siswa atau 77,42 yang menyatakan prestasi belajar tinggi, sebanyak 14 siswa atau 22,59 yang menyatakan prestasi belajar
siswa cukup, dan tidak ada siswa atau 0 yang menyatakan prestasi belajar rendah dan sangat rendah. Dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa tinggi.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal atau tidaknya data hasil pengukuran. Pengujian normalitas pada penelitian
ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan program komputer SPSS 16. Syarat uji signifikansi yang digunakan
adalah jika p 0,05 maka data penelitian dapat dikatakan normal. Hasil pengujian dan kesimpulan uji normalitas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut: Tabel 5.4
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1
X2 Y
N 62
62 62
Normal Parameters
a
Mean 48.8548
70.8387 68.0432
Std. Deviation 3.23326
7.98809 2.25728
Most Extreme Differences
Absolute .155
.059 .065
Positive .061
.059 .065
Negative -.155
-.054 -.052
Kolmogorov-Smirnov Z 1.217
.467 .511
Asymp. Sig. 2-tailed .104
.981 .956
a. Test distribution is Normal.
Tabel 5.5 Kesimpulan Uji Normalitas
No Variabel Koef.
Kolmogorov Probabilitas
Taraf Signifikansi
Kesimpulan
1 Media Pembelajaran
X1 1,217 0,104 0,05 Normal
2 Motivasi Belajar X2
0,467 0.981 0,05 Normal 3 Prestasi
Belajar Y
0,511 0,956 0,05 Normal
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
media pembelajaran X1 diperoleh sebesar 1,217 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,104 p0,05 yang berarti memiliki data
normal, untuk variabel motivasi belajar X2 sebesar 0,467 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,981 p0,05 yang berarti memiliki
data normal, dan untuk variabel prestasi belajar Y sebesar 0,511 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,956 p0,05 yang berarti
memiliki data normal. Ketiga variabel tersebut memiliki probabilitas lebih tinggi dari taraf signifikansi 0,05 yang berarti ketiga variabel
tersebut normal.
2. Uji Asumsi klasik
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.
Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant 60.328
5. 228 11.540
.000 X1
.146 .089
.210 1.642
.106 .994
1.006 X2
.008 .036
.028 .220
.827 .994
1.006 a. Dependent Variable: Y
Tabel 5.7
Coefficient Correlations
a
Model X2
X1
1 Correlations
X2 1.000
.078 X1
.078 1.000
Covariances X2
.001 .000
X1 .000
.008 a. Dependent Variable: Y
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel motivasi belajar siswa yang
mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel media pembelajaran dengan tingkat korelasi sebesar 0,078. Oleh karena
korelasi ini masih dibawah 0,95 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius.
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0.10 berarti tidak ada korelasi antar varaiabel independen. Hasil perhitungan nilai variance inflation faktor VIF juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
60.328 5.228
11.540 .000
X1 .146
.089 .210
1.642 .106
X2 .008
.036 .028
.220 .827
a. Dependent Variable: Y
Hasil pengujian menunjukkan koefisien parameter untuk variabel bebas tidak ada yang signifikan sig 0,05
mempengaruhi variabel terikat dependent, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson DW-test, uji Durbin Watson digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel independenGhozali, 2006:95 .
Hipotesis yang diuji adalah: H0: tidak ada auto korelasi r=0
HA: ada autokorelasi r ≠0
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Hipotesis nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif
Tolak No decision
0 d dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tolak No decision
Tidak ditolak 4 – dl d 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
du d 4 – du
Hasil perhitungan uji autokorelasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .209
a
.044 .011
2.24433 2.040
a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Nilai Durbin-Watson d sebesar 2,040, nilai d akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5, jumlah sampel 100 n dan jumlah variabel independen 2 k = 2. Nilai d = 2,040 lebih besar dari batas du =
1,66 dan kurang dari 4-1,66 4-du atau 1,66 2,040 2,34, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif ataupun
negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis penelitian yang akan diuji. Untuk pengujian hipotesis penelitian satu dan dua
digunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk pengujian hipotesis yang ketiga digunakan analisis korelasi ganda dua
variabel bebas. Hasil analisis untuk pengujian satu dan dua dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.10 Uji Hipotesis I dan II dengan Menggunakan Korelasi Product Moment
Correlations Y
X1 X2
Pearson Correlation
Y 1.000
.208 .012
X1 .208
1.000 -.078
X2 .012
-.078 1.000
Sig. 1-tailed Y
. .053
.464 X1
.053 .
.272 X2
.464 .272
. N
Y 62
62 62
X1 62
62 62
X2 62
62 62
Rangkuman hasil perhitungan hipotesis I dan II dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.11
Perhitungan Hipotesis I dan II
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
60.328 5.228
11.540 .000
X1 .146
.089 .210
1.642 .106
X2 .008
.036 .028
.220 .827
a. Dependent Variable: Y
a. Hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan
prestasi belajar siswa Tabel 5.10 menunjukkan koefisien korelasi antara
penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa adalah 0,208. Bila diinterpretasikan dalam tabel interpretasi nilai r
maka terletak pada kategori rendah, yaitu pada range 0,20 – 0,399. Diketahui
pada dk 60 62-2 dengan taraf signifikan 0,05 sebesar 0,254 Sugiyono 2010:257. Karena
yaitu 0,208 0,254, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa ditolak. Pada tabel 5.11 diperoleh
sebesar 1.642 dan harga untuk dk 60 62-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar
1,671. Karena yaitu 1,642 1,671 sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa
ditolak. b.
Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Tabel 5.10 menunjukkan koefisien korelasi antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 0,012. Bila diinterpretasikan dalam tabel nilai r maka terletak pada kategori
sangat rendah, yaitu pada range 0,00 – 0,199. Diketahui pada dk 60 62-2 dengan taraf signifikan 0,05 sebesar 0,254
Sugiyono 2010:257. Karena yaitu 0,012 0,254,
maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ditolak.
Tabel 5.11 diperoleh sebesar 0,22 dan harga
untuk dk 60 62-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,671. Karena
yaitu 0,22 1,671 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa ditolak. c.
Hubungan antara penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
Hasil perhitungan antara penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa menggunakan
rumus regresi ganda dan korelasi ganda. Perhitungan analisis regresi ganda berdasarkan tabel 5.11 adalah sebagai berikut:
Y= a + +
Y= 60.328
+ 0,146 + 0,008
Keterangan :
Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = harga Y ketika harga X= 0 harga konstan. b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan
peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila + arah
garis naik, dan bila - maka arah garis turun.
x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Persamaan garis regresi di atas dapat digunakan sebagai landasan untuk prediksi terhadap variabel prestasi belajar Y jika
diketahui untuk kedua variabel bebas. Skor Y menurun karena hubungan dari kedua variabel bebas yaitu media pembelajaran
dan motivasi belajar berada pada kategori rendah. Dengan demikian kelengkapan media pembelajaran dan tingkat
penggunaan media pembelajaran serta tinggi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tidak memiliki hubungan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Tabel 5.12
Uji Hipotesis III dengan menggunakan Korelasi Ganda
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.209
a
.044 .011
2.24433 a. Predictors: Constant, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Tabel 5.12 diketahui harga koefisien korelasi ganda Rxy sebesar 0,209 dan harga koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 0,44. Diketahui pada dk 60 62-2 dari hasil
interpolasi sebesar 0,254. Karena yaitu 0,209
0,254 maka hipotesis ditolak.
C. Pembahasan
1. Hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian yang pertama menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa di tolak. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
yaitu 0,209 0,254 dan setelah dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan uji t diketahui bahwa
yaitu 1,642 1,671. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tingkat
penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar tidak ada hubungannya dengan peningkatkan prestasi belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk memperjelas dan membuat siswa tertarik dengan materi yang
disampaikan oleh guru. Media pembelajaran juga memiliki manfaat sebagai alat bantu bagi guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran
agar mempermudah siswa mencerna dan memahami materi pelajaran yang rumit dan komplek terlebih lagi setiap materi pelajaran memiliki
tingkat kesukaran yang berbeda-beda dan ada materi pelajaran yang tidak memerlukan penggunaan media pembelajaran. Penggunaan