23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil bentuk penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang mendalam
dari suatu individu, kelompok atau institusi. Di bidang pendidikan, studi kasus umumnya dilakukan untuk menentukan latar belakang, lingkungan, dan sifat-
sifat anak terhadap suatu masalah Sumanto, 1990:56. Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMA Katholik Wijaya Kusuma, untuk
mengetahui hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora, JL. A.
Yani No.19A, Blora. 2. Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2010
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengujian Sampel
1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Katholik Wijaya
Kusuma, Blora yang berjumlah 340 siswa. 22
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Sampel Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
Arikunto, 1989:104. Penulis akan mengambil sampel seluruh siswa kelas XII yang memiliki jumlah 100 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah sampel yang memiliki ciri-ciri yang esensial
dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif Nasution, 2003:98. Alasan teknik ini digunakan adalah seluruh siswa kelas XII yang
akan segera menyelesaikan studinya dan bersiap melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah ukuran sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang
berhasil dicapai siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar didasarkan pada rata-rata nilai rapor siswa semester 1 kelas X s.d semester 5 kelas
XII. 2. Lingkungan
Belajar a.
Lingkungan belajar Lingkungan belajar mencakup lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
adalah lingkungan di mana siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai. Lingkungan sekolah
adalah lingkungan di mana siswa membuka kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Lingkungan
masyarakat adalah lingkungan di mana siswa menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, baik dengan teman
sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabelnya:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Sub Variabel Indikator
No. butir Positif Negatif
a. Lingkungan
belajar di keluarga
1.1. Cara mendidik
1.2. Suasana keluarga
1.3. Pengertian orang tua
1.4. Keadaan sosial ekonomi
orang tua 1.5.
Latar belakang kebudayaan
4,11 2,10
1,6 7
8,12 5
- 3
9 -
b. Lingkungan
belajar di sekolah
1.1. Media pendidikan
1.2. Keadaan gedung
2.1. Interaksi guru dengan murid
2.2. Cara penyajian 2.3. Hubungan antara murid
2.4. Standar pelajaran diatas ukuran
2.5. Kurikulum 2.6. Waktu sekolah
2.7. Pelaksanaan disiplin 2.8. Metode belajar
2.9. Tugas rumah 2,3
1 -
6 -
- 10
4 -
5,13 11
- -
8 -
9 7
- -
12 -
- c.
Lingkungan belajar di
1.1. Mass media
1.2. Teman bergaul
- 2,3,4,6
1,9 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
masyarakat 2.1. Kegiatan lain
2.2. Cara hidup lingkungan 10
5 7,8
- Skala pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala likert.
Pada setiap alternatif pernyataan disajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a. pernyataan positif: sangat
setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 2, sangat tidak setuju skor 1; b. pernyataan negatif: sangat setuju skor 1,
setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, sangat tidak setuju skor 5.
3. Minat Studi ke Perguruan Tinggi Minat studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan-
kecenderungan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMA. Minat ditandai
dengan perasaan senang, perhatian, dan perasaan tertarik terhadap perguruan tinggi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator
No butir
Positif
Negatif
Minat belajar
siswa 1.
Keinginan 2.
Perasaan tertarik 3.
Perasaan suka 4.
Kesadaran dirinya akan hubungan
dengan obyek 3
7 8
1,2,4,5,6, 9,10
‐ ‐
‐ ‐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Skala pengukuran minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menggunakan skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif
jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a. pernyataan positif: sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3,
tidak setuju skor 2, sangat tidak setuju skor 1; b. pernyataan negatif: sangat setuju skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor
4, sangat tidak setuju skor 5.
E. Teknik Pengumpulan Data