Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR

DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : Siswa-siswi IPA dan IPS kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Dwi Widiyanto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) hubungan faktor lingkungan belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) hubungan prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; dan (4) hubungan status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang berjumlah 80 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab masalah pertama, kedua dan ketiga, digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab masalah keempat digunakananalisis korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,003 ; ρ = 0,981); (2) ada hubungan antara faktor lingkungan belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,388 ; ρ = 0,000); (3) tidak ada hubungan antara prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = -0,196 ;ρ = 0,82); (4) ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (R = 0,420 ;ρ = 0,002).


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS, LEARNING ENVIRONMENT FACTOR, LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST OF CONTIUNING STUDY TO

UNIVERSITY

A Case study : The students of IPA and IPS the XI grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu

Dwi Widiyanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objective of this research are to know about: (1) parents’ economy social status and the interest of continuing study to university; (2) the relationship of learning environment factor and the interest of continuing study to university; (3) the relationship of learning achievement and the interest of continuing study to university; and (4) the relationship between parents’ economy social status, learning environment factor, learning achievement and the interest of continuing study to university.

The population of this research is 80 students of the XI grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. To answer the first problem, second problem, and third problem, product moment correlation analysis was applied, and to answer the fourth problemdouble correlation analysiswas used.

The result of this research shows that: (1) there is no relationship between parents’ economy social status and the interest of continuing study to university (r = 0,003 ;ρ = 0,981); (2) there is relationship between learning environment factor and the interest of continuing study to university (r = 0,388 ; ρ = 0,000); (3) there is no relationship between study achievement and the interest of continuing study to university (r = -0,196 ; ρ = 0,82); (4) there is relationship between parents’ social economy, social achievement and the interest of continuing study to university (R = 0,420 ; ρ = 0,002).


(3)

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR

DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : Pada Siswa-siswi IPA dan IPS kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : DWI WIDIYANTO

NIM : 011334092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007


(4)

(5)

(6)

(7)

PERSEMBA HA N

Seandainya layak, kupersembahkan untuk mereka yang senantiasa ada

dihati, yang telah memberikan doa dan restu, semangat serta bantuan dalam

berbagai bentuk sehingga skripsi ini memberikan kebanggaan bagi diriku dan

bagi mereka semua, yaitu :

 Kepada Bapakku

PUSIYO

dan Ibuku

WIDAYATI

tercinta yang dengan tulus dan doa restunya, aku bisa menjadi seperti ini

Kepada kakakku

ANNARIMANINGSIH

dan adikku

AGUS

TRINUGROHO

 Kepada mbahku

ATMO DIWIRYO

(simpen)

 Kepada blik dan pak lik yang ada di nanggulan, gamping, jakarta, surakarta, jember

 Seseorang yang akan jadi bidadariku, yang akan aku cintai sepenuh hati dalam hidup dan mati, yang akan aku harapkan jadi teman perjuangan merenda masa depan, dan menapaki jalan ilahi

 Buat diriku yang satu-satunya orang yang akan terus berhubungan dengan seluruh hidupku.


(8)

(9)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR

DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : Siswa-siswi IPA dan IPS kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Dwi Widiyanto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) hubungan faktor lingkungan belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) hubungan prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; dan (4) hubungan status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang berjumlah 80 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab masalah pertama, kedua dan ketiga, digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab masalah keempat digunakananalisis korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,003 ; ρ = 0,981); (2) ada hubungan antara faktor lingkungan belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,388 ; ρ = 0,000); (3) tidak ada hubungan antara prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = -0,196 ;ρ = 0,82); (4) ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (R = 0,420 ;ρ = 0,002).


(10)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS, LEARNING ENVIRONMENT FACTOR, LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST OF CONTIUNING STUDY TO

UNIVERSITY

A Case study : The students of IPA and IPS the XI grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu

Dwi Widiyanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objective of this research are to know about: (1) parents’ economy social status and the interest of continuing study to university; (2) the relationship of learning environment factor and the interest of continuing study to university; (3) the relationship of learning achievement and the interest of continuing study to university; and (4) the relationship between parents’ economy social status, learning environment factor, learning achievement and the interest of continuing study to university.

The population of this research is 80 students of the XI grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. To answer the first problem, second problem, and third problem, product moment correlation analysis was applied, and to answer the fourth problemdouble correlation analysiswas used.

The result of this research shows that: (1) there is no relationship between parents’ economy social status and the interest of continuing study to university (r = 0,003 ;ρ = 0,981); (2) there is relationship between learning environment factor and the interest of continuing study to university (r = 0,388 ; ρ = 0,000); (3) there is no relationship between study achievement and the interest of continuing study to university (r = -0,196 ; ρ = 0,82); (4) there is relationship between parents’ social economy, social achievement and the interest of continuing study to university (R = 0,420 ; ρ = 0,002).


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Faktor Lingkungan Belajar, dan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Fx. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, dan pengarahan-pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, dan pengarahan-pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.


(12)

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis belajar di USD.

7. Drs. Markoes Padmonegoro, selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan Blik Sri yang telah membantu penulis dalam pencarian data.

8.

Kedua orang tuaku, Bapak PUSIYO dan Ibu WIDAYATI

yang tercinta,

dan kakakku

ANNA

dan adikku

AGUS

, yang tidak pernah lelah memberikan

doa, kasih sayang, doa restu, perhatian, dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat kepada penulis.

9. Teruntuk Mbahku Atmo Diwiryo ‘Simpen’, Bulik Jumini, lik Parno, lik Sarono, blik Pur terima kasih atas dorongan dan semangatnya selama ini. 10. Buat adik sepupuku Sulis (Alm), Heni, Lyla n si kecil Ega belajar yang rajin

gapai cita-cita setinggi mungkin dengan keyakinan dan perjuangan. 11. Keluarga besarku di Nanggulan makasih atas semuanya.

12. Buat tanteku FITRI thank’s

13. Teman-teman seperjuanganku Pendidikan Akuntansi ; Joko ‘suthur’, Taryono, Heru ‘Kompos’, Allan ‘jembling’, Wawan‘bakwan’, Satya, Heru‘Grandong’, Anry‘kontrek’, Sunu ‘Paijo n Paijem’, Beni

bendot’, Yudha ‘gudhel’, Eka ‘colly’, Diar ‘Beda’, Adi ‘Sardjoe’, Sigit ‘wewek’, Arie‘teklek’, Cipi, Remond, Andre, Anton ‘Burket’, Titus‘Pakde’,Sunu C, thank’s atas kebersamaannya.


(13)

14. Temen-temen kampungku GIYOSO : Nardi ‘Nthit’, Waldiyono ‘tolet’,

Adam ‘klomoh’, Maman ‘Menyul’, Andi ‘Simbah’, Wawan

‘Wowok’, Agus ‘Bladus’, Supri ‘Weker’, Supri

‘Cibonk’, Heri ‘bemo’ and base campku THUNTENG,

Akhirnya aku jadi S.Pd dab!!

15. Thank’s to Rismas A l- Muminum&T unas JayaGiyoso atas kepercayaan yang diberikan selama ini.

16. Pendidikan Akuntansi 2001 yang tidak bisa sebutkan satu persatu.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 2 Oktober 2007 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 8


(15)

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 11

3. Lingkungan Belajar ... 14

4. Prestasi Belajar ... 21

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berfikir ... 24

1. Hubungan antara status ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 24

2. Hubungan antara faktor lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 25

3. Hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 27

4. Hubungan antara status ekonomi orang tua faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

C. Populasi ... 31

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Pengujian Kuesioner ... 37


(16)

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran umum sekolah ... 47

B. Visi dan Misi ... 50

C. Organisasi ... 52

D. Sumber Daya Manusia ... 53

E. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 55

F. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 56

G. Kurikulum ... 57

H. Majelis Sekolah / Dewan Sekolah ... 58

I. Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat ... 59

J. Usaha Antara Sekolah Dengan masyarakat ... 59

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 61

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 71

C. Pengujian Hipotesis ... 74

D. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 87

C. Saran-saran ... 88


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas ... 38

Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ... 40

Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah ... 61

Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu ... 62

Tabel 5.3 Deskripsi Pekerjaan Pokok Ayah ... 63

Tabel 5.4 Deskripsi Pekerjaan Pokok Ibu ... 64

Tabel 5.5 Deskripsi Pendapatan Ayah ... 64

Tabel 5.6 Deskripsi Pendapatan Ibu ... 65

Tabel 5.7 Deskripsi Fasilitas Keluarga ... 66

Tabel 5.8 Deskripsi Fasilitas Keluarga ... 68

Tabel 5.9 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 69

Tabel 5.10 Deskripsi Prestasi Belajar ... 70

Tabel 5.11 Deskripsi Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi ... 71

Tabel 5.12 Tabel Uji Normalitas ... 72

Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 73

Tabel 5.15 Rangkuman Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 80


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 92

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ... 97

Lampiran 3 Distribusi Frekuensi ... 102

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ... 123

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Lineritas ... 134

Lampiran 6 Analisis Product Moment dan Regresi ... 139

Lampiran 7 Sumbangan Efektif dan Relatif ... 151

Lampiran 8 Tabel r, t, dan F ... 154


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sukses dalam hidup merupakan suatu kondisi yang selalu diinginkan oleh setiap orang. Salah satu cara untuk menuju ke kondisi tersebut sukses adalah melalui pendidikan. Pencapaian sukses melalui jalur pendidikan memerlukan waktu yang panjang, dengan berbagai kendala baik eksternal maupun internal. Kendala eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar individu. Contohnya adalah lingkungan sosial dan keluarga. Sedangkan untuk kendala internal adalah segala hal yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Contoh kendala internal adalah kondisi fisik, minat, dan motivasi.

Pada masyarakat yang semakin maju itu, prestasi seseorang di bidang pendidikan dipandang amat penting. Karenanya lembaga-lembaga pendidikan formal (sekolah) cenderung sangat menekankan proses belajar yang baik, suasana kompetitif di kelas, dan keberhasilan siswa dalam menempuh tes atau ujian. Persoalan prestasi atau keberhasilan siswa dalam belajar mendapat perhatian khusus. Alasannya lulusan diharapkan mampu melihat akibat-akibat yang mungkin timbul dihadapi dikemudian hari sebagai akibat pilihan-pilihannya mengenai sekolah dan pekerjaan.

Pendidikan sering dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Karena itu banyak orang tua yang tidak ragu-ragu


(20)

memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Ada harapan dari para orang tua bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Sayangnya, untuk memperoleh pendidikan diperlukan biaya yang cukup banyak. Biaya pendidikan yang tinggi inilah yang kadang menjadi kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak diantara mereka putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan. Pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusan studi lanjut, mereka harus mempertimbangkan dua hal (W.S Winkel, 1984:31): (1) Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan kemampuan finansial dan (2) Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.

Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki minat studi lulusan SMA Pangudi Luhur melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini menarik untuk dilakukan penelitian oleh sebab lulusan SMA Pangudi Luhur kebanyakan setelah lulus banyak yang langsung mencari kerja. Sedangkan tujuan pendidikan SMA Pangudi Luhur bukanlah untuk itu, tetapi lulusan diharapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi/rendahnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, faktor-faktor tersebut antara lain status sosial ekonomi orang tua, lingkungan belajar, prestasi belajar, motivasi, dan kurikulum sekolah. Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor status sosial


(21)

ekonomi orang tua, lingkungan belajar dan prestasi belajar. Ketiga faktor tersebut diduga kuat merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi tinggi/rendahnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Status sosial ekonomi orang tua adalah salah satu pembeda penduduk dalam suatu masyarakat. Status sosial masyarakat menunjukkan sejumlah tingkatan atau lapisan ekonomi yang berjenjang dalam masyarakat dari lapisan tinggi sampai dengan lapisan bawah. Siswa dari latar belakang status sosial ekonomi orang tua yang tinggi diduga kuat akan mempengaruhi minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi yang tinggi pula, hal ini disebabkan orang tua siswa tersebut cenderung tidak masalah biaya pendidikan. Sedangkan siswa dari latar belakang status sosial ekonomi orang tua yang rendah minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi akan rendah pula.

Terkategorikan sebagai status sosial ekonomi adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang, maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya dalam berbagai bidang. Dengan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi maka orang tua tersebut akan mempunyai wawasan yang luas sehingga cenderung akan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jenis pekerjaan berhubungan dengan tingkat pendapatan seseorang. Jenis pekerjaan yang semakin baik maka pendapatan seseorang akan tinggi pula. kedua hal ini diduga kuat akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(22)

Faktor lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan individu. Dengan adanya pengaruh lingkungan belajar yang baik akan mendorong pencapaian prestasi yang semakin baik pula. Siswa yang berasal dari lingkungan belajar yang baik akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang berasal dari lingkungan belajar yang buruk. Siswa yang mempunyai prestasi belajar yang baik akan mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh sebab siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Hal tersebut menandakan adanya pengaruh positif lingkungan belajar dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Terkategorikan sebagai lingkungan belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Lingkungan sekolah yang baik yang dicirikan sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa akan baik pula. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula.


(23)

Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMA Pangudi Luhur dengan judul “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Faktor Lingkungan, Dan Prestasi Belajar Dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi”.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dikembangkan 3 (tiga) faktor penduga diantaranya status sosial ekonomi, faktor lingkungan, dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

2. Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

3. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?


(24)

4. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi

orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain : 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(25)

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan studi lanjut siswa.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

Menurut W.S Winkel (1991:30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Pendapat lain dikemukakan oleh Bimo Walgito (1977:38), yang menyatakan minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek itu. Minat juga diartikan sebagai kesadaran seseorang bahwa obyek, seseorang sesuatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Whitherington, 1963:124).

Berbicara tentang minat, munculnya tidak terbetuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses


(27)

sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di masyarakat, dan di dalam keluarga.

Kemampuan peserta didik dan pengalaman belajar yang berbeda-beda pada peserta didik akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai obyek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah, minat pada pekerjaan dimasa mendatang dan lainnya. Adapun bahaya perkembangan minat antara lain interprestasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya, minat berdasarkan konsep yang tidak realistik dan bobot emosional yang negatif terhadap minat tertentu dan sebagainya.

Menurut Giartama (1990:6), minat dapat digolongkan menjadi 2 : a. Minat secara intrinsik

Minat seara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Dasarkan pendapat tersebut di atas, maka minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas III, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarah siswa untuk memilih penguruan tinggi


(28)

sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari SMU, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, perasaan tertarik, dan perasaan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya.

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademi atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, sekolah tinggi istitut atau universitas.

Sesuai dengan Undang-Undang No, 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan perguruan tinggi berupa, akademi, sekolah tinggi institut, universitas serta bentuk-bentuk lain yang ditetapkan pemerintah.

a. Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan profesional.

b. Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat berdiri dari satu atau lebih jurusan.

c. Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni.


(29)

Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.

d. Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang pengetahuan, teknologi dan seni yang terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Stratifikasi atau status adalah pembedaan penduduk dalam suatu masyarakat ke dalam sejumlah tingkatan atau lapisan secara berjenjang-jenjang hierarkis dari lapisan yang tinggi sampai yang terbawah. Inti dari pelapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya pemerataan/keseimbangan dalam pembagian hak-hak, kewajiban dan tanggung jawab diantara para anggota masyarakat, yang selanjutnya mempunyai pengaruh pada pembagian kesejahteraan diantara para warga masyarakat tersebut. Kedudukan atau status sosial bisa didefinisikan sebagai tempat dalam hubungannya dengan orang-orang lain dalam masyarakat, yang akan memberikan hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu kepada individu yang menempati kedudukan tersebut. Berdasarkan cara bagaimana status diperoleh, status dapat dibedakan menjadi dua (Soerjono, 1982:234-235) :


(30)

Kedudukan macam ini diterima oleh seseorang bukan karena usaha, melainkan karena pengaruh adat dan kebudayaan yang berlaku, atau corak masyarakat, dalam hal ini bisa dijumpai pada masyarakat feodal.

b. Achieved status(status yang dicapai dengan usaha)

Kedudukan macam ini dicapai oleh seseorang berkat jerih payah usahanya sendiri. Kedudukan macam ini bersifat terbuka bagi siapa saja, asal mampu memenuhi persyaratan yang dituntut oleh kedudukan tersebut.

Mengenai status sosial ekonomi Keeves (1972:67) mengatakan bahwa status sosial ekonominya mencakup unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, kepemilikan barang berharga seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya. Hopkis (1985:59) mengatakan bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial dan ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, dan atau tempat tinggal. Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, dan kecenderungan memiliki banyak barang berharga, maka mereka akan menempati posisi yang tinggi di masyarakat


(31)

Hopkins (1985:59) memberikan kesimpulan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi.

Tentang status Miller (1970:169) menyatakan sebagai berikut :

Social class or status in one of the most important variables in social research. The socioecomonic position of the person affect his chances for education, income, occupation, marriage, health, friends, and even life expetancy.

Kedudukan seseorang dalam masyarakat akan mempengaruhi kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Status sosial ekonomi akan mempengaruhi seseorang untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan masa depanya. Tentang hal ini Johnson (1986:131) berpendapat :

Kegiatan individu, apakah itu diharapkan untuk sekedar memperisapkan hidup biologisnya atau memenuhi pelbagai kebutuhan manusia yang lain, dibatasi oleh kedudukan sosial ekonomi itu yang kebetulan ia miliki dalam lingkungan sosial dan material ini. Juga cara individu melihat dunia dikondisikan oleh kedudukannya yang tertentu dalam lingkungan sosial dan materialnya.

Adanya perbedaan status sosial masyarakat akan memberikan kesempatan atau fasilitas hidup yang berbeda pula, seperti keselamatan hidup, harta benda, standar hidup kebebasan dan tingkah laku. Di samping itu juga akan memberikan perbedaan dalam memperoleh kesempatan dalam menekuni jenjang pendidikan. Hal tersebut berarti bahwa keluarga yang mendapatkan fasilitas lebih banyak akan lebih berpeluang untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi pula. Dengan adanya perbedaan dalam hal kemampuan, sebagai akibat perbedaan situasi sosial, maka di


(32)

sini sekolah dihargai bukan karena nilai pendidikannya saja tapi juga sebagai simbol status masyarakat.

Keadaan keluarga juga akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak. Ia dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat, motivasi anak terhadap suatu objek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Dengan kondisi ekonomi keluarga yang cukup, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kecakapannya yang tidak dapat dikembangkan apabila tidak ada alatnya. Hal ini dapat diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dari pada anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah. Sehingga dengan keadaan sosial yang lebih tinggi dapat meningkatkan minat siswa dalam melanjutkan studi di perguruan tinggi, lain halnya dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah, minat siswa untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi juga rendah karena biaya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi dirasa terlalu berat. Jadi, dalam tingkat pendidikan anak dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tuanya.

3. Lingkungan Belajar a. Lingkungan Keluarga

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa


(33)

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Muhibbin Syah, 1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.

Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menhadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.

b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar pelu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar belakang

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.


(34)

bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua dan akan, serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang di tempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

b. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam


(35)

kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (W.S Winkel, 1989:ix).

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, meyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam


(36)

perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggung-jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian


(37)

waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang tua yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu di jaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Keberadaan mass media dan televisi, serta banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, koran, sehingga kurang dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka, bacaan perlu diawasi dan diseleksi. Televisi yang banyak menyajikan hiburan yang berupa film-film akan dapat mengakibatkan anak untuk malas belajar dan moral bagi anak akan rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal ini yang


(38)

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergualan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab sendiri seorang pelajar.

Muhibbin Syah (1995:44), mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal.

Anak-anak di lingkungan brutal memang tak mempunyai alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha


(39)

belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

4. Prestasi Belajar

Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas di dalam mengarungi kehidupannya, diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Prestasi dalam hal belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Senada dengan penulis ini, W.S Winkel (1989:100) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sementara W.S Winkel (1991:39), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Sehingga jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka


(40)

definisi dari prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) adalah :

Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengertian prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes.

Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan seberapa jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Belajar sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha (Sumadi Suryobroto, 1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama masa tertentu.

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan


(41)

(mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, dimana ia dapat mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Nana Sudjana, 1990:28).

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Wahyu Yuniarti (1997:11), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Perguruan Tinggi” menunjukan bukti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua tinggi maka memiliki status sosial ekonomi orang tua rendah maka minat utuk melanjutkan ke perguruan tinggi juga rendah.

Maria Ewaldina (2000:19), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Lingkungan belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan positif terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya dukungan orang tua dan dan penyediaan fasilitas belajar.


(42)

Dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa lingkungan belajar di sekolah juga perpengaruh terhadap prestasi siswa, karena adanya penyediaan fasilitas belajar sekolah seperti buku-buku pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu pilihan pada seorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang yang mengerjakan disertai minat sebelumnya pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

Status sosial mencakup pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan pendapatan orang tua. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang, maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya dalam berbagai bidang. Dengan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi maka orang tua tersebut akan mempunyai wawasan


(43)

yang luas sehingga cenderung akan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jenis pekerjaan merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan berhubungan dengan tingkat pendapatan seseorang. Jenis pekerjaan yang semakin baik maka pendapatan seseorang akan tinggi pula. Kedua ini diduga hal ini akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Dengan semakin tingginya status sosial ekonomi orang tua, maka minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga tinggi. Lain halnya dengan status sosial ekonomi orang tua yang rendah maka minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga rendah. Siswa yang orang tuanya berstatus sosial ekonomi rendah cenderung akan langsung bekerja setelah tamat dari sekolahnya.

2. Hubungan antara faktor lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Dengan adanya pengaruh lingkungan belajar yang baik akan diikuti oleh prestasi yang semakin baik pula. Siswa yang berasal dari lingkungan belajar yang baik akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang berasal dari lingkungan belajar yang buruk. Siswa yang mempunyai


(44)

prestasi belajar yang baik akan mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh sebab siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Terkategorikan sebagai lingkungan belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Lingkungan sekolah yang dicirikan sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa akan baik pula. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Oleh karena itu perlu siswa menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu juga dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Oleh karena itu perlu mengontrol dengan siapa mereka bergaul. Siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang kumuh dan serta kekurangan dan terdapat anak-anak pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar mereka. Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan seperti itu anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Sebaliknya siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar.


(45)

Siswa akan memiliki motivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lain halnya dengan kondisi masyarakat yang kurang kondusif. 3. Hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar dapat diraih siswa akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri, harapan, dan cita-citanya. Dengan prestasi belajar yang tinggi diperoleh di SMA akan menjadi daya dorong minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh siswa maka minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga tinggi. Hal ini disebabkan siswa akan mampu menjalani pendidikan di perguruan tinggi.

Menurut Roestiyah (1982:154), siswa yang prestasinya rendah adalah satu yang mempengaruhinya, yaitu dia tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas. Berdasarkan pendapat ini dapat disimpulkan bahwa setiap siswa yang mempunyai tujuan maka ia akan melanjutkan sekolahnya. Namun bagi siswa yang tidak memiliki tujuan maka siswa akan enggan untuk melanjutkan sekolahnya. Jika mereka tidak didorong untuk melanjutkan sekolah, maka sekolah akan menjadi beban bagi dirinya.


(46)

4. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Keadaan status sosial ekonomi orang tua akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan pendidikan orang tua yang tinggi maka wawasan serta pengetahuan orang tua akan luas sehingga mengarahkan anaknya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan harapan setelah lulus nanti mendapat pekerjaan yang lebih baik dibandingkan orang tuanya.

Lingkungan belajar merupakan faktor pendorong dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bila siswa hidup di lingkungan keluarga yang baik, maka orang tua akan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor lingkungan masyarakat yang mendukung, maka minat siswa akan tertanam pada diri siswa. Sementara faktor lingkungan sekolah yang bercirikan sarana dan prasarana tercukupi, maka kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

Prestasi belajar dapat menumbuhkan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena dengan prestasi belajar yang tinggi maka siswa akan merasa bahwa sanggup untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai-nilai rapor. Bagi siswa yang memiliki prestasi yang tinggi, diduga kuat memiliki tujuan yang jelas untuk terus dapat melanjutkan sekolahnya.


(47)

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada hubungan antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, penelitian studi kasus, dan penelitianex post facto.

1. Studi kasus

Penelitian tentang hubungan antara status sosial ekonomi orang tua faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

2. Studiex post facto

Studi ex post facto yaitu penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan di antara variabel-variabel itu dilakukan, tanpa intervensi langsung, berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat itu (Furchan, 1982:382-383). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi sebelumnya.


(49)

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2007 2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMA Pangudi Luhur Sedayu.

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang di teliti. Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 80 siswa.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Bebas (independent variable)

a. Status sosial ekonomi orang tua

1) Variabel tingkat pendidikan orang tua

Yang dimaksud tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua dikelompokan sebagai berikut :

a) Lulus SD skor 1 b) Lulus SMP skor 2 c) Lulus SMA skor 3


(50)

e) Lulus PT skor 5 2) Jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Dalam hal ini, penulis menggolongkan jenis pekerjaan menurut pendapat Spillane (1982:14). Penulis memodifikasi jenis pekerjaan orang tua menjadi 8 golongan dan memberikan penskoran, sebagai berikut :

a) Ibu RT skor 1 b) Pensiunan skor 2 c) Buruh tani skor 3 d) Petani skor 4 e) Karyawan skor 5 f) PNS skor 6 g) Guru skor 7 h) Wiraswasta skor 8 3) Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan rata-rata yang diterima orang tua setiap bulan. Dalam penelitian penghasilan diukur dari tinggi rendahnya pengasilan/pendapatan yang diberikan 5 alternatif awal tentang pengeluaran dengan beberapa orang tua siswa.

Adapaun pedoman untuk memberikan alternatif jawaban adalah : a) Penghasilan kurang dari 500.000 diberi skor 1


(51)

c) Penghasilan antara 1.500.000≤2.000.000 di beri skor 3 d) Penghasilan antara 2.000.000≤2.500.000 di beri skor 4 e) Penghasilan antara 2.500.000 ke atas di beri skor 5 4. Fasilitas khusus yang dimiliki keluarga

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda dan barang yang dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran, maka masing-masing fasilitas benda dan barang yang dimiliki kelarga responden di beri skor sebagai berikut :

No Jenis Fasilitas Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Mobil (Kendaraan. Roda 4) Sepeda Motor

Video

TV Berwarna TV Hitam Putih Tape Recorder Radio

Kulkas Mesin Cuci Pesawat Telepon Telpon Genggam (HP) Pager VCD Player Komputer 16 15 6 10 9 4 3 11 12 5 14 7 8 13


(52)

15 16 17 18

Langganan Surat Kabar Langganan majalah Rumah Tidak punya 1 2 17 0

2. Faktor lingkungan belajar

Lingkungan belajar merupakan keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberikan pengaruh pada perkembangan siswa. Dalam lingkungan belajar diberi penskoran dari skor 1 sampai skor 4.

Tabel Operasionalisasi Variabel

No butir Variabel Indikator

Positif Negatif Faktor Lingkungan Belajar

a. Lingkungan belajar di keluarga

b. Lingkungan belajar di sekolah

1. Perhatian keluarga 2. Perhatian saudara 3. Fasilitas kesediaan

belajar

4. Kedisiplinan dalam belajar

1. Motivasi guru 2. Hubungan Guru dan

murid

3. Fasilitas sekolah 4. Kelompok belajar di

sekolah 1,2,4 5,6 7,8,9 10,11 12 15,16 17,18,19 20,21 3 13,14


(53)

c. Lingkungan belajar di masyarakat

1. Hubungan dengan masyarakat

2. Kegiatan di masyarakat

3. Fasilitas di masyarakat

22,24,25

26,27

28,29

23

Pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala likert. Yang disajikan dalam empat pertanyaan alternatif jawaban yang diberi tanda (V) pada lembar yang telah disediakan yaitu sering, pernah dan tidak pernah. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah :

Sangat setuju diberi skor 4 Setuju diberi skor 3

Tidak setuju diberi skor 2 Sangat tidak setuju diberi skor 1 3. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa, yang tampak dari nilai rapor.

4. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Minat studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan-kecenderungan mengarah siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMA, yang ditandai dengan perasaan senang, tertarik, perhatian dan perasaan bahwa perguruan tinggi


(54)

Tabel Operasionalisasi Variabel

No butir Variabel Indikator

Positif Negatif Minat melanjutkan studi

ke perguruan tinggi

1. Perhatian terhadap Perguruan tinggi 2. Perhatian terhadap

bimbingan belajar 3. Motivasi diri

1,2

3,4

5,6

Untuk mengukur minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, cara yang digunakan penulis adalah dengan kuesioner tentang pilihan yang disusun seperti model Likert dengan tiga alternatif jawaban. Skor bergerak dari 1 sampai dengan 3. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban adalah :

1. Jawaban a diberi skor 1 2. Jawaban b diberi skor 2 3. Jawaban c diberi skor 3

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan keadaan responden sebenarnya. Dengan maksud untuk memperoleh data


(55)

tentang status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.

3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, khususnya mengenai minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

F. Teknik Pengujian Kuesioner

Untuk mengenai apakah setiap item kuesioner yang digunakan sudah valid atau belum, maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis validitas

Analisis validitas digunakan untuk menunjukan tingkat validitas atau kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien product moment

dari Pearson. Penulis menggunakan taraf signifikan (alpha) 0,05 atau 5%. Uji validitas menggunakan sejumlah populasi berukuran n=80 dari 80 kuesioner yang dijawab oleh responden dengan dk=n-2. Setiap item di dalam uji validitas ini dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel.


(56)

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan : xy

r = koefisien korelasi antara x dan y

X = jumlah skor butir genap

Y = jumlah skor butir ganjil

XY = Jumlah kali x dan y

N = banyaknya sampel yang diuji

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang diinginkan (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid atau sahih.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada SMK Tamansiswa Nanggulan dengan jumlah responden 80 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 78 (80-2), dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,151 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut (lampiran 2, hal 97):

Tabel 3.1

Rangkuman hasil pengukuran validitas

X1 X2 y

No

item rhit rtabel ket rhit rtabel ket rhit rtabel ket

1 2 3 4 5 6 7 0,3999 0,5012 0,2214 0,2800 0,6261 0,3476 0,2000 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,4960 0,5899 -0,0329 0,4758 0,5357 0,5361 0,5424 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid 0,3781 0,3874 0,3399 0,1861 0,2594 0,3550 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(57)

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 0,3904 0,3319 -0,0854 0,3596 0,2255 0,6115 0,4978 0,4031 0,4517 0,0441 0,5245 0,4953 0,2455 0,3564 -0,0144 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak 0,5374 0,6053 0,6470 0,5125 -0,2645 -0,2412 0,4989 0,5793 0,5179 0,6027 0,5320 0,4558 0,6178 0,6670 0,0957 0,5249 0,1242 0,4368 0,4994 0,3998 0,6526 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 0,151 Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid

Sumber : Data Prapenelitian 2. Analisis reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha Cronbach

dengan taraf signifikan 5% (Suharsimi Arikunto, 1987:236). Rumus Alpha: 11 r =     1 k k        

2

2 1 b b   Keterangan: 11

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b : Jumlah varians butir

2

t


(1)

Tabel t

1-tail

0.005

0.01

0.025

0.05

2-tail

0.01

0.02

0.05

0.1

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

2.676

2.674

2.672

2.670

2.668

2.667

2.665

2.663

2.662

2.660

2.659

2.657

2.656

2.655

2.654

5.652

2.651

2.650

2.649

2.648

2.647

2.646

2.645

2.644

2.643

2.642

2.641

2.402

2.639

2.639

2.638

2.637

2.636

2.636

2.635

2.634

2.634

2.633

2.632

2.632

2.631

2.630

2.630

2.629

2.629

2.628

2.627

2.627

2.626

2.626

2.402

2.400

2.399

2.397

2.396

2.395

2.394

2.392

2.391

2.390

2.389

2.388

2.387

2.386

2.385

2.384

2.383

2.382

2.382

2.381

2.380

2.379

2.379

2.378

2.377

2.376

2.376

2.375

2.374

2.374

2.373

2.373

2.372

2.372

2.371

2.370

2.370

2.369

2.369

2.368

2.368

2.368

2.367

2.367

2.366

2.366

2.365

2.365

2.365

2.364

2.008

2.007

2.006

2.005

2.004

2.003

2.002

2.002

2.001

2.000

2.000

1.999

1.998

1.998

1.997

1.997

1.996

1.995

1.995

1.994

1.994

1.993

1.993

1.993

1.992

1.992

1.991

1.991

1.990

1.990

1.990

1.989

1.989

1.989

1.988

1.988

1.988

1.987

1.987

1.987

1.986

1.986

1.986

1.986

1.985

1.985

1.985

1.984

1.984

1.984

1.675

1.675

1.674

1.674

1.673

1.673

1.672

1.672

1.671

1.671

1.670

1.670

1.669

1.669

1.669

1.668

1.668

1.668

1.667

1.667

1.667

1.666

1.666

1.666

1.665

1.665

1.665

1.665

1.664

1.664

1.664

1.664

1.663

1.663

1.663

1.663

1.663

1.662

1.662

1.662

1.662

1.662

1.661

1.661

1.661

1.661

1.661

1.661

1.660

1.660


(2)

21 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 53 10 2.8 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6

11 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

12 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4

13 2.5 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3

14 2.4 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.2 2.2 2.2 2.2

15 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2

16 2.3 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1

17 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1

18 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2 2 2 2 2

19 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

20 2.1 2.1 2.1 2.1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

21 2.1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9

22 2.1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9

23 2 2 2 2 2 2 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9

24 2 2 2 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9

25 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8

26 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

27 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

28 2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

29 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

30 1.9 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

31 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7

32 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

33 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

34 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

35 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

36 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

37 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

38 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

39 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

40 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

41 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6

42 1.8 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6

43 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6

44 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

45 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

46 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

47 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

48 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

49 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

50 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

51 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

52 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

53 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

D

e

ra

ja

t

b

e

b

a

s

p

e

n

y

e

b

u

t

d

f1


(3)

55 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 56 1.8 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 57 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

58 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 59 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 60 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6

61 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 62 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 63 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5

64 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 65 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 66 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5

67 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 68 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 69 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

70 1.7 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 71 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 72 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

73 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 74 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 75 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

76 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 77 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 78 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

79 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 80 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 81 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

82 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 83 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 84 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

85 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 86 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 87 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

88 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 89 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 90 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

91 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 92 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 93 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

94 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 95 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 96 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

97 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 98 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 99 1.7 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

D

e

ra

ja

t

b

e

b

a

s

p

e

n

y

e

b

u

t

d


(4)

Surat ijin

Penelitian


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 19

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 15

Hubungan status sosial ekonomi dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

1 6 153

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

1 9 151

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 3 152

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, lingkungan sosial, dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 1 139

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi - USD Repository

0 0 186

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 158

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR, DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 149