Perawatan Pada Masa menopause

yang merokok mengalami menopause sekitar dua tahun lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok Palmer et al., 2003.

1.6 Perawatan Pada Masa menopause

Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan wanita selama masa menopause perlu dilakukan beberapa perawatan mandiri. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama “Melakukan Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan”. Usahakan pemeriksaan kesehatan secara rutin berupa pap-test, mammogram, tes kolesterol, triglyceride, dan screning lainnya. Penting bagi bagi para wanita untuk tidak lupa melakukan general check-up. Banyak praktek dokter dan klinik kesehatan swasta menawarkan program check-up untuk wanita yang dikenal sebagai well women check, program ini didesain untuk menilai kesehatan wanita secara umum dan menemukan masalah kesehatan yang berpotensi muncul pada tingkat dini. Program tersebut juga memberikan berbagai informasi tentang risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan juga memastikan tindakan apa yang dilakukan dokter supaya wanita menopause tetap sehat Fox-spencer Brown, 2006. Kedua “Terapi Sulih Hormon TSH”, merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. TSH mengandung beberapa macam hormon yang dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu TSH estrogen, TSH estrogen-progestin, TSH estrogen-androgen, dan TSH estrogen-androgen- progestin. Terapi sulih hormon digunakan untuk mengurangi gejala hot flushes, vagina kering, dan gangguan saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat Universitas Sumatera Utara mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Tujuan dari pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita menopause Azziz, 2007. Ketiga “Olahraga Secara Teratur”, olah raga pada masa menopause ini harus disesuaikan dengan usia dan juga memperhatikan penyakit dan gangguan yang diderita. Olah raga yang paling ditekankan pada masa menopause adalah olahraga yang dapat meningkatkan kebugaran, kalau memungkinkan dapat meningkatkan kesehatan. Jenis olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. Setiap olahraga yang akan dilakukan harus memperhatikan kondisi kesehatan, jika memiliki penyakit jantung koroner, osteoporosis dan darah tinggi maka intensitas dari olah raga harus diperhatikan karena olah raga pada keadaan tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan. Manfaat lain dari olahraga selain kebugaran adalah dapat memperkuat tulang, mencegah penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu, menstabilkan berat badan, mengurangi keluhan klimakterik dan mengurangi stres Bramantyo, 2002. Keempat “Melakukan Latihan Teknik Relaksasi dan meditasi lainnya”, merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh wanita menopause untuk mengurangi stres, kekalutan emosi dan bahkan dapat mereduksi gangguan fisiologis tubuh. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli dan mnunjukkan bahwa teknik relaksasi mempunyai hubungan yang positif secara psikologis dan kesehatan fisik. Relaksasi merupakan salah satu teknik manajemen stres yang baik, tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di Universitas Sumatera Utara dalam diri individu, teknik ini juga dapat menjadi suatu hal yang positif bila dilakukan secara rutin. Melakukan teknik relaksasi memberikan beberapa keuntungan yaitu dapat mengurangi gelaja-gejala pada saat menopause seperti hot flushes dan juga dapat memberikan ketenangan psikologis bagi ibu Proverawati Sulistyawati, 2010. Kelima “Nutrisi”, bertambahnya usia mengakibatkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan remodeling diri lagi. Semakin tua, aktivitas gerak yang dilakukan berkurang sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang. Selain itu, kebutuhan kalori untuk metabolisme juga menurun. Semua energi yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan ketika usia muda. Dengan demikian, asuhan makanan yang dibutuhkan juga berkurang. Apabila asupan yang dikonsumsi dalam jumlah yang sama akan tersimpan dalam bentuk lemak. Meskipun demikian wanita menopause membutuhkan makanan bergizi seimbang. Oleh karena itu wanita menopause harus mengetahui makanan apa saja yang diperbolehkan dan dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang dianjurkan pada saat menopause adalah makanan yang rendah lemak dan kacang-kacangan kedelai, kacang buncis, dan jenis polongan lainnya. Pada saat menopause konsumsi suplemen dalam makanan harus ditingkatkan seperti kalsium, vitamin D, vitamin E, dan lemak merupakan bagian penting dari pola makan, lemak yang dianjurkan yaitu lemak monounsaturated lemak tak jenuh tunggal atau polyunsaturated lemak tak jenuh ganda. Sumber lemak tak jenuh yang baik yaitu minyak ikan misalnya ikan sardine, kacang-kacangan dan biji-bijian, alpukat dan wijen, minyak sayur dan rapesed oil. sedangkan makanan yang harus dihindari Universitas Sumatera Utara pada saat menopause adalah makanan pedas, berkafein, dan beralkohol karena dapat memperburuk gejala yang dirasakan oleh wanita Proverawati Sulistyawati, 2010. Keenam “Menerapkan Pola Makan yang Sehat”, penting untuk mempertahankan pola makan yang seimbang menyediakan kebutuhan kalori harian, tetapi juga usahakan tidak melebihi batas-batas yang diperbolehkan. Cara makan yang tepat terdiri atas: 1 memilih jenis makanan yang “bermanfaat”. Misalnya, memilih makanan berprotein yang mengandung lemak tak jenuh, seperti ikan tuna dan salmon; 2 patuhi jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi seimbang tiga kali sehari pada waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam dan dua kali makan makanan selingan; 3 jangan makan dalam kondisi lapar karena akan membuat cara makan menjadi terburu-buru dan banyak; 4 perbanyak konsumsi makanan yang diolah dari bahan makanan yang segar dengan proses pengolahan yang tidak terlalu lama. Dengan demikian, kandungan zat gizinya diharapkan dapat diperoleh secara maksimal; 5 makanlah secukupnya, jangan turuti selera makan yang meningkat atau sebaliknya Bramantyo, 2002. Ketujuh “Gaya Hidup”, gaya hidup seseorang dapat menentukan kesehatan dimasa yang akan datang. Gaya hidup yang sehat akan membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause. pola makan dan olah raga yang dilakukan dapat mengendalikan gejala-gejala menopause. gaya hidup yang harus dikurangi adalah kebiasaan merokok, minum beralkohol dan makan makanan yang tidak sehat Astutik, 2013. Universitas Sumatera Utara Kedelapan “Catatan tentang kontrasepsi dan Aktivitas Seksual”, salah satu aspek fundamental dari menopause adalah menandakan akhir dari kehidupan reproduktif. Tetapi sangat perlu diketahui bahwa sangat sulit menentukan kapan menopause terjadi. Menstruasi masih dapat terjadi diakhir usia reproduktif secara tidak teratur, hal ini dapat menyebabkan kehamilan. Kehamilan diakhir usia reproduktif dapat menimbulkan masalah biologis, psikologis, dan sosial. Jadi penting untuk menggunakan alat kontrasepsi selama 2 tahun jika usia menopause masih dibawah 50 tahun. Aktivitas seksual sebaiknya tetap dilakukan agar dapat menjaga keharmonisan hubungan dalam rumah tangga. Kekurangan cairan vagina yang terjadi dapat diatasi dengan menambahkan lubrikan sehingga saat berhubungan tidak terjadi rasa sakit Fox-spencer Brown, 2006. Kesembilan “Meningkatkan Kehidupan Religi”, ketenangan jiwa dan batin mungkin akan menyeimbangkan seluruh kehidupan yang sudah dijalani. Apalagi dengan bertambahnya usia, hampir semua pengalaman sudah dialami, baik berbentuk kepuasan maupun ketidakpuasan, apa pun hasil akhirnya ketenangan bathin yang ingin didapatkan. Semua dikembalikan kepada Allah Yang Maha Besar, dengan cara ini apa pun yang terjadi dapat diterima dan dikembalikan kepada Allah semata. Oleh karena itu, harus diupayakan tubuh tetap sehat, bugar, hati gembira dan pikiran tenang dengan kepercayaan bahwa semua dilakukan untuk menunjang kesehatan Bramantyo, 2002. Universitas Sumatera Utara

2. Suku Minangkabau