BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Teori-Teori Yang Mendukung
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Pengalaman bermakna maksudnya anak
memahami konsep – konsep yang telah mereka pelajari itu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami Tim Pengembang PGSD,1996.
Menurut Mulyadi 2011 : 65 pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
2.1.1.2 Pengertian Kreatifitas Kreatifitas merupakan suatu unsur kekuatan sumber daya manusia
yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen
yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat.
8
Menurut Asmani 2013:141-142 berfikir kreatif adalah kebiasaan dari pikiran yang selalu dilatih untuk memperhatikan intuisi, menghidupkan
imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Menurut Ilahi 2012:191-192 berpikir kretif dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi, sehingga mampu
mengatasi kesulitan-kesulitan hidup yang berkembang. Berdasarkan paparan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas
belajar sub tema macam-macam energi adalah menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada
sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat agar siswa dapat mengembangkan daya pikir sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang
ditemukan dilingkungannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.1.3 Indikator kreatifitas dalam pembelajaran
Langley dalam Mark K. Smith 2009: 10 berpendapat bahwa kreatifitas dalam konteks penemuan ilmiah merupakan satu bentuk pemecahan
masalah. Secara spesifik, mereka mengajukan bahwa penemuan masalah- masalah dan pemformulasiannya mencakup hal yang sama yang mendasari
proses-proses kognitif dari penyelidikan heuristik dan generasi sasaran antara sebagai jenis perilaku pemecahan masalah yang lain. Siswa dapat dikatakan
memiliki tingkat kreatifitas belajar yang baik apabila: 1 sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membangun, 2 mampu mengungkapkan
9
pendapat secara spontan dan tidak malu-malu, 3 daya imajinasi kuat tertarik dengan hal yang baru, 4 dapat bekerja sendiri, 5 sering mencoba hal baru.
2.1.1.4 Faktor yang mempengaruhi kreatifitas Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak faktor
antara lain sikap dan minat siswa, guru orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan Conny Semiawan, dkk. 1990.
Menurut Amabile 1989 dalam Munandar 2004: 113-114 . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreatifitas belajar siswa :
1. Sikap orang tua terhadap kreatifitas anak Sudah lebih dari tiga puluh tahun pakar psikologis mengemukakan
bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreatifitas anak jika kita menggabung hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori penelitian
laboratorium mengenai kreatifitas dengan tes psikologis kita meperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi kreatifitas
anak mereka. 2. Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau
mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak.
10
3. Aspek Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang
menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan mengharagai keunikan anak.
4. Kedekatan emosional Kreatifitas anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang
mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan terpisah. 5. Prestasi Bukan Angka
Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baikknya dan menghasilkan karya-
karya yang baik. 6.
Menghargai Kreatifitas Anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk
melakukan hal-hal yang kreatif. 7. Strategi mengajar guru
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi khusus yang dapat meningkatkan kreatifitas. Penilaian guru terhadap
pekerjaan murid yang dapat dilakukan dengan cara : 8.
Memberi umpan balik berarti dari pada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas.
9. Melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka.
11
10. Penekanan terhadap “apa yang telah kamu pelajari” dan bukan
pada “bagaimana melakukannya”. 11.
Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk memperolehnya. Hadiah yang terbaik untuk pekerjaan
yang baik adalah kesempatan menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiri dan pekerjaan tambahan.
12. Pilihan Sedapat mungkin berilah kesempatan kepada anak memilih apa
yang nyaman bagi dia selama hal itu sesuain dengan ketentuan yang ada. 2.1.1.5
Model Pembelajaran Problem Based Learning Pengertian Problem Based Learning Problem Based Learning
pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya
belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog. Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui
12
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Learning merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata dan kemudian dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman baru. 2.1.1.6 Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning adalah:
1 Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, 2 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan
peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik, 3 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran peserta didik, 4 Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata, 5 Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan, 6 Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik, 7 Pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka
untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru, 8 Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
13
dunia nyata, 9 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.
2.1.1.7 Kelemahan model problem based learning adalah: 1 Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, 2 Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, 3 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
2.1.1.8 Langkah-langkah Penerapan Metode Problem Based Learning : 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana yang dibutuhkan, 2 Guru
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan, 3 Guru membantu siswa mendifinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya, 4 Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, 5
Guru membantu siswa untuk membagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk
laporan, 6 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
14
2.1.1.9 Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut :
1 Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa student centered, hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2 Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak. 3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu
memahami konsep-konsep secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
15
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Miadi Harseno 2013, dengan judul “upaya meningkatkan
kreatifitas belajar IPA melalui penerapan metode STAD pada siswa kelas IV SDN 3 Monggot Geyer Grobogan tahun 20122013’ dengan kesimpulan bahwa
ada peningkatan kreatifitas dalam pembelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran STAD yang dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu 1 adanya
peningkatan kreatifitas dalam hal bertanya, 2 adanya peningkatan kreatifitas dalam mengembangkan dan mengajukan ide, 3 adanya peningkatan kreatifitas
memberikan jawaban atas pertanyaan dari guru atau siswa lain, dan 4 adanya peningkatan kreatifitas mengerjakan lembar pertanyaan.
Penelitian yang kedua dikutip dari Neni Fitriawati 2010 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD N 2 Sendangharjo ” dengan kesimpulan melalui penggunaan model Problem
Based Learning pada materi masalah sosial dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan dari setiap tindakan dan setiap siklusnya. Hal tersebut
dapat digambarkan pada rata-rata kemampuan siswa dalam menunjukan kreatifitasnya, seperti mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan
16
memecahkan masalah. Dari ketiga indikator berpikir kritis tersebut maka pada siklus I nilai rata-rata proses meningkatkan kreatifitas siswa yaitu 56,76,
kemudian meningkat pada siklus II menjadi 67,72 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 84,38.
2.2 Kerangka Berpikir