bahwa memori jangka pendek atau memori kerja merupakan “bangku kerja” mental di mana individu dapat memanipulasi dan
mengumpulkan informasi ketika membuat keputusan, menyelesaikan masalah, dan menguasai bahasa tertulis dan lisan.
Memori sekunder sering disebut sebagai memori jangka panjang. James Solso dkk, 2007: 159 menjelaskan bahwa
“memori jangka panjang dapat didefinisikan sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia, dan setiap manusia
memiliki struktur jalur yang berbeda.” Santrock 2007: 139 menjelaskan bahwa memori jangka panjang merupakan sistem
memori yang relatif permanen yang mempertahankan sejumlah besar informasi dalam periode waktu yang lama. Memori jangka
panjang meningkat secara berarti selama masa remaja meskipun hal ini belum didokumentasikan dengan cukup baik oleh para
peneliti.
c. Mengingat
Sebagian besar kemampuan mengingat dan melupakan dikendalikan oleh proses-proses neural yang mengatur seluruh
proses tersebut tanpa upaya sadar Solso dkk, 2007: 225. Menurut Suharnan 2005: 67 ingatan atau memory
menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu maintaining information overtime. Suharnan
2005: 83 menyebutkan ada empat faktor yang mempengaruhi ketepatan mengingat kembali peristiwa yang lalu, yaitu:
1 Lamanya waktu yang telah dilalui sejak peristiwa itu
dialami seseorang. 2
Peristiwa yang dialami apakah termasuk dalam peristiwa sedih, senang, atau netral bagi orang yang
bersangkutan. 3
Self reference effects, yaitu apakah peristiwa tersebut dialami sendiri atau dialami orang lain.
4 Vivid memory adalah ingatan terhadap peristiwa yang
pertama kali terjadi dengan sangat mengejutkan yang membuat emosi seseorang hanyut dalam peristiwa itu.
d. Bahasa
Menurut para psikolog kognitif Solso dkk, 2007: 327 bahasa adalah
Suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran- pikiran dikirimkan transmitted dengan perantaraan
suara sebagaimana dalam percakapan atau simbol sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-
isyarat fisik.
Sternberg 2008: 290 menjelaskan bahwa bahasa adalah penggunaan cara yang terorganisasikan dari pengombinasian kata-
kata untuk berkomunikasi. Brown dkk Sternberg, 2008: 291 menyebutkan minimal ada enam ciri bahasa, yaitu:
1 Alat komunikasi: Bahasa mengijinkan kita
berkomunikasi dengan satu atau lebih orang yang memahami bahasa kita.
2 Simbol arbitrer: Bahasa menciptakan sebuah hubungan
arbitrer antara simbol dan acuannya: sebuah idehal proseshubungandeskripsi.
3 Terstruktur secara reguler: Bahasa memiliki sebuah
struktur; hanya susunan yang terpola secara khusus dari simbol-simbol yang memiliki makna karena penyusunan
yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda. 4
Terstruktur di berbagai tingkatan: Struktur bahasa
bisa dianalisis di lebih dari satu tingkatan contoh, di tingkatan bunyi, tingkatan unit makna, di tingkatan kata,
dan di tingkatan frasa. 5
Generatif, produktif: Di dalam batasan-batasan sebuah
struktur linguistik, pengguna bahasa bisa memproduksi ucapan-ucapan baru. Kemungkinan bagi penciptaan
ucapan baru ini tak terbatas sifatnya. 6
Dinamis: Bahasa terus berkembang.
Owens Papalia dkk, 2009: 42 mengatakan bahwa dengan pemikiran formal remaja mampu mendefinisikan dan
mendiskusikan hal-hal abstrak, seperti cinta, keadilan, dan kebebasan. Mereka menggunakan istilah-istilah seperti however,
otherwise, anyway, therefore, really, dan probably guna mengekspresikan hubungan logis antara klausa dan kalimat.
Remaja menyadari bahwa kata-kata adalah simbol yang dapat memiliki arti ganda, oleh karena itu mereka senang menggunakan
ironi, humor, dan metafor.
e. Pembentukan Konsep, Logika, dan Pengambilan Keputusan