kelompok menurut BMI yaitu kelompok dengan BMI 25 kgm
2
dan kelompok dengan BMI
≥25 kgm
2
. Penelitian ini membandingkan kadar kolesterol total, LDL, HDL, rasio kolesterol totalHDL, dan LDLHDL pada kelompok BMI
≥ 25
kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
. Pada kedua kelompok ini dilakukan uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah responden kedua kelompok ≤ 50
orang, dengan jumlah responden dengan BMI ≥ 25 kgm
2
sejumlah 35 orang, BMI 25 kgm
2
sejumlah 31 orang. Data tersebut kemudian dinilai perbandingan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan jika data terdistribusi normal atau
mengggunakan uji Mann-Whitney jika data terdistribusi tidak normal Dahlan, 2011.
Tabel IX. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, Kolesterol TotalHDL, LDLHDL
Profil lemak
BMI ≥25
n = 66 BMI 25
n = 66
P Kolesterol Total
192,41 ± 36,97 197,99 ± 33,55
0,525
HDL 40,82 ± 8,36
45,62 ± 8,95 0,028
LDL
117,19 ± 32, 68 120,99 ± 27,29
0,862
Kolesterol TotalHDL
4,86 ± 1,22 4,49 ± 1,07
0,316
LDLHDL
2,91 ± 0,84 2,76 ± 0,80
0,438
p0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
1. Perbandingan Kolesterol Total pada BMI
≥25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
Data kadar kolesterol total dibagi menjadi 2 kelompok, BMI tinggi ≥25 kgm
2
dan BMI rendah 25 kgm
2
, kemudian diuji normalitasnya. Uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro Wilk. Nilai signifikansi pada uji
normalitas didapat 0,154 dan 0,067 artinya keduanya terdistribusi normal karena nilai p0,05 maka dilakukan uji komparatif dengan uji t tidak berpasangan. Hasil
uji t tidak berpasangan didapat nilai signifikansi 0,525 artinya ada perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total dengan BMI ≥25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2 .
Penelitian dengan hasil serupa dilakukan oleh Herawati 2013 melibatkan 60 responden dengan rentang usia 17- 24 tahun menunjukkan adanya
perbedaan yang tidak bermakna antara kolesterol total pada kelompok 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥23 kgm
2
dengan nilai p=0,300. Hasil yang sejalan juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Prayogie 2011, melibatkan 70
responden yakni dosen dan karyawan pria Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan rentang usia 30-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang tidak bermakna antara kolesterol total pada kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
p=0,938. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiono 2012 dengan data kelompok sampel
obesitas terdapat 121 sampel 52,2 hiperkolesterolemia dan tidak obesitas terdapat 111 sampel 47,8 hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia antara
obesitas dan tidak obesitas berbeda tetapi tidak bermakna p=0,457.
2. Perbandingan HDL pada BMI ≥25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
Data kadar HDL dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kadar HDL dengan BMI tinggi dan kadar HDL dengan BMI rendah, kemudian diuji normalitasnya.
Uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk. Nilai signifikansi didapat 0,952 dan 0,339 artinya keduanya terdistribusi normal karena nilai p0,05 maka
dilakukan uji komparatif dengan uji t tidak berpasangan. Hasil uji t tidak
berpasangan didapat signifikansi 0,028 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara kadar HDL dengan BMI ≥25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
. Hasil penelitian yang serupa dilakukan oleh Setiono 2012 pada
kelompok HDL rendah pada jenis kelamin laki-laki dengan 55 sampel obesitas 54,2 dan 33 sampel tidak obesitas 37,5 sedangkan pada jenis kelamin
perempuan didapakan 23 sampel obesitas 42,6 dan 31 sampel tidak obesitas 57,4. HDL yang rendah pada jenis kelamin laki-laki antara 2 kelompok
didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0.010 sedangkan pada jenis kelamin perempuan berbeda tetapi tidak bermakna dengan nilai p=0,097.
Penelitian oleh Ercho, Berawi, dan Susantiningsih 2014 juga didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kadar HDL mahasiswa obesitas dengan mahasiswa tidak obesitas dengan nilai p=0,000. Dapat disimpulkan pada
penelitian ini bahwa rata-rata kadar HDL mahasiswa tidak obesitas lebih tinggi dari mahasiswa obesitas dengan selisih kadar HDL tersebut sebesar 14.24 mgdL.
Berdasarkan penelitian oleh Mamat 2010 hasil analisis data didapat dari 7974 responden yang tidak mengalami obesitas sebanyak 76,6 kadar kolesterol
HDLnya tidak normal, sedangkan dari 1640 mereka yang mengalami obesitas sebanyak 78,6 kadar kolesterolnya tidak normal. Berdasarkan nilai jumlah
persentase kejadian kadar kolesterol HDL tidak normal menunjukkan adanya perbedaan persentase sebesar 2, walaupun perbedaannya sedikit namun bila
melihat hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p= 0,004 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan kadar kolesterol HDL.
Didapatkan hasil OR=1,121 ; 95 CI=1,037 – 1,211 yang berarti responden
yang mengalami obesitas mempunyai risiko sebesar 1,121 lebih sering untuk mengalami kadar kolesterol yang tidak normal dibanding responden yang tidak
obesitas. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan Sanlier, et al. 2007 yang
membandingkan perbedaan HDL pada tiga kelompok BMI yaitu BMI18,5 kgm
2
underweight, BMI 18,5-24,9 kgm
2
normal dan BMI 25,0 kgm
2
overweight diperoleh hasil yang dengan nilai p=0,52 yang artinya tidak ada perbedaan yang
bermakna kadar HDL pada ketiga kelompok BMI ini. Berdasarkan penelitian ini rerata kadar HDL tertinggi didapat pada kelompok underweight dan kelompok
normal, rerata kadar HDL terendah pada kelompok overweight. Hasil yang berbeda dikarenakan jumlah responden penelitian ini lebih sedikit, usia
responden, dan pembagian kelompok BMI.
3. Perbandingan LDL pada BMI ≥25 kgm