68
BAB VI UTILITAS BANGUNAN
Utilitas memiliki pemahaman yang berbeda, seperti utilitas menurut Vitruvius yang melihat utilitas tersebut dari segi arsitektural, juga utilitas berdasarkan dari ilmu
bangunan.
6.1 Utilitas Menurut Vitruvius
Utilitas bangunan memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Vitruvius dalam bukunya yang sudah sangat tua dan masih ada hingga sekarang yaitu De Architectura,
yang saat ini lebih dikenal dengan nama The Ten Book on Architecture. Bangunan yang baik harus memiliki nilai keindahan estetika Venustas, kekuatan Firmitas, dan
kegunaan fungsi Utilitas. Utilitas yang bahas oleh vitruvius bukanlah utilitas yang dibahas pada ilmu sains bangunan pada umumnya, seperti sanitasi, plumbing dan lain-
lain. Utilitas yang dimaksud adalah salah satu komponen untuk merancang arsitektur yang mempertimbangan fungsi, dimana fungsi itu sendiri sebenarnya sudah mencakup
aspek estetikan dan aspek psikologis, sehingga utilitas menurut vitruvius adalah pendayagunaan bangunan, seperti fungsi dan guna. Jika dikaitkan dengan kasus proyek
apartemen ini maka utilitas yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Lokasi : Jl. Mangkubumi, Medan
Arsitek : Mukri Fiansyah Harahap
Tahun Pendirian : 2014
Fungsi :
- Tempat berteduh – karena bangunan memiliki atap untuk terlindung dari
perubahan cuaca.
69 -
Tempat berlindung – karena terdapat dinding masif yang menutupi bangunan -
Tempat pameran – karena terdapat banyak objek yang dipamerkan didalam podium bangunan.
Guna :
- Tempat tinggal
- Tempat rekreasi
- Tempat berjualan
- Tempat belanja
- Tempat beristirahat sejenak
Sumber: Bani, E. 2013
6.2 Utilitas Menurut Ilmu Bangunan
Kemudian utilitas bangunan berdasarkan ilmu bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk dapat menunjang tercapainya
unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, keamanan, komunikasi, dan mobilitas bangunan. Perancangan utilitas tersebut terdiri dari, sanitasi, elektikal, pengkondisian
udara, sampah, keamanan, dan penanggulangan kebakaran.
6.2.1 Sanitasi
Sanitasi pada bangunan terdiri dari air bersih, air kotor cair, air kotor padat dan sampah. Air bersih, air kotor cair dan air kotor padat dimasukkan dalam rencana
plumbing dan dibagi menjadi tiga shaft untuk masing-masing air dan limbah, lalu peletakan shaft plumbing ini dibagi dua yang terdapat pada tiap core bangunan.
Sumber air bersih utama bangunan berasal dari PDAM Perusahaan Daerah Air Minum. Air bersih ditampung dalam wadah yang besar yaitu pada tangki air yang
70 ditempatkan pada atap juga pada basemen bangunan. Air bersih akan dibagi untuk
kebutuhan tiap hunian dan juga kolam. Air kotor cair atau limbah cair yang merupakan air bekas seperti mandi dan mencuci yang dibuang dikumpulkan pada suatu wadah yaitu
water treatment atau mendaur ulang kembali air untuk keperluan lainnya seperti air untuk menyiram tanaman dan juga untuk kebutuhan air sprinkle untuk sistem kebakaran pada
bangunan bangunan. Jika air yang dihasilkan dari hasil filtrasi pada water treatment berlebih maka air akan dibuang ke riol kota atau langsung kesungai, karena air sudah
melalui proses filtrasi sebelum dibuang maka air tidak akan mencemari sungai. Air kotor padat atau limbah padat yang dibuang dari tiap hunian langsung disalurkan menuju
pembungan setelah itu akan dibuang kedalam septictank.
Gambar 6.1 Skema Sanitasi
71
6.2.2 Elektrikal
Energi listrik bangunan berasal dari PLN Perusahan Listrik Negara yang dibagi berdasarkan area dan fungsi yang berbeda-beda seperti listrik untuk taman, podium
sebagai area mall dan basement, lalu hunian pada tower. Penyaluran utama energi listrik ditempatkan pada shaft elektrikal pada core bangunan sama halnya dengan shaft air atau
plumbing. Selain bersumber dari PLN, bangunan telah menyiapkan alat untuk menghasilkan energi listrik sebagai pendukung dan cadangan untuk bangunan, alat
tersebut berupa generator set atau genset dan juga solar cells atau panel surya yang menghasilkan energi listrik dari sinar matahari. Dengan adanya alat-alat ini energi listrik
bangunan tidak akan terganggu bila terjadi pemadaman lisrik secara tiba-tiba dari pihak PLN.
Gambar 6.2 Skema Pengolahan Limbah Cair Sumber : Nusa, IS. Haryoto, I. Nugro, R. Arie, H. 2015
72
6.2.3 Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara atau air condition AC pada bangunan berbeda-beda berdasarkan pembagian area bangunan seperti podium dan basemen, lalu pada hunian.
Podium dan basemen yang merupakan area public dan juga service memakai AC central sebagai alat untuk pengkondisian udara, alat ini ditempatkan pada ruang chiller pada
basement. Pemakaian AC central cukup untuk pengkondisian udara pada podium yang merupakan area dengan berbagai fasilitas pendukung kebutuhan penghuni dan
pengunjung juga basement yang hanya pada area service saja. Sedangkan pada hunian dan koridor tower hanya memiliki pengkondisian udara alami, namun penghuni bebas
untuk menambahkan AC split pada huniannya tersebut. Gambar 6.3. Skema Elektrikal
73
6.2.4 Penanggulangan Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran bangunan berupa sistem proteksi aktif dengan pemasangan sprinkle otomatis pada bangunan, penempatan hidran dibeberapa titik
didalam bangunan dan juga hidran yang ditempatkan pada beberapa titik di halaman atau taman yang mudah untuk dicapai oleh mobil pemadam kebakaran. Selain itu beberapa
titik terdapat smoke detector juga tombol tanda adanya kebakaran lalu alarm untuk memberikan peringatan adanya asap ataupun api.
Gambar 6.4. Skema Sprinkler
74 Untuk penyelamatan diri dari kebakaran dapat langsung menuju ruang terbuka
melalui tangga darurat yang ada pada tiap core bangunan, jika pada parkiran penghuni juga dilengkapi tangga darurat yang mengarah langsung menuju ruang terbuka jika
penghuni tidak sempat menuju tangga pada core bangunan.
Elevator Traksi merupakan sistem lift atau elevator yang menggunakan motor listrik, tali dan
counterweight. Mesin terletak pada ruang mesin elevator atau rumah lift yang berada pada rooftoop
Gambar 6.5. Skema Lift dan Tangga Darurat
Gambar 6.6. Sistem Lift Sumber: Erdon. 2012
75
6.2.5 Sampah
Untuk masalah sampah rumah tangga pada apartemen diatasi oleh Cleaning Service yang bertugas membersihkan koridor-koridor apartemen lalu mengangkut
sampah rumah tangga pada pagi hari. Tempat sampah disediakan pada setiap hunian, tempat sampah ini berbentuk seperti kotak surat yang menjorok atau masuk kedalm
hunian sehingga dari koridor tidak terlihat tempat sampah, cleaning service tinggal mengambilnya saja lalu dibawa dengan menggunakan troli sampah menuju.
6.2.6 Keamanan
Terdapat dua jenis sistem keamanan yaitu dengan adanya security atau satpam juga kamera CCTV. Beberapa security dengan perlengkapan lengkap seperti alat
komunikasi antar petugas juga kepada petugas ruang kontrol CCTV, security ini tidak menggunakan senjata api. Beberapa security ditempatkan pada podium yang memiliki
area mall dan juga di beberapa titik pada kawasan sungai, untuk menjaga penghuni dan pengunjung, juga memastikan tidak ada aksi kriminal terjadi seperti pencuri dan
pencopet. Untuk kamera CCTV ditempatkan pada beberapa titik didalam podium, basemen, area parkir pengunjung dan penghuni, juga koridor-koridor pada tower untuk
melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang ada pada bangunan. Rung kontrol kamera CCTV ini berada pada area service pada basement.
76 Gambar 6.7.1 Aksonometri Utilitas
77 Gambar 6.7.2 Aksonometri Utilitas
78
BAB VII MENCAPAI TAHAP AKHIR
7.1 Tugas Terakhir Sebelum Sidang Akhir
Desain dan tugas terakhir yang harus dipersiapkan untuk sidang akhir yaitu pada Sidang Preview 2 Studio Perancangan Arsitektur 6 hanya tinggal membuat struktur
bangunan, konsep metoda membangun, aksonometri bangunan, perspektif suasana bangunan dan lingkungan.
7.1.1 Struktur Bangunan
Pada struktur bangunan ini hanya membahas tentang rangka yang dipakai pada bangunan, lantai dan dinding. Bangunan menggunakan struktur rangka baja, berikut
ilustrasi atau gambar rangka baja pada bangunan apartemen yang telah perancang desain.
Berdasar gambar diatas, sambungan-sambungan kolom dan balok baja mengunakan sistem baut dan las. Balok baja menopang dek baja atau papan beton pra-
Gambar 7.1 Struktur bangunan
79 cetak untuk menjadi lantai bangunan. Atap menggunakan dak beton, lalu dinding
menggunakan material panel dari bahan Expanded Polystryrene Sytem atau berbahan sejenis sterofoam yang kuat, ringan, tahan panas dan api, tahan gempa, kedap suara dan
air, peredam suhu dan hemat biaya atau murah.
7.1.2 Konsep Metoda Membangun
Konsep metoda membangunan menunjukkan tahapan-tahapan pembangunan terhadap bangunan juga lahan sekitar.
Gambar-gambar ini merupakan tahapan awal pembangunan, mulai dari melakukan
penggalian untuk pembuatan terassring pada pinggir sungai juga penggalian tanah untuk
basemen bangunan, lalu gambar pemasangan pondasi tiang panjang dan cara memindahkan
dan meletakkan baja. Gambar 7.2 Tahap awal pembangunan
80 Lalu gambar diatas merupakan tahap-tahap pendirian bangunan, dimulai dari
tahap pemasangan pondasi, kolom-kolom dan pembalokan, pemasangan dinding dan bukaan lalu pelengkap yang menambah estetika bangunan.
Gambar 7.3 Tahap pendirian gedung
81
7.1.3 Aksonometri bangunan
Ilustrasi yang menunjukkan bangunan dalam bentuk aksonometri.
7.1.4 Perspektif suasana bangunan dan lingkungan
Perspektif suasa bangunan dan lingkungan menunjukkan gambaran asli eksterior pada site baik pada bangunan dan bagian-bagian estetika pada bangunan lalu eksterior
yang menunjukkan bagaimana suasana lingkungan dan aktifitas yang ada didalamnya.
Gambar 7.5 Perspektif suasana bangunan Gambar 7.4 Aksonometri bentuk bangunan dari berbagai sisi
82 Untuk gambar perspektik suasana bangunan dan lingkungan lainnya dapat dilihat
pada halaman lampiran.
7.2 Kilas Balik Sidang Preview 1 Studio PA6
Desain yang telah ditampilkan pada bab V sebelumnya merupakan desain yang telah mengalami perubahan besar setelah menjalani Sidang Preview 1 Studio
Perancangan Arsitektur 6, karena komentar, kritikan dan masukan yang telah diberikan oleh penguji membuat perancang untuk mengubah desain besar-besaran kecuali
rancangan tapak yang sudah terkonsep sangat baik. Perubahan yang dilakukan hanya pada bangunannya saja, seperti terlihat pada gambar dibawah ini yang merupakan sketsa
konsep awal bangunan. Gambar 7.6 Perspektif suasana lingkungan site
83 Setelah Sidang Preview 1 Studio PA6 selesai, perancang terus berfikir apakah
rancangan ini tetap dilanjutkan sesuai dengan tahapan tugas yang telah ditetapkan pada jadwal Studio PA6, namun dikarenakan pada sidang sebelumnya sangat banyak
pertimbangan-pertimbangan yang harus difikirkan mengenai bangunan apartemen, salah satu contohnya seperti view keluar yang didapatkan oleh penghuni apartemen,
dikarenakan bangunan yang telah didesain memiliki tiga tower yang saling berhadapan, kemungkinan besar penghuni dari tower yang satu saling bertatapan dengan penghuni
yang berada ditower yang lain setiap hari, dan ini menimbulkan ketidaknyaman bagi penghuni, hingga akhirnya apartemen tidak terjual hanya gara-gara view. Hingga
akhirnya perancang membulatkan niat dengan mengulang desain dari awal lagi dengan membuat konsep-konsep baru, pada jadwal studio setelah sidang Preview 1 selesai tugas
selanjutnya adalah melakukan revisi terhadap desain, disinilah perancang mengulang kembali desain dalam seminggu. Dan akhirnya perancang menghasilkan desain baru
Gambar 7.7 Sketsa konsep awal bentuk apartemen
84 untuk sidang berikutnya yaitu pada sidang Preview 2 dengan bimbingan, arahan dan
masukan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing juga Arsitek Profesional, perancang terus mengembangkan desain baru ini. Pada saat proses asistensi Arsitek profesional
pernah berkata, “apakah kamu sudah puas dengan desain ini” lalu perancang pun menjawab “tentu saya belum puas, terkadang ide baru muncul tiba-tiba dan itu bisa saya
masukkan atau tambahkan kedalam desain ”. Arsitek Profesional terus mendorong
perancang untuk terus mengembangkan desain tanpa berhenti. Lalu desain baru selesai dan siap untuk Sidang Preview 2. Desain dengan konsep baru tertera pada bab V dan VI,
berikut gambar 3D desain baru apartemen.
Untuk gambar-gambar eksterior dan interior apartemen dan bentuk 3D dapat dilihat pada halaman lampiran.
7.3 Sidang Preview 2 Studio PA 6