Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah

8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen

Manajemen berasal dari kata ”managie” atau melatih dalam mengatur langkah-langkah. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Karena itu manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang kooperatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan kepemimpinan yang teratur melalui usaha yang terus menerus dilandasi tindakan yang rasional Sagala, 2007: 50 Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secaa sistematik, berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat atau seni oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas sedangkan dikatakan sebagai profesi karena manajemen dilandasi olah keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profsional dituntut oleh suatu kode etik. Menurut G.R Terry dalam Sagala 2007: 52 manajeman adalah suatu proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan, menyelasaikan sasaran yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya. James A.F Stoner mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemberi pimpinan dan pengendalian dari suatu usaha dari 9 anggota organisasi yang penggunaan sumber-sumber daya organisatoris untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan Hadari Nawawi dalam Daryanto 1998: 10 mendefinisikan manajemen sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematik yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal. Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. Manajemen sekolah

2.2.1. Pengertian manajemen sekolah

Penggunaan istilah manajemen sekolah dapat dipandang secara esensial dari tiga pandang yaitu sebagai ilmu, seni, dan sebagai suatu proses kegiatan. Dipandang sebagai ilmu karena memiliki metode dalam mempelajarinya, selain itu juga memiliki sistematika baik didalam mempelajarinya maupun dalam aplikasinya. Sebagai seni, lebih ditekankan pada bagaimana seorang manajer dapat mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk bersama-sama menyelesaikan suatu proses kegiatan maka setiap orang yang terlibat dalam proses kerjasama dalam bidang persekolahan harus dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan perannya secara professional, contohnya guru dapat mengajar dengan baik, siswa dapat belajar dengan baik dan kepala sekolah jadi pemimpin yang bijak Suprihatin, 2004: 2-3. 10 Menurut Sagala 2007: 55 manajemen sekolah merupakan proses pendayagunaan sumber daya sekolah melalui kegiatan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu. Setiap sekolah melaksanakan manajemen peningkatan mutu dengan langkah 1 merumuskan visi, misi, tujuan, dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan, 2 menyusun perencanaan sekolah menggunakan model perencanaan strategik, 3 melaksanakan program sekolah sesuai formulasi perencanaan, 4 melakukan evaluasi secara terus-menerus terhadap program kerja yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat efesiensidan efektivitas serta kualitas penyelenggaraan program sekolah, 5 menyusun laporan kemajuan sekolah dan melaporkannya kepada orang tua siswa kemajuan hasil belajar anak-anaknya di sekolah, melaporkan kemajuan sekolah kepada masyarakat dan stakeholders sekolah serta pemerintah daerah, dan 6 merumuskan program baru sebagai hasil evaluasi program sekolah dan kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan menggunakan perencanaan strategic sekolah. Manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan adalah memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan prinsip 11 memberikan kewenangan mengelola dan mengambil keputusan sesuai tuntutan dan kebutuhan sekolah. Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa manajeman sekolah adalah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dengan memberikan kewenangan kepada sekolah sesuai kebutuhan sekolah.

2.2.2. Tujuan manajemen sekolah

Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan sekolah sebagai suatu organisasi. Sekolah sebagai organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai yang disebut tujuan institusional umum dan institusional khusus. Tujuan institusional umum mengacu pada jenjeng dan jenis pendidikan. Tujuan institusional khusus adalah 1 pada setiap jenis dan jenjang pendidikan terjadi adanya efektivitas produksi, para lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan diatasnya, dapat bekerja sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya, 2 tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan baik waktu, tenaga maupun uang dan lain-lain, 3 para lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat dan 4 terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah Suprihatin, 2004: 3-5 12

2.2.3. Fungís-fungsi manajemen sekolah

a. Fungsi perencanaan Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar disekolah. Sekolah harus membuat rencana jangka pendek pada setiap semester dan tahunan, karena kegiatannya selalu berubah. Perencanan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, berapa orang personal yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Tujuan perencanaan sekolah membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah sekarang dan masa yang akan datang, mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat, mendorong adanya keputusan-keputusan tingkat sekolah dan mendorong tercapai ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya. b. Fungsi pengorganisasian Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala sekolah bersama guru, tenaga kependidikan dan personal lainnya di sekolah melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan sasaran, struktur tugas, wewenang dan tanggungjawab, fungsi-fungsi setiap personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan fungsinya sehingga terlaksananya sesuai tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah yang lebih proposional. 13 c. Fungsi penggerakan Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat. Dalam melaksanakan fungsi penggerakan kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah. d. Fungsi pengkoordinasian Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalulintas informasi dan pengawasan sefektif mungkin, semuanya seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pembagian kerja dan spesifikasi atas dasar tanggungjawab profesionalnya masing-masing berjalan menuju ke satu titik tercapainya tujuan pendidikan. Koordinasi yang baik akan berhasil dengan syarat 1 pembagian kerja yang jelas dalam organisasi sekolah, 2 membangun semangat kerjasama yang besar diantara kepala sekolah, guru, konselor, tenaga perencana, ahli kurikulum, supervisor dan petugas sekolah lainnya dan adanya organisasi informil yang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan, 3 tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam organisasi dan 4 memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinu. 14 e. Fungsi pengarahan Pengarahan dilakukan agar kegiatan dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan kerjadinya pemborosan. Secara operasional pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan bimbingan selanjutya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan instruksi-instruksi yang diberikan agar tidak menyimpang dari arah yang ditetapkan, menghindarkan kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan tersebut. f. Fungsi pengawasan Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realitas perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki, kemuduan dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Sagala, 2007: 56-65

2.2.4. Prinsip-prinsip manajemen sekolah

Yang dimaksud dengan prinsip dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia hádala dasar, azas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak. Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka perlu mandasarkan pada prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut: a. Prinsip efisiensi yakni dengan menggunakan modal yang sedikit dapat menghasilkan hasil yang optimal. 15 b. Prinsip efectivitas yakni ketercapaian sasaran sesuai tujuan yang diharapkan c. Prinsip pengelolaan yakni seorang manager harus melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada d. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan yakni seorang manager harus mengutamakan tugas-tugas pokoknya. Tugas-tugas yang bersifat operatif hendaknya dilimpahkan pada orang lain secara proporsional. e. Prinsip kerjasama yakni seorang manager hendaknya dapat membangun kerjasama yang baik secara vertikal maupun horizontal f. Prinsip kepemimpinan yang efektif yakni bagaimana seorang manager dapat memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan bersama.

2.2.5. Komponen-komponen manajemen sekolah

Hadari Nawawi dalam Daryanto 2007: 27 menyebutkan bahwa komponen manajemen sekolah meliputi bidang-bidang kegiatan 1 manajemen administrasif yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi atau kelompok kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan 2 manajemen operatif yakni kegiatan- kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakan dengan tepat dan benar. Dalam buku ”Pedoman Umum Menyelesaikan Administrasi Sekolah Menengah” disebutkan bahwa komponen manajemen sekolah meliputi administrasi program pengajaran, administrasi murid atau siswa, administrasi 16 kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi perlengkapan surat menyurat, administrasi perpustakaan pembinaan, dan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat Sagala, 2007: 26-27 Sementara Mulyasa 2002: 39 menyebutkan sedikitnya ada tujuh komponen manajeman sekolah diantaranya adalah kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan. Komponen-komponen manajemen sekolah tersebut akan dikendalikan oleh pimpinan sekolah, yaitu kepala sekolah.

a. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Menurut Suprihatin 2004: 61 kepemimpinan atau leadership termasuk ilmu terapan atau “applied science”, dari ilmu ilmu-ilmu social, sebab prinsip- prinsip, rumus-rumus serta dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi disekolah. Pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Menurut Sergiovanni dalam Sagala 2007: 88, kualitas pendidikan yang diterima disekolah akan menghasilkan kualitas belajar sebagai produk dari keefektifan manajerial kepala sekolah, yang didukung oleh guru dan staff lainnya sebagai cerminan keefektifan dan keberhasilan sekolah. Dalam prakteknya kepala sekolah harus memberikan pelayanan yang optimal mengenai kebutuhan tugas kepada guru dan personel sekolah lainnya. Jika kepala sekolah memberikan 17 pelayanan yang memadai kepada seluruh personel sekolah, maka mereka juga memberikan pelayanan yang optimal dalam memberikan layanan belajar. Kepala sekolah termasuk pemimpin akademik, adalah pemain alam yang berangkat dari masing-masing latar pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Karena itu kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki jiwa entrepreneurship, konsep kelembagaan, dan visioner. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh besar terhadap pengajaran untuk kebaikan atau keburukan. Kepala sekolah memerlukan instrumen yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan sekolah dan kinerjanya dalam memantau perjalanan kearah masa depan yang menjanjikan. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola sekolah, menurut Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, maka kepala sekolah harus memiliki beberapa kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi, kualifikasi dan kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: A. Kualifikasi 1. Kualifikasi Umum a. Memilki kualitas akademik sarjana SI atau diploma empat D IV kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun. 18 c. Memilki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 lima tahun menurut jenjang sekolah masing-masing d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya IIIc bagi pegawai negeri sipil PNS dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga berwenang 2. Kualifikasi Khusus Kualifikasi khusus bagi kepala Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah adalah sebagai berikut: a. Berstatus sebagai guru SMAMA. b. Memilki sertifikat pendidik sebagai guru SMAMA. c. Memilki sertifikat kepala SMAMA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah. B. Kompetensi Seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi yang terdiri dari kompetensi keoribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Kompetensi-kompetensi kepala sekolah Dimensi kompetensi Kompetensi 1. Kepribadian a. berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas dimadrasahSMA. b. memilki integritas kepribadian sebagai pemimpin c. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri 19 2. Manajerial Sebagai Kepala Madrasah SMA. d. Bersikap Terbuka Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Dan Fungsinya e. Mengendalikan Diri Dalam Menghadapi Masalah Dalam Pekerjaan Sebagai Kepala MadrasahSMA. f. Memilki Bakat Dan Minat Jabatan Sebagai Pemimpin Pendidikan a. Menyusun Perencanaan MadrasahSMA Untuk Berbagai Tingkatan Perencanaan. b. Mengembangkan Organisasi MadrasahSMA Sesuai Dengan Kebutuhan c. Memimpin MadrasahSMA Dalam Rangka Pendayagunaan Sumber Daya Madrasah Secara Optimal d. Mengelola Perubahan Dan Pengembangan Madrasah Menuju Organisasi Pembelajar Yang Efektif e. Menciptakan Budaya Dan Iklim MadrasahSMA Yang Kondusif Dan Inovatif Bagi Pembelajaran Peserta Didik. f. Mengelola Guru Dan Staf Dalam Rangka Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Secara Optimal g. Mengelola Sarana Prasarana MadrasahSMA dalam Rangka Pendayagunaan Secara Optimal. h. Mengelola Hubungan MadrasahSMA Dan Masyarakat Dalam Rangka Pencarian Dukungan Ide, Sumber Belajar, 20 Dan Pembiayaan Madrasah. i. Mengelola Peserta Didik Dalam Rangka Penerimaan Peserta Didik Baru, Dan Penempatan Dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik. j. Mengelola Pengembangan Kurikulum Dan Kegiatan Pembelajaran Sesuai Dengan Arah Dan Tujuan Pendidikan Nasional. k. Mengelola Keuangan MadrasahSMA Sesuai Prinsip Pengelolaan Yang Akuntabel, Transparan, Dan Efisien. l. Mengelola Ketata Usahaan MadrasahSMA Dalam Mendukukng Pencapaian Tujuan Madrasah. m. Mengelola unit layanan khusus madrasahSMA dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik dimadrasah. n. Mengelola sistem informasi madrasahSMA dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen madrasahSMA p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan madrasahSMA dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. 21 3. Kewirausahaan 4. Supervisi 5. Sosial a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasahSMA. b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasahSMA sebagai organisasi pembelajar yang efektif. c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin madrasahSMA. d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi madrasahSMA. e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi jasa madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. c. Menindaklanjuti hasil observasi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan madrasahSMA b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang kelompok lain. 22

b. Manajemen kurikulum dan program pengajaran