2. Tipe-tipe Plagiarisme
Dalam Henry 2011, ada empat tipe plagiarisme yaitu sebagai berikut: a. Plagiarisme Ide Plagiarism of Ideas
Tipe plagiarisme ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki persamaan
dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan adanya dua ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu
bahan bukti yang cukup untuk memastikan adanya plagiarisme. Namun demikian, salah satu kunci untuk membuktikan adanya
plagiarisme adalah dengan mempertanyakan apakah ia mendapatkan keuntungan dari pemikiran orang lain.
b. Plagiarisme Kata Demi Kata Word for Word Plagiarism
Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya.
Plagiarisme dianggap terjadi karena skala pengutipannya sangat substansial, sehingga seluruh ide atau gagasan penulisannya benar-
benar terambil. Plagiarisme seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis puisi.
c. Plagiarisme Atas Sumber Plagiarisme of Source
Plagiarisme tipe ini memiliki banyak „dosa‟ karena tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-selengkapnya referensi yang
dirujuk dalam kutipan.
d. Plagiarisme Kepengarangan Plagiarisme of Autoship
Plagiarisme kepengarangan terjadi apabila seseorang mengaku sebagai pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain.
Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran dan motif kesengajaan untuk „membohongi‟ publik.
3. Bentuk-bentuk Tindakan Plagiarisme
Felicio Henry 2011: 35-36 mengemukakan beberapa bentuk tindakan plagiarisme antara lain:
a. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri; b. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri;
c. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri; d. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil
sendiri; e. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda
tana menyebutkan asal-usulnya; f. Meringkas dan memparafrasekan mengutip tidak langsung
tanpa menyebutkan sumbernya; dan g. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya
tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu mirip dengan sumbernya.
4. Faktor-faktor penyebab tindakan plagiarisme
Dalam Henry 2011, ada tiga fator yang menjadi penyebab tindakan plagiarisme yaitu sebagai berikut:
a. Aspek lemahnya etika akademik
Dari segi etika, setiap komunitas memiliki norma-norma penuntun perilaku tersendiri dalam rangka mewujudkan keutamaan
pribadi. Sebagai norma, implementasi tuntunan etika itu lebih bersifat soft ketimbang hukum. Selain itu, norma etika juga tidak
mengedepankan sanksi sekeras aturan hukum. Sanksi terhadap pelanggaran etika tidak lebih dari cela dan kecaman.
b. Aspek kohesi dengan penegakan hukum
Tindakan plagiarisme merupakan salah satu misteri pelanggaran hukum yang belakangan ini semakin meluas dan
beragam. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namun hasilnya tidak memuaskan atau menggembirakan. Mungkin
pemerintah dan masyarakat sudah terlalu apatis dalam menyikapinya. Para ahli hukum sering mendiagnosa sumbernya
pada tiga faktor kolektif, yakni perangkat hukumnya, pemahaman aparatnya dan kesadaran hukum masyarakat.
Pertama, makin meluasnya mentalitas menerobos jalan pintas dikalangan masyarakat, termasuk mereka yang berstatus
mahasiswa. Kedua,
menebalnya budaya
simulacra atau