1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bidang pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan, seseorang diberikan bekal agar potensinya berkembang secara sehat dan optimal, sehingga sifat
dasar manusia yang eksploratif dan kreatif dapat berkembang dalam wadah pendidikan.
Dewasa ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Masyarakat memahami bahwa melalui bidang pendidikan upaya
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi sangat terbuka untuk diwujudkan. Karenanya, pendidikan sering juga dipandang masyarakat sebagai persiapan
untuk kehidupan seseorang yang lebih baik dikemudian hari. Hal tersebut mendorong banyak orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan
yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Keyakinan orang tua adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar harapan orang tua bahwa
anak memperoleh pekerjaan yang baik. Kenyataan menunjukkan bahwa harapan orang tua untuk
menyekolahkan anak tidak selalu sejalan dengan minat anak sendiri untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara khusus
penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang berhubungan dengan masih rendahnya minat studi lulusan SMA Katholik Wijaya Kusuma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Blora untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Rendahnya minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini tampak dari kecenderungan
lulusan memilih untuk berwirausaha sendiri atau langsung bekerja. Tabel berikut ini menunjukkan persentase siswa yang melanjutkan studi ke
perguruan tinggi selama empat tahun terakhir:
Tahun Lulus Persentase
20042005 23 ,
20052006 24.61,
20062007 27,93,
20072008 30,35.
Ada banyak faktor yang diduga kuat menyebabkan masih rendahnya minat siswa lulusan SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan, faktor lingkungan belajar merupakan faktor dominan yang menyebabkan rendahnya minat studi lulusan
SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Lingkungan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan individu.
Lingkungan belajar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Lingkungan keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati dimana orang tua bertanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana
siswa membuka kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Sedangkan lingkungan masyarakat adalah lingkungan di
mana siswa menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, baik dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang
lebih muda. Lingkungan belajar siswa merupakan faktor penentu bagi
perkembangan seorang siswa. Lingkungan belajar di sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat memupuk minat belajar yang
tinggi pada seorang siswa. Lingkungan belajar siswa di SMA Katholik Wijaya Kusuma terbilang masih kurang baik karena fasilitas sekolah yang masih
minim. Komputer yang tersedia di laboratorium hanya ada beberapa komputer sehingga tidak semua siswa bisa belajar komputer dengan baik, metode
mengajar guru yang monoton lebih banyak ceramah membuat siswa bosan untuk mengikuti pelajaran tersebut sehingga ada beberapa anak yang akhirnya
memilih untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut. Keberadaan siswa yang malas untuk belajar dan tidak mau mengikuti pelajaran mempengaruhi siswa
yang lainnya dan berujung pada prestasi belajar mereka menjadi rendah. Lingkungan masyarakat terdiri dari tetangga dan juga teman-teman
sepermainan di sekitar lingkungan siswa. Apabila siswa hidup di lingkungan masyarakat yang kurang baik maka hal ini akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Siswa akan menemukan kesulitan mendapatkan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang tidak dimilikinya. Kondisi ini akhirnya akan memicu para siswa malas untuk
mengerjakan materi dari sekolah yang tidak dimengerti siswa dan minat belajar siswa akan menurun. Dalam pergaulan sehari-hari anak cenderung
bergaul dengan teman-teman yang di luar sekolah baik yang berbeda sekolah maupun yang sudah tidak sekolah atau pengangguran dan hal ini dapat
mempengaruhi perilaku mereka karena anak akan mengikuti pola hidup teman-teman mereka yang sudah tidak sekolah lagi atau menganggur. Adanya
pengaruh negatif dari teman-teman pergaulan mereka ini menimbulkan rendahnya minat siswa untuk belajar.
Seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga yang kurang baik, maka minatnya untuk belajar cenderung rendah. Misalnya, seorang anak yang
tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, maka anak akan berbuat sesuka hatinya bahkan cenderung berperilaku menyimpang. Kecenderungan perilaku
ini akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Apabila minat untuk belajar rendah, maka minat anak untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggipun akan rendah. Pada orang tua yang terlalu memanjakan anak biasanya anak cenderung malas untuk belajar. Dampak negatifnya adalah anak
akan berperilaku sesuka hatinya Ahmadi, 1991:288. Dengan lingkungan belajar yang kurang baik, maka akan mempengaruhi rendahnya minat siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah
menyelesaikan proses belajar yang dinyatakan dalam skor hasil tes. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, maka derajat hubungan antara lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
lebih kuat dibandingkan dengan siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Hal ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi
lebih cenderung ingin mengembangkan potensi yang dimiliki di perguruan tinggi. Sementara pada siswa yang mempunyai prestasi belajar yang rendah
cenderung tidak yakin akan kemampuannya melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki hubungan lingkungan belajar dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.
Selanjutnya penulis mengambil judul “Pengaruh Prestasi Belajar Pada Hubungan Lingkungan Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa
SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora.
B. Batasan Masalah