “bobek” dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
berikut ungkapannya: “Urang minang manaiakan poruk yang jatuah jo “bobek”. Jadi kalaulah
pakai “bobek awak bisa malakuan karojo ndak parolu comeh poruk turun”.
Orang minang melakukan tindakan menaikkan perut yang turun dengan menggunakan “bobek” semacam tali pengikat terbuat dari kain. Jadi
kalau sudah pakai “bobek” kita bisa melakukan pekerjaan lagi dan tidak perlu cemas perut akan turun. P1
“Ibu acok pakai “bangkuang”, bangkuang ri sejenis pangobek poruk samo jo bobek”.
Ibu juga sering memakai ‘bangkuang’, bangkuang itu sejenis pengikat perut sama seperti ‘bobek’. P6
Kebiasaan rutin lain yang dilakukan oleh ibu suku Minang adalah
melakukan pijat tradisional secara rutin yang dilakukan oleh satu partisipan, berikut ungkapannya:
“Pado maso menopause ibu rutin bauruik, minimal sakali sabulan ibu rutin bauruik”.
Pada masa menopause ibu rutin melakukan pijat, minimal sekali sebulan, ibu selalu rutin pijat. P1
2 Tindakan dalam mengatasi keluhan masa menopause
Tindakan mengatasi keluhan masa menopause merupakan tindakan- tindakan yang dilakukan oleh ibu suku Minang untuk menghilangkan
ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala menopause.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara terhadap ibu suku Minang ditemukan ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh ibu suku Minang untuk mengatasi keluhan masa
menopause. Tindakan yang diungkapkan adalah dengan menggunakan obat- obatan tradisional, obat medis dan kimiawi, kombinasi obat-obatan tradisional dan
medis, serta dengan tindakan khusus, dan nutrisi. a
Mengatasi keluhan Premenopause Tiga partisipan yang mengalami keluhan menopause melakukan tindakan
untuk mengatasi keluhan dengan mengunakan obat tradisional, berikut ungkapannya:
“Untuak maatasi sakik poruk ri ibu minum aia daun kaliki. Daun kaliki yang ancak ibu rameh tu diminum aia e”.
Untuk mengatasi keluhan sakit perut ini ibu minum air daun papaya. Daun papaya segar diperas lalu diminum airnya. P4
Partisipan kelima mengungkapkan mengatasi keluhan dengan
menggunakan obat-obatan medis dan kimiawi, berikut ungkapannya: “Katiko itu ibu boli ubek di lopau model bodrek, tapi pernah juo ibu
minta ubek ka bidan. Dek darah yang kalua masih banyak mambuek tensi ibu randah jadi bidan maagia ibuk ubek untuak tambah dara”.
Ketika itu ibu beli obat di warung saja seperti bodrek gitu, tapi pernah juga ibu minta obat ke bidan. Karena darah yang keluar masih sangat
banyak membuat tensi ibu rendah jadi bidan memberi ibu obat tambah darah. P5
Sedangkan partisipan keenam mengungkapkan mengatasi keluhan
pramenopause dengan mengkombinasikan obat tradisional dan medis, berikut ungkapannya:
“Untuak mampalancar mens ibu yang terakhir ibu minum ubek tradisional kopi yang dicampua jo talua tu ditambah jo gulo… ndak hanyo ubek
tradisional yang ibu mnium ubek dari dokter ibu minum pulo”. Untuk memperlancar mens ibu terakhir kalinya ibu minum obat
tradisional kopi yang dicampur dengan telur dan ditambah sedikit
Universitas Sumatera Utara
gula…tidak hanya obat tradisional ibu juga minum obat-obatan dari dokter. P6
b Mengatasi keluhan menopause
Dari lima orang ibu suku Minang yang mengalami keluhan masa menopause hanya dua partisipan mengungkapkan tindakan mengatasi keluhan
masa menopause. Tindakan yang dilakukan ibu suku Minang adalah untuk mengatasi keluhan hot flushes, berikut ungkapannya:
“Untuak mailangan angek-angek paliang ibu marondom kaki diaia. Lah 10 minik biaso e ilang”.
Untuk mengatasi keluhan semburan panas hot flushes ibu merendam kaki diair. Setelah 10 menit biasanya hilang. P5
“Untuak mailangan keluhan semburan angek tu ibu hanyo maiduikan kipeh jo manggunoan baju yang tipih… palingan ibu marondom kaki atau
acok mandi. Dan ibu suko pulo minum ubek-ubek herbal misalnyo ampadu tanah, keijibeling, bunga mahkota dewa, daun bungo rayo”.
Untuk mengatasi keluhan semburan panas hot flushes Ibu hanya menghidupkan kipas dan menggunakan baju yang tipis…selain itu ibu
merendam kaki atau sering mandi. Mana yang membuat ibu nyaman ibu lakukan. Dan ibu juga suka minum obat-obatan herbal seperti empedu
tanah’sambiroto’ keji beling, bunga mahkota dewa, daun bungo rayo kembang sepatu. P7
c
Keluhan postmenopause Empat orang ibu suku Minang yang mengalami keluhan postmenopause
mengungkapkan melakukan tindakan pengaturan nutrisi, menggunakan obat- obatan medis, obat tradisional dan kombinasi dari obat medis dengan nutrisi.
Partisipan pertama mengungkapkan mengatasi keluhan hipertensi dengan mengkombinasikan nutrisi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, berikut
ungkapannya: “Ibu mailangan nyo jo mambatasi makanan yang manjadi pantangan
misalnyo yang banyak manganduang lomak, makanan yang asin-asin. Ibu
Universitas Sumatera Utara
acok pulo minum jus pokat jo makan makanan yang banyak saladari jo bawang putiah. Tapi ibu banyak pulo minum ubek dari dokter”.
Ibu mengatasinya dengan membatasi makanan yang menjadi pantangan misalnya yang banyak mengandung lemak, makan yang asin-asin…ibu
juga sering minum jus alpokat dan mengkonsumsi makanan dengan seledri dan bawang putih yang banyak juga. Tetapi ibu juga banyak minum obat
dari dokter. P1 Sedangkan dua orang partisipan lain nya mengkombinasikan obat dokter
dengan obat tradisional, berikut ungkapannya: “Ibu hanyo minum ubek dokter untuak mailangan hipertensi ko dan
paliang ditambah jo siriah arab yang diobuh tu diminum aia e”. Ibu cuma minum obat dokter buat menghilangkan hipertensi ini dan
palingan ditambah minum sirih arab direbus dan diminum airnya. P2 “Kalau kini, kiro-kiro alah 5 tahun mulai minum ubek-ubek berkimia jo
ubek dokter untuak mailangan keluhan sakik pinggang…tapi totop ibu imbangi jo ubek alami”.
Kurang lebih sudah 5 tahun ibu mulai mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung zat kimia dan obat dokter untuk menghilangkan sakit
pinggang…Tapi obat yang alami tetap ibu barengi kok minumnya. P4\ Partisipan ketujuh mengungkapkan menghilangkan keluhan
postmenopause hanya dengan menggunakan obat-obatan medis, berikut ungkapannya:
“Untuak mengatasi keluhan yang datang dek jantuang tu ibu harus barubek rutin samo dokter jo minum ubek nan yobana banyak tu”.
Untuk mengatasi keluhan yang muncul karena jantung ini ibu harus berobat rutin sama dokter dan mengkonsumsi obat yang sangat banyak.
P7
f. Manfaat perawatan yang dilakukan