Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, KPK tentunya harus berdasarkan asas keterbukaan atau asas transparansi yang merupakan salah satu asas yang harus
dipenuhi.  Secara  terbuka  atau  transparan  artinya  KPK  dalam  menyelesaikan  kasus ini harus memberikan informasi yang jelas dan terang benderang kepada masyarakat
Riau  pada  khususnya  dan  masyarakat  Indonesia  pada  umumnya.  Sehingga masyarakat bisa mengetahui dengan jelas proses yang sedang berlangsung terhadap
pihak–pihak terkait dalam kasus ini. Hal yang perlu dihindari ketika kasus ini hanya menjadi  konsumsi  elit  pejabat  atau  elit  politik  saja.  Dengan  informasi  yang  akurat
maka  masyarakat  juga  akan  bisa  mengawal  dan  memantau  serta  mendorong  agar kasus  ini  bisa  diselesaikan  dengan  seadil–adilnya    yang  pada  akhir  kita  berharap
bahwa  prilaku  suap  bisa  diubah  dan  dihentikan  oleh  oknum–oknum  pejabat  dan pemimpin kita.
3.2. Pencekalan Mahfud Suroso Terkait Kasus Hambalang.
KPK mulai menyelidiki proyek Hambalang sejak Agustus tahun 2011. Jumlah anggaran proyek Hambalang tersebut senilai Rp 2,5 triliun yakni terdiri dari sekitar
Rp  1,4  triliun  untuk  pengadaan  barang  dan  Rp  1,1  triliun  biaya  pembangunan gedung.  KPK  mendalami  tindak  pidana  korupsi  di  proyek  Hambalang  terindikasi
pada  dua  peristiwa.  Pertama,  pada  proses  penerbitan  sertifikat  tanah  Hambalang  di Jawa  Barat.  Kedua,  pelaksanaan  proyek  Hambalang  yang  dilakukan  secara  tahun
jamak.  KPK  menyelidiki  kasus  Hambalang  setelah  mengembangkan  penyidikan kasus suap proyek wisma atlet SEA Games.
Proyek Hambalang dimulai sekitar tahun 2003. Proyek yang dikabarkan ada dugaan korupsi seperti ‘nyanyian’ M. Nazaruddin ini ditargetkan selesai akhir tahun
2012.  Proyek  pusat  olahraga  di  Hambalang  Bogor  Jawa  Barat  menjadi  sorotan publik,  apalagi  dua  bangunan  telah  ambruk  dikarenakan  tanahnya  ambles.  Secara
kronologi,  proyek  ini  bermula  pada  Oktober  Tahun  2009.  Saat  itu  Kemenpora Kementerian  Pemuda  dan  Olah  Raga  menilai  perlu  ada  Pusat  Pendidikan  Latihan
dan Sekolah Olah Raga pada tingkat nasional. Maka, Kemenpora memandang perlu untuk  melanjutkan  dan  menyempurnakan  pembangunan  proyek  pusat  pendidikan
pelatihan  dan  sekolah  olahraga  nasional  di  Hambalang,  Bogor.  Selain  untuk meningkatkan  dan  menyempurnakan    pembangunan  proyek  pusat  pendidikan
pelatihan dan sekolah olahraga nasional, hal ini juga dilakukan dalam rangka untuk mengimplementasikan  UU  Nomor  3  tahun  2005  tentang  Sistem  Keolahragaan
Nasional.
Pada  20  Januari  2010,  sertifikat  hak  pakai  nomor  60  terbit  atas  nama Kemenpora dengan luas tanah 312.448 meter persegi. Pada 30 Desember 2010, terbit
Keputusan  Bupati  Bogor  nomor  641003.2100910BPT  2010  yang  berisi  Izin Mendirikan Bangunan untuk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga
Nasional  atas  nama  Kemenpora  di  desa  Hambalang,  Kecamatan  Citeureup  Bogor. Pembangunan  Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Prestasi  Olahraga  Nasional
mulai  dilanjutkan  pada  tahun  2010  dan  direncanakan  selesai  tahun  2012.  Untuk membangun  semua  fasilitas  dan  prasarana  sesuai  dengan  master  plan  yang  telah
disempurnakan,  anggaran  yang  dibutuhkan  mencapai  Rp  1,75  triliun.  Berdasarkan hasil perhitungan konsultan perencana Anggaran Rp 1,75 triliun ini sudah termasuk
bangunan  sport  science,  asrama  atlet  senior,  lapangan  menembak,  extreme  sport, panggung  terbuka,  dan  voli  pasir.  Sejak  tahun  2009-2010  Kementerian  Keuangan
dan DPR menyetujui alokasi anggaran sebagai berikut :
1.  APBN  murni  2010  sebesar  Rp  125  miliar  yang  telah  diajukan  pada  tahun 2009.
2. APBNP 2010 sebesar Rp 150 miliar. 3. Pagu definitif APBN murni 2011 sebesar Rp 400 miliar
Pada  6  Desember  2010  keluar  surat  persetujuan  kontrak  tahun  jamak  dari Kemenkeu  RI  nomor  S-553MK.22010.  Pekerjaan  pembangunan  direncanakan
selesai  pada  akhir  tahun  yakni  31  Desember  2012.  Penerimaan  siswa  baru
diharapkan  akan  dilaksanakan  tahun  2013-2014.  Pada  tahun  2003-2004  masih  di
Direktorat  Jenderal  Ditjen  Olahraga  Depdikbud,  Proyek  ini  digelontorkan  pada tahun  itu  sesuai  dengan  kebutuhan  akan  pusat  pendidikan  dan  pelatihan  olahraga
yang bertaraf internasional. Selain itu untuk menambah fasilitas olahraga. Pada tahun itu direkomendasikan 3 wilayah yaitu Hambalang Bogor, Desa Karang Pawitan, dan
Cariuk  Bogor.  Akhirnya  yang  dipilih  Hambalang.  Pada  Tahun  2004,  Dilakukan
pembayaran  para  penggarap  lahan  di  lokasi  tersebut  dan  sudah  dibangun  mesjid,
asrama, lapangan sepakbola dan pagar. Tahun 2004-2009, Proyek di Ditjen Olahraga
Kemendikbud  dipindahkan  di  Kemenpora.  Lalu  dilaksanakan  pengurusan  sertifikat tanah Hambalang tapi tidak selesai. Penganggaran pembuatan maket dan masterplan
dilakukan  pada  tahun  2006.  Dari  rencana  awalnya  pusat  peningkatan  olahraga
nasional  menjadi  pusat  untuk  atlet  nasional  dan  atlet  elite.  Pada  tahun  2007,
Diusulkan  perubahan  nama  dari  Pusat  Pendidikan  Pelatihan  Olahraga  Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional.
Pengajuan  anggaran  pembangunan  dan  mendapat  alokasi  sebesar  Rp  125 miliar dilakukan pada tahun 2009, tapi tidak dapat dicairkan dibintangi karena surat
tanah  Hambalang  belum  selesai.  Pada  tanggal  6  Januari  2010  diterbitkan  surat Keputusan  Kepala  BPN  RI  Nomor  1  HP  BPN  RI2010  tentang  Pemberian  Hak
Pakai  atas  nama  Kemenpora  atas  tanah  di  Kabupaten  Bogor-  Jawa  Barat  dan berdasarkan Surat Keputusan tersebut kemudian pada tanggal 20 Januari diterbitkan
sertifikat hak pakai nomor 60 atas nama Kemenpora dengan luas tanah 312.448 m2. Kemudian pada tanggal 30 Desember 2010 keluar IMB.
Pada  tahun  2010  juga  ada  perubahan  kembali  yakni  penambahan  fasilitas sarana dan prasarana antara lain bangunan sport sains, asrama atlet senior, lapangan
menembak,  ekstrem  sport,  panggung  terbuka  dan  voli  pasir  dengan  dibutuhkan anggaran  Rp  1,75  triliun.  Kemudian  sejak  2009-2010  sudah  dikeluarkan  anggaran
total Rp 675 miliar. Pada tanggal 6 Desember 2010 keluar surat kontrak tahun jamak dari  Kemenkeu  untuk  pembangunan  proyek  sebesar  Rp  1,75  triliun  dan  pengajuan
pembelian alat- alat membengkak menjadi Rp 2,5 Triliun.
Menurut  penelusuran  tim  investigasi  dari  seputarnusantara.com,  Pada  awal Desember  tahun  2009  Ketua  Fraksi  Partai  Demokrat  Anas  Urbaningrum  dan
Bendahara  Fraksi  Partai  Demokrat  M.  Nazaruddin  meminta  tolong  kepada  Ignatius Mulyono  selaku  anggota  Komisi  II  DPR  yang  juga  menjabat  sebagai  Ketua  Baleg
DPR  RI  agar  Ignatius  Mulyono  menanyakan  kepada  BPN  Badan  Pertanahan
Nasional lewat telepon perihal surat tanah Kemenpora yang belum kunjung selesai. BPN  merupakan  mitra  kerja  Komisi  II  DPR  RI,  oleh  karena  itu  Ignatius  Mulyono
bersedia  membantu  menanyakan  kepada  BPN  perihal  sertifikat  tanah  Hambalang tersebut.  Kemudian  pada  tanggal  6  Januari  2010,  Surat  Keputusan  atas  nama
Kemenpora terbit dari BPN.  Ignatius Mulyono ditelepon oleh Sestama  BPN bahwa Surat  Keputusan  sudah  selesai  dan  agar  diambil  ke  BPN.  Selanjutnya  Ignatius
Mulyono  mengambil  Surat  Keputusan  tanah  tersebut  dan  langsung  menyerahkan kepada  Ketua  Fraksi  Partai  Demokrat  Anas  Urbaningrum.  Pada  tanggal  6  Januari
2010,  ternyata  yang  diterima  oleh  Ignatius  Mulyono  dari  Sestama  BPN  bukanlah berupa Sertifikat tetapi hanya berupa Surat Keputusan Kepala BPN RI.
99
Awal mula proyek Hambalang menjadi kasus publik adalah setelah keluarnya Sertifikat Hambalang Nomor 60 tanggal 20 Januari 2010. Pada Rapat Kerja Menpora
dengan Komisi X DPR RI, Menpora mengajukan pencabutan bintang anggaran Rp 125  Miliar  dan  mengusulkan  peningkatan  program  penambahan  sarana  dan
prasarana sport centre dll, sehingga mengajukan anggaran menjadi Rp 1,75 Triliun. Bahkan  usulan  tambahan  pembelian  alat-  alat  menjadi  proyek  Hambalang
membutuhkan dana sampai Rp 2,5 triliun. Kemudian yang menjadi tanda tanya besar adalah  ketika  proses  perubahan  besarnya  anggaran  dari  Rp  125  Miliar  menjadi  Rp
1,175  Triliun  bahkan  berkembang  untuk  alokasi  anggaran  pengadaan  alat  olahraga senilai  Rp  1,4  triliun  sehingga  total  proyek    menjadi  Rp  2,57  Triliun  tidak  melalui
tahapan-  tahapan  yang  semestinya,  dimana  dalam  pembahasannya  seharusnya mengikutsertakan  seluruh  anggota  Komisi  X  DPR  RI.  Masalah  ini  perlu  terus
99
Website  GOOGLE, www.
seputarnusantara.com?p=13559  terakhir  kali  dikunjungi
tanggal 11 Februari 2013 Pukul 17.55
ditelusuri untuk membuka secara jelas dan gamblang siapa sebenarnya yang terlibat kasus  Hambalang  ini,  termasuk  membongkar  siapa  aktor  intelektual  yang
mengendalikan  serta  pembongkaran  terhadap  pelaksanaan  tender  dan  siapa  yang menerima  pembagian  “penghargaan  jasa”  melicinkan  kenaikan  anggaran  dan
pemenangan kontraktor pada proses tender.
Terkait  kasus  Hambalang,  aktivis  Indonesia  Corruption  Watch  yakni  Tama  S Langkun    menyatakan  KPK  belum  jeli  melakukan  pemeriksaan.  Aktivis  muda  ini
merinci, ada tiga poin pemeriksaan yang belum didalami oleh penyidik KPK secara maksimal.  Pertama,  mengenai  dampak  kebijakan  pengguna  anggaran  dalam  proyek
tersebut. Kedua, mengenai aturan main proses tender.   Ketiga, pengubahan rentang waktu  pengerjaan  dari  single  years  ke  multi  years  yang  diduga  ilegal.  Berkenaan
dengan kebijakan pejabat pengguna anggaran dalam kasus ini adalah Menpora, Andi Mallarangeng  sudah  semestinya  KPK  dapat  mengambil  kesimpulan.  Kebijakan  apa
saja yang telah dikeluarkan yang bersangkutan dalam proyek tersebut. Sehingga, ada upaya  mensubkan  ke  kontraktor  atau  pihak  lain.  “Apakah  memang  Menteri  yang
meminta  ke  kontraktor  pemenang  tender  untuk  mensubkan  atau  tidak  ”.  Kedua, dalam  proyek  senilai  Rp  2,5  trilun  itu  menjadi  penting  diselidiki  mengenai
mekanisme  tender  apakah  sesuai  dengan  Keppres  No.  80  Tahun  2003  tentang Pedoman  Pelaksanaan  Pengadaan  BarangJasa  Pemerintah.  Tentunya,  proyek
Hambalang  ini  wajib  menempuh  proses  tender.  Perlu  untuk  diselidiki  alasan  PT. Wijaya  Karya  Wika  menjadi  pemenang,  alasan  Wika  mensubkan  sebagian
pekerjaannya  ke  PT.  Dutasari  Ciptalaras  dan  apakah  sudah  sesuai  prosedur.  Ketiga yang  tak  kalah  penting  yakni  mengenai  rentang  waktu  pengerjaan  dari  single  years
menjadi multi years. “Apakah ini juga atas persetujuan Andi Mallarangeng? Karena seluruh  perubahan  tentang  proyek  instansi  pemerintah  harus  dengan  persetujuan
pejabat kuasa anggaran di departemen yang bersangkutan.”.
100
Dalam  kasus  korupsi  proyek  Hambalang,  KPK  telah  menetapkan  Deddy Kusdinar selaku mantan Kepala Biro Perencanaan dan Rumah Tangga Kementerian
Pemuda  dan  Olahraga,  Andi  Mallarangeng  selaku  mantan  Menteri  Pemuda  dan Olahraga serta Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Pada tanggal 3 Desember 2012
KPK sudah mengirim surat pencekalan terhadap Andi Malarangeng , Adik kandung dari menpora bernama Andi Zulkarnain Mallarangeng, dan M. Arief Taufiqurahman
selaku  Kepala  divisi  Konstruksi  PT.  Adhi  Karya  kepada  Direktur  Jendral  Imigrasi Kementrian  Hukum dan  HAM dengan surat bernomor 456901-23-12-2012. Dalam
surat  pencekalan  KPK  tersebut  diketahui  bahwa  Andi  malarangeng  di  cekal  dalam statusnya sebagai tersangka. Pencekalan Menpora Andi Mallarangeng ke luar negeri
terkait  pengembangan  penyelidikan  kasus  dugaan  korupsi  proyek  pembangunan sarana olahraga nasional di Hambalang, Jawa Barat.
Direktorat  Jenderal  Imigrasi  Kementerian  Hukum  dan  HAM  Kemenkum HAM  juga  telah  melakukan  cekal  terhadap  Direktur  PT.  Dutasari  Citralaras  yang
bernama  Mahfud  Suroso  agar  yang  bersangkutan  tidak  bepergian  ke  luar  negeri. Pencekalan  terhadap  Mahfud  Suroso  ini  dilakukan  atas  permintaan  KPK  untuk
membantu  proses  penyelidikan  kasus  Hambalang.  Permintaan  cekal  tersebut diajukan KPK sejak tanggal 27 April dan berakhir setelah enam bulan kedepan yakni
100
Website GOOGLE, www.beritawmc.com201206...soal-hambalang-kpk-dinilai-tidak-
jelas  terakhir kali dikunjungi tanggal 11 Februari 2013 Pukul 17.35
pada  bulan  Oktober.  Selain  itu,  KPK  juga  mencekal  tiga  Direktur  terkait  kasus pembangunan sport center di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25
Januari  2013.  Mereka  adalah  Mandiri  Santoso  selaku  Direktur  PT.  Ciriajasa  Cipta, Yudi  Wahyono  selaku  Direktur  PT.  Yodya  Karya,  serta  Direktur  CV.  Rifa  Medika
bernama Lisa Lukitawati.
PT.  Ciriajasa  Cipta  merupakan  perusahaan  konsultan  yang  menawarkan  jasa konsultasi  di  bidang  manajemen  proyek  konstruksi.  PT.  Yodya  Karya  merupakan
Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak di jasa konstruksi dan CV. Rifa Medika  adalah  perusahaan  konsultasi  penyedia  jasa  perlengkapan  kesehatan  serta
pelatihan simulasi pendidikan kesehatan.
PT.  Dutasari  Citralaras  merupakan  perusahaan  sub  kontrak  dari  dua  BUMN yakni PT. Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang melakukan  join operation untuk
menggarap proyek sarana olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Menurut Wakil Ketua KPK lainnya Bambang  Widjojanto, PT. Dutasari Citralaras mendapatkan pekerjaan
sub  kontraktor  dari  PT.  Adhi  Karya  sebesar  Rp  300  miliar.  PT.  Dutasari mengerjakan  proyek  Hambalang  di  bidang  konstruksi.  Nilai  pekerjaan  di  bidang
konstruksi  proyek  Hambalang  sendiri  menurut  Bambang  sebesar  Rp  1,1  triliun. Kecurigaan  KPK  terhadap  PT.  Dutasari  Citralaras  ini  terbukti  dengan  adanya
sejumlah pemeriksaan terhadap petinggi dan mantan petinggi perusahaan ini.
101
101
Website  GOOGLE,www.konstruksi-stel.blogspot.com  › hukum
terakhir  kali  dikunjungi tanggal 15 Februari 2013 Pukul 17.35
Mahfud  Suroso  diduga  berperan  besar  dalam  proyek  Hambalang,  hal  ini dikarenakan Mahfud Suroso juga terlibat mengurus sertifikat tanah di lokasi proyek
seluas 31 hektare. Muhammad Nazaruddin  selaku Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat  yang  membeberkan  peran  Mahfud  Suroso  tersebut.  Menurut  Nazar,
Mahfud  Suroso  memberi  uang  pelicin  kepada  Joyo  Winoto  selaku  Kepala  Badan Pertanahan  Nasional  agar  pengurusan  sertifikat  Hambalang  mulus.  Mahfud  Suroso
juga  memberi  pelicin  kepada  Kementerian  Pemuda  dan  Olahraga  serta  Komisi  X DPR  agar  PT.  Adhi  Karya  menjadi  rekanan  proyek  berbiaya  Rp  1,07  triliun  itu.
Pengurusan  sertifikat  Hambalang  dilakukan  sejak  2004,  namun  baru  berhasil  pada 2009.  Diduga  kuat,  sertifikat  tanah  Hambalang  dapat  terbit  karena  peran  Mahfud
Suroso  selaku  Direktur  PT.  Dutasari  Citralaras  ,  Anas  Urbaningrum  selaku  Ketua Umum  Partai  Demokrat,  Ignatius  Mulyono  selaku  anggota  DPR  dari  Partai
Demokrat  dan  Mantan  Bendahara  Umum  Partai  Demokrat  bernama  M. Nazaruddin.
102
Berkenaan  dengan  penyelidikan  dalam  kasus  Hambalang  ini,  lebih  dari  70 orang  diperiksa  telah  KPK.  Pihak-pihak  yang  telah  diperiksa  terkait  penyelidikan
kasus  Hambalang  ini  antara  lain  :  Menteri  Pemuda  dan  Olahraga  yakni  Andi Mallarangeng,  Mahfud  Suroso  selaku  pengurus  PT.  Dutasari  Citralaras,  istri  Anas
Urbaningrum  bernama  Athiyyah  Laila,  Munadi  Herlambang    selaku  pejabat  Partai Demokrat, Joyo Winoto selaku mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional, anggota
102
Website GOOGLE, www.tempo.co...Terlibat-Kasus-Hambalang-Mahfud-Suroso Dicekal
terakhir kali dikunjungi tanggal 11 Februari 2013 Pukul 16.35.
Komisi  II  DPR  bernama  Ignatius  Mulyono  dan  mantan  Bendahara  Umum  Partai Demokrat yakni Muhammad Nazaruddin.
103
Dalam  mengembangkan  penyelidikan  kasus  ini  KPK  juga  telah  memeriksa sejumlah  pihak  terkait  selain  yang  telah  penulis  sebutkan  di  atas  seperti  Anas
Urbaningrum.  Ketua  Umum  Partai  Demokrat  Anas  Urbaningrum  telah  dua  kali diminta keterangan dalam kasus ini. Mantan anggota Komisi X DPR ini dicecar soal
pengurusan  sertifikat  Hambalang  pada  pemeriksaan  perdana.  Adapun  dalam pemeriksaan kedua, Anas Urbaningrum dicecar mulai dari hubungannya dengan PT.
Adhi  Karya  hingga  kepemilikan  mobil  yang  selama  ini  disebut  Muhammad Nazaruddin  diperoleh  terkait  proyek  Hambalang.  Komisi  Pemberantasan  Korupsi
KPK  pada  Jumat  lalu  telah  menetapkan  mantan  Ketua  Umum  Partai  Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai tersangka pada kasus dugaan pemberian hadiah dan janji
terkait  proyek  pembangunan  pusat  sarana  dan  prasarana  olahraga  Hambalang, Bogor, Jawa  Barat. Surat perintah penyidikan Sprindik atas nama tersangka Anas
ini  ditandatangani  oleh  Wakil  Ketua  KPK  Bambang  Widjojanto.  Menurut  Johan, penandatanganan  ini  dilakukan  setelah  seluruh  pimpinan  KPK  bersama  tim
penyelidik  melakukan  gelar  perkara  ekspose.  Kemudian  dari  hasil  pemaparan  tim penyelidik,  seluruh  pimpinan  KPK  bersepakat  untuk  meningkatkan  kasus  ini  dari
tahap penyelidikan ke penyidikan dengan menetapkan Anas sebagai tersangka. Atas
103
Website  GOOGLE, www.beritawmc.com201206...soal-hambalang-kpk-dinilai-tidak-
jelas terakhir kali dikunjungi tanggal 11 Februari 2013 Pukul 17.35.
perbuatannya itu, Anas  disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf  b dan  atau Pasal 11 UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
104
Anas Urbaningrum diperiksa KPK pada tanggal 27 Juni 2012 dan pada tanggal 4  Juli  2012.  Dalam  pemeriksaan  pertama,  KPK  mempertanyakan  masalah  yang
terkait  kepengurusan  Demokrat  dan  kabar  intervensinya  dalam  proses  penerbitan sertifikat tanah di Hambalang. Untuk pemeriksaan kedua, Anas Urbaningrum dicecar
soal  proyek  Hambalang  dan  dugaan  penerimaan  mobil  Harrier  dari  duit  proyek tersebut.  Seluruh  tudingan  yang  mengarah  pada  dugaan  korupsi  sudah  dibantah
Anas.  Selain  Anas  Urbaningrum  ,  KPK  juga  telah  meminta  keterangan  istri  Anas yang  bernama  Athiyyah  Laila.  Athiyyah  Laila  diperiksa  dalam  kapasitas  sebagai
mantan  Komisaris  PT.  Dutasari  Citralaras.  Perusahaan  tersebut  merupakan  pihak yang  menjadi  subkontraktor  PT.  Adhi  Karya  dalam  proyek  Hambalang.  Mahfud
Suroso yang juga merupakan pemegang saham PT. Dutasari Citralaras juga berkali- kali  diperiksa  KPK.  KPK  pun  telah  melarang  Mahfud  Suroso  bepergian  ke  luar
negeri terkait penyelidikan kasus ini. Sementara Dirut PT. MSons Capital sekaligus Sekretaris  Departemen  Pemuda  dan  Olahraga  DPP  Partai  Demokrat  bernama
Munadi  Herlambang  merupakan  salah  satu  pemegang  saham  di  PT.  Dutasari Citralaras  juga  telah  diminta  keterangan.  Kemudian,  Kepala  Badan  Pertanahan
Nasional  BPN  Joyo  Winoto  dan  anggota  Komisi  II  DPR  Ignatius  Mulyono  juga pernah diminta keterangan.
104
Website GOOGLE, www.news.liputan6.comanas+urbaningrum
terakhir kali dikunjungi tanggal 11 Februari 2013 Pukul 17.55.
Berkenaan  dengan  kasus  hambalang  yang  telah  penulis  paparkan  diatas tentunya  sangat  berkaitan  dengan  telah  dilakukannya  pencekalan  terhadap  Mahfud
suroso.  Tanpa  tolok  ukur  atau  kriteria  yang  dapat  dijadikan  rujukan  perihal  alasan pencegahan ke luar negeri, maka publik dapat pula mempertanyakan mengapa semua
pihak yang menjadi saksi dalam perkara Hambalang itu tidak dicegah keluar negeri ? Mengapa kemudian KPK tidak melakukan tindakan pencegahan yang sama terhadap
pihak-pihak  yang  juga  diperiksa  dalam  tahap  penyelidikan  seperti  Ketua  Umum Partai  Demokrat  Anas  Urbaningrum  yang  telah  diperiksa  beberapa  kali  oleh  KPK,
pengurus  PT.  Dutasari  Citralaras  yakni  istri  Anas  Urbaningrum  bernama  Athiyyah Laila, pejabat Partai Demokrat bernama Munadi Herlambang, mantan Kepala Badan
Pertanahan  Nasional bernama Joyo Winoto, anggota  Komisi  II DPR  yakni  Ignatius Mulyono  dan  mantan  Bendahara  Umum  Partai  Demokrat  Muhammad
Nazaruddin.
105
Hal  tersebut  yang  dimaksud  dengan  peluang  untuk  berbuat diskriminasi dan tentunya bertentangan dengan asas persamaan di depan hukum atau
equality  before  the  law .  Apalagi  jika dipahami  bahwa  tidak  setiap  pemeriksaan  di
tahap  penyidikan  memiliki  relevansi  untuk  kemudian  dimasukkan  keterangannya dalam  berkas  perkara.  Terlebih  lagi  bila  dengan  niat  tertentu,  penyidik  memanggil
seseorang  untuk  kemudian  diperiksa  lalu  dikenakan  tindakan  pencegahan  padahal orang yang sama tidak ada kaitannya dengan penyidikan.
105
Website GOOGLE, httpwww.beritawmc.com terakhir kali dikunjungi tanggal 3 Oktober 2012 Pukul 14.00.
C.    Pencekalan  Ridwan  Hakim  Terkait  Kasus  Pengurusan  Kuota  Impor Daging Sapi
Mahalnya  harga  daging  sapi  di  tengah  obsesi  pemerintah  untuk  mewujudkan swasembada  menjadikan  kasus  korupsi  yang  melibatkan  petinggi  PKS  bukan  lagi
sekadar  masalah  hukum  semata  namun  isu  kartel  impor  pangan  juga  mengemuka. Fakta menunjukkan bahwa pemerintah mengalami kesulitan yang sangat besar untuk
mewujudkan  swasembada  pangan.  Ini  adalah  realitas  yang  tidak  terbantahkan. Dalam soal daging sapi, rencana pemerintah untuk mewujudkan swasembada daging
sapi  kini  justru  dinilai  amburadul  atau  dapat  dikatakan  kacau.  Hal  ini  di  akibatkan oleh penurunan kuota impor daging sapi secara drastis rupanya tidak diikuti dengan
pasokan daging sapi dari peternak dalam negeri secara memadai. Akibatnya, terjadi lonjakan harga di pasaran yang disebabkan timpangnya permintaan dan pasokan.
Langkah  pemerintah  mencoba  membatasi  impor  sebagai  konsekuensi  logis swasembada justru menimbulkan masalah baru.
106
Realitas ini menimbulkan dampak ekonomi terhadap berbagai pihak, termasuk pedagang bakso. Pelaku bakso oplosan
daging babi, yang menggemparkan publik beberapa waktu lalu mengaku melakukan tindakan  itu  karena  harga  daging  sapi  yang  sangat  mahal.  Swasembada  pangan
adalah  tujuan  nasional  yang  mesti  diwujudkan.  Ketergantungan  yang  terlalu  besar pada  pangan  impor  sangat  tidak  menguntungkan  dalam  jangka  panjang.  Sejalan
dengan itu, diingatkan bahwa perwujudan swasembada mutlak membutuhkan usaha positif. Tersedianya data sensus sapi yang akurat merupakan salah satu energi yang
106
Website  GOOGLE,  httpwww.businessnews.co.id› Headline
terakhir  kali  dikunjungi tanggal 20 Maret 2013 Pukul 16.00.
sangat  penting  untuk  mengatur  kuota  impor  daging  sapi  atau  apakah  kran  impor sudah  mesti  ditutup.  Tiadanya  data  yang  akurat  menjadikan  hasil  sensus  sapi  pun
diragukan  berbagai  pihak.  Jika  data  sensus  itu  tidak  akurat  maka  kebijakan  terkait impor dipastikan akan menimbulkan masalah baru, antara lain kelangkaan di dalam
negeri  seperti  yang  terjadi  pada  daging  sapi  akhir-akhir  ini.  Tiadanya  data  yang akurat  juga  menjadi  celah  untuk  mempermainkan  kuota  impor  yang  kemudian
memberi  peluang  munculnya  korupsi.  Apa  yang  dikemukakan  di  sini  yakni  agar pembuat  kebijakan  menjadikan  data  sebagai  instrumen  analisis  dalam  membuat
kebijakan  semakin  mendesak  untuk  diterapkan.  Kebijakan  terkait  kuota  impor daging mesti bertitik tolak dari kemampuan elemen dalam negeri.
Selain  data  usaha  energi  yang  juga  sangat  penting  dalam  perwujudan swasembada  pangan  ialah  logistik.  Pengalaman  menunjukkan  bahwa  tidak
teratasinya  masalah  logistik  menyebabkan  distribusi  bahan  pangan  dari  daerah produsen  ke  daerah  konsumen  seringkali  terhambat.  Kondisi  tersebut  lalu
menyebabkan  kelangkaan  dan  memicu  kenaikan  harga  di  daerah  konsumen, meskipun  di  daerah  produsen  terjadi  kelebihan  pasokan.  Logistik  memang
merupakan  masalah  yang  sangat  serius  di  negara  kepulauan  seperti  Indonesia. Swasembada adalah soal kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dengan kekuatan
sendiri,  namun  swasembada  menjadi  persoalan  ketika  ia  tidak  dapat  melayani kebutuhan  internal  secara  berkesinambungan  yang  menyebabkan  kelangkaan
pasokan  dan  kenaikan  harga.  Swasembada  akan  menjadi  masalah  jika  penutupan kran  impor  justru  memicu  kelangkaan  dan  kenaikan  harga  di  dalam  negeri.  Tentu,
bukan ini yang kita harapkan dari upaya menciptakan swasembada daging sapi.
Dengan  alasan  untuk  mendorong  swasembada  daging  sapi  lokal,  Menteri Pertanian  Suswono  memotong  kuota  impor  yang  biasanya  120  ribu  ton  per  tahun
menjadi  hanya  50  ribu  ton  pada  Januari  2011.  Pada  semester  pertama  2011,  impor bahkan  dibatasi  hanya  25  ribu  ton.  Kuota  impor  ini  meresahkan  pengusaha  apalagi
ada kabar bahwa kuota ini dibagikan dengan tidak adil. Ada makelar yang bermain, juga  pengusaha  yang  dekat  dengan  petinggi  Kementerian.  Kisruh  impor  daging  ini
mencuat  ke  publik  ketika  Direktorat  Jenderal  Bea  Cukai  Kementerian  Keuangan menahan  143  kontainer  berisi  daging  impor  di  Jakarta  International  Container
Terminal  JICT  Pelabuhan  Tanjung  Priok,  Jakarta  Utara  pada  pertengahan  Januari 2011. Ternyata 2.750 ton daging impor itu bermasalah. Sebanyak 51 kontainer dalam
pengawasan Badan Karantina Pertanian, sisanya di bawah penanganan kepabeanan. Badan Karantina tidak  meloloskan karena ada ketidaksesuaian keterangan di dalam
surat izin impor meliputi negara asal, perbedaan jenis barang, dan kelebihan tonase. Bea  dan  Cukai  belum  mengizinkan  daging-daging  impor  ke  luar  lantaran  dokumen
pemberitahuan impor barangnya belum lengkap.
107
Ketidaksesuaian  dokumen  ini  terjadi  karena  pengusaha  daging  nekat mengimpor  daging  sapi  dengan  dokumen  yang  tenggatnya  sangat  pendek.  Direktur
Eksekutif  Asosiasi  Pengusaha  Importir  Daging  Indonesia  Aspidi  Thomas Sembiring  menjelaskan  izin  impor  Surat  Persetujuan  Pemasukan  Daging  baru
diterbitkan  Kementerian  Pertanian  pada  15  Desember  2010  dengan  tenggat  dua pekan.  Itu  pun  hanya  untuk  15  ribu  ton  daging.  Tenggat  itu  jelas  tak  masuk  akal.
Pengiriman  daging  biasanya  makan  waktu   3-5  pekan.  Namun  pengusaha  nekat
107
Website  GOOGLE,  httpwww.tempo.coread...Suap-Daging-PKS-Begini-Awal-Mulanya
terakhir kali dikunjungi tanggal 20 Maret 2013 Pukul 16.40.
mengimpor  karena  biasanya  surat  izin  impor  bisa  diperpanjang.  Dirjen  Peternakan berganti  dari  Tjeppy  D.  Soedjana  ke  Prabowo  Respatiyo.  Dirjen  yang  baru  tidak
memperpanjang izin, dan tertahanlah ribuan ton daging itu di Tanjung Priok.
108
Kisruh  impor  daging  ini  membuat  pengusaha  berebut  mencari  celah  untuk mendapatkan  izin  impor  Kementerian  Pertanian.  Dari  sinilah,  skandal  suap  PKS
bermula.  Para  makelar  yang  dekat  dengan  petinggi  partai  itu  diklaim  bisa mengusahakan izin impor dan kuota impor khusus untuk pengusaha. Salah seorang
tersangka  yang  ditangkap  KPK,  Ahmad  Fathanah  diduga  adalah  makelar  atau penghubung  anata  pengimpor  daging  dalam  kasus  ini  PT.  Indoguna  Utama  dengan
Presiden  PKS  Luthfi  Hasan  Ishaaq  yang  diduga  juga  berpengaruh  dalam
pengambilan keputusan yang diambil Kementan.
Kelangkaan dan terungkapnya kasus dugaan suap impor daging sapi baru-baru ini hanya sebagian dari cermin karut-marut politik pangan Indonesia. Sebagai negara
agraris  dengan  sumber  daya  alam  melimpah,  pemenuhan  berbagai  kebutuhan pangan,  termasuk  daging  sapi,  harus  ditutup  dari  impor.  Kelangkaan  daging  sapi
yang  membuat  harga  daging  melonjak  tertinggi  di  dunia  saat  ini  dan  dibiarkan berlarut-larut membuat berbagai pihak kelimpungan.
Kementerian  Pertanian  Kementan  yang  dipimpin  Suswono  terkait  dengan proyek impor daging sapi yang terindikasi praktik suap tersebut. Hal ini dikarenakan
Kementan  memiliki  kewenangan  menentukan  kuota  setiap  perusahaan  yang  ingin mengimpor  daging  sapi.  Sementara  terkait  perizinan,  Kementerian  Perdagangan
Kemendag yang menentukan. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang diduga juga
berpengaruh  dalam  pengambilan  keputusan  yang  diambil  Kementan  telah menggunakan  pengaruhnya  sebagai  petinggi  PKS  untuk  mempengaruhi  kebijakan
Mentan  yang    juga  sebagai  kader  PKS  untuk  memuluskan  PT.  Indoguna  Utama memperoleh kuota impor daging. Trading in influence atau penjualan pengaruh yang
Luthfi  lakukan  dikarenakan  Mentan  juga  merupakan  kader  PKS.  Dalam  pertemuan di Hotel Aryaduta Medan pada awal Januari itu terjadi pertemuan dengan beberapa
pihak  seperti  Dirut  PT  Indoguna  Utama  Maria  Elizabeth  Liman  yang  berusaha meyakinkan Suswono agar menaikkan kuota impor daging sapi pada 2013.
KPK  melakukan  operasi  tangkap  tangan  terhadap  dua  direktur  PT.  Indoguna yaitu  Juard  Effendi  dan  Arya  Arbi  Effendi.  Keduanya  ditangkap  di  rumah  Arya
karena  telah  memberikan  uang  Rp1  miliar  kepada  Ahmad  Fathanah.  Ahmad Fathanah sendiri juga ikut ditangkap KPK di lokasi berbeda yaitu Hotel Le Meridien.
Dalam  operasi  itu,  KPK  menciduk  Ahmad  Fathanah  yang  diduga  sebagai  operator atau  makelar  impor  daging  yang  melibatkan  bekas  Presiden  PKS  Luthfi  Hasan
Ishaaq.  Ahmad  Fathanah  ditangkap  setelah  menerima  uang  imbalan  pengurusan kouta  impor  daging  sapi  di  kantor  PT.  Indoguna  pada  siang  harinya.  Kemudian
sehari setelah penangkapan Juard Effendi, Arya Arbi Effendi dan Ahmad Fathanah, KPK  lantas  juga  menangkap  mantan  Presiden  PKS  bernama  Luthfi  Hasan  Ishaaq.
Lutfhi  Hasan  Ishaaq  diduga  ikut  terlibat  dalam  suap  ini.  Uang  Rp1  miliar  yang diberikan  kepada  Ahmad  Fathanah  sesungguhnya  ditujukan  kepada  Lutfhi  Hasan
Ishaaq.  KPK  menyita  barang  bukti  berupa  uang  yang  dibungkus  dalam  tas  kresek hitam  senilai  1  miliar  rupiah  sebagai  nilai  komitmen  awal  untuk  mengamankan
komitmen kuota impor daging sapi, uang itu merupakan bagian nilai suap seluruhnya
diduga mencapai 40 miliar rupiah dengan perhitungan commitment fee per kilogram daging adalah 5.000 rupiah dengan PT. Indoguna meminta kuota impor hingga 8.000
ton.
Dalam  kasus  dugaan  tindak  pidana  korupsi  dalam  kasus  dugaan  suap pengurusan  kuota  impor  daging  sapi  di  Kementerian  Pertanian  itu,  KPK  telah
menetapkan  empat  orang  sebagai  tersangka  yaitu  Presiden  PKS  yang  juga  anggota Komisi  I  DPR  Luthfi  Hasan  Ishaaq,  dua  direktur  PT  Indoguna  Utama  yaitu  Juard
Effendi  dan  Arya  Abdi  Effendi,  serta  orang  dekat  Lutfi,  Ahmad  Fathanah.  Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi disangkakan melanggar pasal 5 ayat 1 dan atau pasal
13  Undang-Undang  No.  31  tahun  1999  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP. Sementara untuk Lutfhi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, KPK menersangkakan dengan pasal 12 huruf a atau huruf b dan atau pasal
5  ayat  2  dan  atau  pasal  11  Undang-Undang  No.  31  Tahun  1999  tentang Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi  jo  Pasal  55  ayat  1  kesatu  KUHP.  Kuota
impor daging sapi tahun 2013 diketahui berjumlah 80 ribu ton. PT Indoguna diduga mendapatkan  kuota  impor  sekitar  24  ribu.  Di  bulan  Januari,  DPR  kembali
memutuskan  menambah  kuota  impor  sebanyak  15  ribu  ton.  PT.  Indoguna  diduga ingin mendapatkan 50 persen dari kuota tambahan tersebut.
109
109
Website GOOGLE, httpwww.beritasatu.comhukum102411-kpk-periksa-sejumlah-saksi-
dan.. terakhir kali dikunjungi tanggal 22 Maret 2013 Pukul 16.40.
Dalam  melakukan  pengembangan  atas  kasus  dugaan  suap  penentuan  kuota impor  daging  di  Kementerian  Pertanian,  penyidik  Komisi  Pemberantasan  Korupsi
KPK  telah  memanggil  beberapa  pihak  untuk  diperiksa  sebagai  saksi  antara  lain sebagai  berikut  :  Agus  Suganda  Pegawai  Negeri  Sipil,  Maria  Elizabeth  Liman
Dirut  PT.  Indoguna  Utama,  Ahmad  Junaedi  Direktur  Kesehatan  Masyarakat Veteriner  dan  Pasca  panen  Kementerian  Pertanian,  Ahmad  Zaky  swasta,
Syahrudin  swasta,  Elda  Deviane  Adiningrat  swasta,  Soewarso  swasta,  Melani karyawan PT.  Indoguna Utama, Dina zelvia swasta, Eka Pratiwi swasta, Anna
Retnowati swasta, Mimin Juni Atin swasta.
Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan saksi silang antara empat tersangka kasus  dugaan  suap  daging  impor.  Kesaksian  keempat  tersangka  digunakan  untuk
memperkuat bukti. Arya Abdi Effendy swasta, Juard Effendi swasta saksi untuk AAE,  Ahmad  Fatanah  swasta  saksi  untuk  JE,  dan  Luthfi  Hasan  Ishaaq  mantan
presiden PKS saksi untuk AF.
Berkenaan  dengan  kasus  pengususan  kuota  impor  daging  yang  mana  telah ditetapkannya empat orang sebagai tersangka yaitu Presiden PKS yang juga anggota
Komisi I DPR bernama Luthfi Hasan Ishaaq, dua direktur PT Indoguna Utama yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, serta orang dekat Lutfi yakni Ahmad Fathanah
tentu  nya  membuat  KPK  terus  bersemangat  untuk  menguak  mengenai  apa  yang terjadi  terkait  kasus  ini  serta  menyeret  pihak-pihak  yang  tentu  nya  bertanggung
jawab  atas  kerugian  negara  yang  ditimbulkannya.  Salah  satu  cara  KPK  untuk melakukan  tugas  dan  kewenangannya  selaku  institusi  yang  selama  ini  masih
dipercaya masyarakat Indonesia dalam rangka penegakan hukum guna memberantas
tindak pidana korupsi dikaitkan dengan kasus pengurusan daging sapi impor ini ialah dengan  melakukan  pencekalan  terhadap  beberapa  orang  yang  di  duga  mengetahui
kasus pengurusan daging sapi impor ini.
Komisi  Pemberantasan  Korupsi  KPK  juga  telah  memeriksa  Ridwan  Hakim sebagai saksi  yang merupakan putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera
PKS bernama Hilmi Aminuddin terkait kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian Kementan tahun 2013. Ridwan Hakim yang
mangkir  dari  panggilan  pertama  diperiksa  sebagai  saksi  untuk  keempat  orang tersangka.  Terkait  peran  Ridwan  dalam  kasus  yang  melibatkan  mantan  Presiden
PKS,  Luthfi  Hasan  Ishaaq  serta  sejumlah  pihak  swasta  lainnya,  KPK  belum  bisa menjelaskannya  secara  rinci.  Akan  tetapi  melihat  dari  pencegahan  yang  telah
dilakukan  dan  juga  status  Ridwan  yang  merupakan  salah  seorang  putra  dari  Ketua Majelis  Syuro  PKS  yakni  Hilmi  Aminuddin  ini  diduga  banyak  mengetahui  seputar
proses  penentuan  kuota  impor  daging  melalui  pertemuan-pertemuan  yang  kerap dilakukan  mantan  Presiden  PKS  yakni  Luthfi  Hasan  Ishaaq  dengan  pihak  dari
Kementan dan swasta.
110
Sebelumnya, Ridwan Hakim dicegah berdasarkan surat keputusan KPK nomor KEP.10701-23022013  yang  berlaku  per  tanggal  8  Februari  2013.  Bersamaan
dengan  Ridwan,  KPK  juga  melakukan  pencegahan  terhadap  tiga  orang  lain  dari pihak  swasta,  yakni  Ahmad  Zaky,  Rudy  Susanto  dan  Jerry  Roger.  Namun,  sehari
sebelum dikirimkannya surat cegah ke Direktorat Jenderal Ditjen Imigrasi, Ridwan terlebih dahulu kabur ke luar negeri dengan pesawat Turkies Air TK67 pada Kamis
110
Website GOOGLE, httpwww.koran-jakarta.comindex.phpdetailview01113355 terakhir kali dikunjungi tanggal 20 Maret 2013 Pukul 18.50.
72  pukul  18.49  WIB  melalui  Bandara  Internasional  Soekarno  Hatta  tujuan Istanbul.  Atas  pelariannya  tersebut,  Ridwan  dianggap  telah  mangkir  dari
pemeriksaan  KPK  pertama.  Untuk  itu  KPK  pun  sempat  mempertimbangkan  upaya pemanggilan paksa jika Ridwan tetap mangkir dalam pemanggilan keduanya sebagai
saksi.
Komisi  Pemberantasan  Korupsi  KPK  juga  telah  mengeluarkan  surat pencegahan  ke  luar  negeri  kepada  dua  petinggi  PT.  Indoguna  Utama  yakni  Soraya
Kusuma Effendy selaku Komisaris PT. Indoguna Utama dan Maria Elizabeth Liman selaku  Direktur  Utama  PT.  Indoguna  Utama,  terkait  penyidikan  kasus  pengurusan
kuota  impor  daging  sapi  di  Kementerian  Pertanian.  Mereka  dilarang  mengadakan perjalanan  ke  luar  negeri  hingga  enam  bulan  ke  depan  dan    dicegah  agar  sewaktu-
waktu  diperiksa  yang  bersangkutan  tidak  sedang  berada  di  luar  negeri.  Selain mencegah dua pentolan  PT.  Indoguna  Utama,  KPK juga mengeluarkan surat cegah
atas  nama  Denny  P  Adiningrat  selaku  swasta.  Mereka  dicegah  untuk  jangka  waktu enam bulan sejak 5 Februari 2013.
Nama saksi-saksi yang dikenai pencekalan yakni Ridwan Hakim putra Ketua Majelis  Syuro  PKS  bernama  Hilmi  Aminuddin,  Ahmad  Zaky  Swasta,  Rudy
Susanto  Swasta,  Jerry  Roger  Swasta,  Soraya  Kusuma  Effendy  Komisaris  PT. Indoguna Utama, Maria Elizabeth  Liman Dirut  PT.  Indoguna Utama. Sedangkan
nama  saksi  yang  tidak  dikenai  pencekalan  seperti  Agus  Suganda  Pegawai  Negeri Sipil,  Ahmad  Junaedi  Direktur  Kesehatan  Masyarakat  Veteriner  dan  Pasca  panen
Kementerian  Pertanian,  Syahrudin  swasta,  Elda  Deviane  Adiningrat  swasta,
Soewarso  swasta,  Melani  karyawan  PT.  Indoguna  Utama,  Dina  zelvia  swasta, Eka Pratiwi swasta, Anna Retnowati swasta, Mimin Juni Atin swasta.
Berdasarkan  UU  No.  30  Tahun  2002  tentang  KPK  menyatakan  bahwa  KPK dapat melakukan pencekalan baik pada tahap penyelidikan dan penyidikan. Dengan
dipaparkannya nama saksi-saksi yang dikenai pencekalan dan nama-nama saksi yang tidak dikenai pencekalan pada kasus pengurusan kuota impor daging sapi ini, maka
dapat kita simpulkan bahwa tidak semua saksi dalam kasus tindak pidana korupsi ini dapat dikenai pencekalan. Dengan tidak adanya tolok ukur atau kriteria yang diatur
secara  jelas  dan  transparan  yang  tentunya  dapat  dijadikan  rujukan  perihal  alasan pencegahan ke luar negeri, maka publik dapat pula mempertanyakan mengapa semua
pihak  yang  menjadi  saksi  dalam  perkara  pengurusan  kuota  impor  daging  sapi  itu tidak  dicegah  keluar  negeri  ?  Mengapa  kemudian  KPK  tidak  melakukan  tindakan
pencegahan  yang  sama  terhadap  pihak-pihak  yang  juga  diperiksa  dalam  tahap penyelidikan  seperti  Agus  Suganda  Pegawai  Negeri  Sipil,  Ahmad  Junaedi
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca panen Kementerian Pertanian, Syahrudin  swasta,  Elda  Deviane  Adiningrat  swasta,  Soewarso  swasta,  Melani
karyawan PT.  Indoguna Utama, Dina zelvia swasta, Eka Pratiwi swasta, Anna Retnowati  swasta,  Mimin  Juni  Atin  swasta.  Hal  ini  yang  penulis  maksudkan
bahwa  apabila  tidak  ada  batasan,  aturan  dan  atau  tolok  ukur  yang  dapat  dijadikan rujukan  perihal  alasan  pencegahan  ke  luar  negeri,  hal  tersebut  tentunya
dikhawatirkan  akan  membuka  peluang  terjadinya  diskriminasi  yang  pada  akhirnya melanggar  asas  equality  before  the  law  dan  kepastian  hukum  yang  adil  dan  juga
berujung pada pelanggaran HAM yang diatur dalam Konstitusi dan Undang-Undang
No. 39 Tahun 2009 Tentang Hak Asasi Manusia dan peraturan perundang-undangan lainnya.
128
BAB IV ANALISIS YURIDIS TOLOK UKUR PENCEKALAN SAKSI
YANG DILAKUKAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM TAHAP PENYELIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN
HAK ASASI MANUSIA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA
4.1. Kewenangan  KPK  Melakukan  Pencekalan  Terhadap  Saksi  Dalam