perubahan yang disebabkan oleh menopause sehingga dapat menyesuaikan persepsi mereka tentang gejala menopause dan melaporkan tingkat keparahan
gejala menopause rendah Sievert, 2003. Sejalan dengan penelitian ini dimana ibu suku Minang yang telah lama mengalami masa menopause mengungkapkan
tidak adanya keluhan yang dirasakan ketika masa menopause.
e. Perawatan masa menopause
Sesuai dengan teori penuaan bahwa perbaikan dan pemeliharaan jaringan somatik menurun seiring dengan usia. Demikian juga pada masa menopause, hal
itu merupakan kejadian biologis yang terjadi secara alamiah sehingga taka da cara apapun untuk dapat mencegah terjadinya hal tersebut. Meskipun demikian,
kesehatan wanita menopause tetap harus dijaga semaksimal mungkin Astutik, 2013.
Dari hasil penelitian terhadap tujuh orang ibu suku Minang peneliti menemukan adanya perawatan masa menopause yang dilakukan. Perawatan itu
terdiri atas perawatan diri dan tindakan mengatasi masalah. Perawatan diri yang dilakukan ibu suku Minang adalah kunjungan pemeriksaan kesehatan, Aktivitas
sehari-hari, nutrisi, penggunaan obat tradisional, suplemen herbal dan dengan tindakan khusus yaitu pemakaian “bobek” dan pijat tradisional rutin.
Kunjungan pemeriksaan kesehatan secara umum sangat jarang dilakukan oleh ibu suku Minang. Empat partisipan mengungkapkan pemeriksaan kesehatan
dilakukan hanya dalam kondisi sakit saja. Dua lainnya mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan di posyandu lansia dan satu
partisipan lagi memang harus melakukan pemeriksaan kesehatan rutin karena
Universitas Sumatera Utara
kondisi penyatkit. Jarangnya kunjungan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan partisipan hal ini dikaitkan dengan budaya Minangkabau dimana perilaku
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Masyarakat Minangkabau mengartikan sehat ketika
seseorang memiliki jasmani dan rohani yang sehat serta dapat melakukan aktifitas meskipun terkadang sudah memiliki gejala sakit seperti sakit kepala atau flu
namun masih dapat beraktivitas belum diartikan sebagai sakit. Bagi masyarakat Minangkabau dikatakan sakit apabila seseorang tidak mampu lagi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dikaitkan dengan pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan jika salah seorang anggota
keluarga sakit, dimana keputusan diambil berdasarkan jenis penyakit ketika penyakit tidak terlalu parah keluarga memilih untuk membawa kedukun, dan tidak
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Sudiharto, 2007 Menurut estimasi peneliti jarangnya kunjungan pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan karena partisipan memiliki ekonomi rendah. Sehingga tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Hal ini juga
ditegaskan oleh Sudiharto 2007 dalam Nainggolan 2011 keluarga Minangkabau pada kelas sosial ekonomi rendah mempunyai pola perilaku
mencari bantuan pertolongan kesehatan yang sederhana kedukun atau membeli obat di warung.
Kunjungan pemeriksan kesehatan sebaiknya rutin dilakukan oleh ibu menopause. Karena ketika mengalami usia lanjut terjadi penurunan semua fungsi
tubuh yang memungkinkan banyaknya resiko penyakit yang datang. Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan yang dilakukan seperti pap-test, mammogram, tes kolesterol, trglyceride dan screning lainnya sangat penting dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit berbahaya. Selain itu penting pula bagi wanita menopause untuk melakukan general check-up untuk menilai kesehatan wanita secara umum
dan menemukan masalah kesehatan yang berpotensi muncul pada tingkat dini. Pemeriksaan kesehatan juga memberikan berbagai informasi tentang resiko
penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan juga memastikan tindakan yang dapat dilakukan dokter supaya wanita menopause memiliki kesehatan yang maksimal
Foxspencer Brown, 2006 Dari hasil penelitian ditemukan aktifitas yang dilakukan ibu suku Minang
selama masa menopause tetap sama dengan sebelum menopause. Pada masa menopause ibu tetap rutin bekerja dan berolahraga. Pekerjaan yang dilakukan
oleh partisipan adalah bertani, beternak, berjualan, dan pekerjaan rumah tangga. Hal ini sangatlah baik karena dengan bekerja aktif dapat memberikan kesehatan
yang lebih baik dibandingkan wanita yang tidak bekerja setelah mereka mengalami menopause. Penelitian yang dilakukan di Korea selatan terhadap
wanita yang telah mengalami masa menopause ditemukan bahwa wanita berusia tua yang masih bekerja memiliki risiko terkena sindrom metabolisme 34, lebih
rendah dibandingkan wanita menopause yang tidak bekerja akan terkena sindrom metabolisme 55. Sindrom metabolisme adalah kondisi kesehatan yang berkaitan
dengan obesitas dan meningkatnya risiko terkena penyakit jantung Ananda, 2013. Menurut estimasi peneliti meskipun bekerja sangat baik untuk wanita
menopause pekerjaan tersebut harus diseimbangkan dengan istirahat dan kondisi
Universitas Sumatera Utara
fisik karena wanita menopause telah mengalami proses penuaan dan mengalami penurunan fungsi organ. Penggunaan organ berlebihan pada wanita akan memicu
terjadi berbagai penyakit pada musculoskeletal seperti nyeri otot dan sendi berulang.
Olahraga diungkapkan oleh empat orang ibu suku Minang, jenis olahraga yang dilakukan oleh ibu suku Minang adalah berjalan rutin setiap hari, senam dan
peregangan. Hal ini sangat baik karena olah raga yang teratur dapat meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan fisik
yang teratur dapat mengurangi resiko penyakit kanker, penyakit jantung dan osteoporosis. Olahraga yang teratur juga dapat mengurangi atau memperbaiki
gejala premenopause, menopause, diabetes dan sejumlah gejala penyakit lainnya Proverawati Sulityawati, 2010.
Rito Luoto dari UKK Institute Finlandia, menemukan bahwa olahraga dapat membantu untuk mengurangi gejala menopause seperti hot flushes.
penelitian dilakukan pada lebih dari 70 perempuan dengan melakukan olahraga 50 menit sehari, empat hari seminggu, selama 24 minggu. Setelah enam bulan
penelitian, laporan gejala menopause seperti emosi tidak stabil yang sebelumnya dialami oleh 20 wanita menurun menjadi 10. Selain itu laporan hot flushes
juga berkurang sebanyak 10, setelah sebelumnya terdapat 60 wanita yang mengeluhkan Astutik, 2013.
Dalam penelitian ini masih ada ibu suku Minang yang tidak melakukan olahraga. Hal ini dimungkin karena tingkat pengetahuan ibu suku Minang, dimana
partisipan yang tidak melakukan olahraga mengungkapkan bekerja berat dan
Universitas Sumatera Utara
melakukan pekerjaan rumah tangga sudah sama dengan olahraga. Hal tersebut sangatlah tidak benar, aktifitas fisik bekerja berbeda dengan olahraga. Semua
orang mempunyai aktifitas fisik tetapi tidak semua orang melakukan olahraga, olahraga adalah merupakan aktifitas fisik memiliki dosis latihan, secara umum
dosis latihan harus memenuhi syarat FITT Frekwensi, Intensitas, Technique dan Time sedangkan aktifitas fisik tidak harus memenuhi syarat FITT tersebut
Kompas, 2013. Selain itu berdasarkan hasil penelitian di Cina yang melibatkan responden yang bekerja dan berolahraga dimana tidak ada hubungan antara olah
raga dan bekerja hal ini disebabkan karena bekerja menuntut fisik dan sering memerlukan gerakan berulang dan hanya menekan pada bagian tubuh tertentu saja
atau kelompok otot kecil yang bisa menyebabkan cedera. Berbeda dengan olahraga yang sebenarnya, dimana sering menstimulasi otot ganda di seluruh
tubuh sampai detak jantung Nawawi, 2013. Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu suku Minang sebagian besar ibu
suku Minang tidak memperhatikan nutrisi harian dan tetap memakan makanan yang sama seperti ketika sebelum menopause. Hanya satu dari partisipan yang
mengungkapkan sangat memperhatikan kandungan gizi dari makanan. Hal ini mungkin karena kurangnya informasi dan pengetahuan ibu suku Minang.
Sebaiknya partisipan memperhatikan nutrisi ketika menopause karena nutrisi yang dibutuhkan wanita menopause tentu berbeda dengan wanita dewasa muda. Wanita
menopause perlu mendapatkan nutrisi yang tepat untuk menjaga dirinya dari risiko kesehatan akibat menopause, selain itu juga untuk meringankan gejala-
gejala akibat menopause. Pada masa menopause diet harus rendah lemak jenuh
Universitas Sumatera Utara
dan perbanyak konsumsi buah-buahan, sayur dan biji-bijian. Contoh mutrisi yang baik ketika menopause kalsium, vitamin D, asam lemak omega 3 dan asam folat,
zat besi, anti oksidan dan nutrisi yang kaya akan fitoestrogen Astutik, 2013. Penggunaan obat tradisional dan suplemen herbal juga rutin dilakukan
oleh enam orang ibu suku Minang. Obat-obatan tradisional yang digunakan ibu sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainnya berbentuk jamu
diramu ibu sendiri. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu daun sirih, mahkota dewa, keijibling, sambiloto, mengkudu, daun papaya, rimbang.
Daun-daunan tersebut memberikan manfaat untuk kesehatan misalnya daun sambiloto mengandung senyawa andrographolide mampu melindungi hati dari
efek negative galaktosamin dan parasetamol. Dan berperan juga dalam menurunkan enzim CDK4 sehingga menurunkan pertumbuhan sel kanker.
Senyawa tersebut juga berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh. Sambiloto juga mengandung kalium yang memberikan khasiat menurunkan tekanan darah
Taufik, 2014. Ibu suku Minang mengungkapkan penggunaan obat tradisional dilakukan
Karena bahan dasarnya mudah didapatkan dilingkungan serta tidak mengandung bahan kimia. Hal ini ditegaskan oleh Hayati 2003 ada hal penting yang dapat
diambil dari sistem pengobatan tradisional yang menguntungkan yaitu biaya relative lebih murah dan cara mengolahnya sangat sederhana serta bahan-bahan
yang digunakan tidak mengandung usur kimia. Obat tradisional terutama yang berbahan dasar tumbuhan sangat baik bagi tubuh karena tidak mengandung zat
Universitas Sumatera Utara
kimia karena tubuh relatif lebih mudah menerima obat dari bahan alamiah dibandingkan obat-obatan kimia Wijayakusuma, 2008
Hal lain yang rutin dilakukan oleh ibu suku Minang adalah melakukan pijat tradisional dan menggunakan “bobek” untuk memfiksasi perut. Pijat
merupakan suatu bentuk stimulasi dikulit dengan cara penekanan untuk memperlanjar aliran darah. Sedangkan “bobek” berbentuk tali pengikat perut yang
digunakan ibu untuk menghilangkan pusing ketika beraktifitas. Ibu suku Minang mengungkapkan ketika sudah tua maka perut akan mengalami penurunan
sehingga menimbulkan rasa pusing. Mungkin saja “bobek” atau tali pengikat itu digunakan untuk memfiksasi atau menaikkan perut namun penulis belum
menemukan penelitian terkait dengan hal itu. Untuk mengatasi keluhan pada masa menopause ibu suku Minang
melakukan tindakan berikut ini: Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu suku Minang untuk mengatasi
keluhan pramenopause ibu suku Minang melakukan tindakan dengan menggunakan obat tradisional, obat medis dan obat yang dibeli di warung.
Partisipan pertama mengungkapkan menggunakan daun papaya untuk mengatasi sakit perut. Daun papaya merupakan agen-inflamasi kuat, papaya sangat
membantu dalam mengobati disminore. Selain itu, papaya memiliki nutrisi seperti karoten, zat besi, kalsium dan vitamin A dan C yang membantu meredakan
kontraksi dinding rahim Aravind et al, 2013. Partisipan keenam mengungkapkan untuk mengatasi menstruasi yang
tidak teratur menggunakan minuman dari kopi yang dicampur telur. Penulis tidak
Universitas Sumatera Utara
menemukan teori yang terkait dengan ini. Menurut Women’s Health Information 2011 kafein didalam kopi menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan
tingkat ketegangan, yang membuat nyeri semakin parah. Untuk mengatasi keluhan menopause hot flushes ibu suku Minang
melakukan tindakan merendam kaki didalam air, menghidupkan kipas dan menggunakan baju yang tipis. Tindakan ini sudah benar dan merupakan bagian
dari manajemen hot flushes. Manajemen hot flushes yang lainnya yaitu dengan pengaturan makanan seperti menghindari minuman panas, beralkohol,kafein,
makanan pedas, karena dapat memicu hot flushes Kasdu, 2010. Tindakan yang dilakukan ibu suku Minang untuk menghilangkan keluhan
postmenopause adalah dengan mencari pengobatan medis. Tindakan tersebut dilakukan partisipan karena penyakit yang diderita sudah parah dan mulai
mengganggu. Hal ini ditegaskan oleh Caniago 2009 dimana suku Minang akan menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengobati anggota keluarga yang telah
sakit parah disamping menggunakan pengobatan tradisional.
f. Manfaat perawatan masa menopause