Sistematika Penulisan ANALISIS YURIDIS TOLOK UKUR PENCEKALAN SAKSI YANG DILAKUKAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM TAHAP PENYELIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA.

dicari keterkaitan serta hubungannya antara satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. 36

1.6.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Riau, Jakarta dan Bandung dengan mengumpulkan data dan bahan hukum sekunder dari beberapa perpustakaan, diantaranya ialah perpustakaan pada Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, dan beberapa perpustakaan hukum yang tersebar diberbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Riau. Selain itu, pengumpulan bahan-bahan dalam penelitian ini juga diperoleh dari KPK yang berkantor di Jakarta.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini, maka sistematika penulisan akan diuraikan dalam beberapa bab yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab satu berisikan pendahuluan yang membahas secara umum dan singkat mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan. 36 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan Keenam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.19-20. BAB II TINJAUAN UMUM PENCEKALAN SAKSI KPK DALAM TAHAP PENYELIDIKAN Bab dua berisikan uraian mengenai teori yang berkenaan dengan pencekalan terhadap saksi yang dilakukan KPK dalam tahap penyelidikan dikaitkan dengan HAM dalam sistem peradilan pidana. Bab ini berisikan 7 sub-bab. Sub-bab pertama mengenai korupsi sebagai extra ordinary crime. Sub-bab kedua mengenai teori penegakan hukum tindak pidana korupsi. Sub-bab ketiga mengenai asas legalitas. Sub-bab keempat mengenai KPK dalam sistem peradilan pidana. Sub- bab kelima mengenai teori pencekalan dalam hukum acara pidana, Sub- bab keenam mengenai penyelidikan, Sub-bab ketujuh mengenai teori HAM. BAB III KASUS PENCEKALAN SAKSI YANG DILAKUKAN KPK DALAM TAHAP PENYELIDIKAN BAB tiga berisikan 3 sub-bab. Sub-bab pertama adalah pencekalan yang dilakukan KPK terhadap Gubernur Riau H.M. Rusli zainal terkait dengan kasus PON yang diselenggarakan di Provinsi Riau. Sub-bab kedua mengenai pencekalan yang dilakukan KPK terhadap Direktur Dutasari Citralaras yakni Mahfud Suroso terkait penyelidikan kasus hambalang. Sub-bab ketiga mengenai pencekalan Ridwan Hakim terkait kasus pengurusan kuota impor daging sapi. BAB IV ANALISIS YURIDIS TOLOK UKUR PENCEKALAN SAKSI YANG DILAKUKAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM TAHAP PENYELIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. Bab empat berisikan uraian mengenai analisis terhadap tolok ukur KPK untuk melakukan pencekalan saksi dalam tahap penyelidikan dihubungkan dengan HAM dalam sistem peradilan pidana. Sub-bab pertama mengenai kewenangan KPK melakukan pencekalan terhadap saksi dalam proses penyelidikan dikaitkan dengan HAM. Sub-bab kedua mengenai tolok ukur KPK melakukan pencekalan terhadap saksi dalam proses penyelidikan. BAB V PENUTUP Bab lima akan berisi penutup yang terdiri dari dua sub-bab. Sub-bab pertama yakni kesimpulan dan sub-bab kedua berisi saran dari hasil penelitian ini. 41

BAB II TINJAUAN UMUM TOLOK UKUR PENCEKALAN SAKSI YANG

DILAKUKAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM TAHAP PENYELIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA

2.1. Korupsi Sebagai Extra ordinary Crime