Deskripsi Teori UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KELILING BANGUN DATAR DAN LUAS BANGUN DATAR SISWA KELAS III SEMESTER 2 SDN CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT.

11 c. Secara perorangan ketuntasan belajar dinyatakan telah terpenuhi jika seseorang siswa telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan yang dipelajari. d. Dalam kurikulum1984 taraf penguasaan minimal yang ditetapkan dalam ketuntasan belajar secara perorangan adalah 1 75 dari materi setiap satuan bahasan dengan melalui penilaian formatif. 2 60 dari nilai ideal rapor yang diperoleh melalui penghitungan hasil tes sumatif dan kokurikuler. 4. Lembar Kerja LKS a. Pengertian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah, Balai Penataran guru 1998:66 menyebutkan pengertian lembar pengajaran yaitu lembar pengajaran atau LP pada umumnya disebut sebagai lembar kerja atau LK yang dirancang untuk menyusun berbagai macam lembar kerja agar dapat memenuhi kebutuhan kelas. Lembar kerja yang memuat berbagai permasalahan dapat dimanfaatkan untuk memberikan tugas tambahan, pekerjaan rumah dan proses belajar mengajar. Lembar kerja yang digunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar di kelas adalah LKS Lembar Kerja Siswa. LKS adalah salah satu bentuk program yang berdasarkan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan 12 keterampilan. Oleh sebab itu LKS harus dipersiapkan dengan baik, agar tujuan dapat dicapai. LKS juga digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengecek tingkat pengalaman peserta didik terhadap materi yang disajikan. LKS dapat digunakan melalui kurikulum apabila bertujuan untuk mengembangkan materi yang telah disajikan atau tugas yang materinya dapat dipelajari secara mandiri tanpa melalui tatap muka. b. Tujuan LKS 1 Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 2 Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses. 3 Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses belajar. c. Manfaat LKS 1 Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. 2 Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. 3 Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran. 4 Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari secara sistematis. 5. Tinjauan tentang Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Menurut Winkel 1993:122 prestasi adalah keberhasilan yang dapat dicapai. Prestasi jika dihubungkan 13 dengan belajar dapat diartikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Anak belajar karena bertujuan untuk mencapai suatu hasil atau prestasi.Dalam kegiatan belajar itulah yang dimaksud dengan prestasi belajar.Akan tetapi dalam pencapaiannya banyak hambatan-hambatan yang mempengaruhi akibat dari faktor-faktor tertentu. Ditinjau dari faktor guru dan siswa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut a. Faktor internal 1 kelemahan fisik 2 kelemahan mental 3 kebiasaandari sikap yang salah 4 tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan. b. Faktor eksternal a bahan dan buku yang dipergunakan b beban studi yang terlalu berat c populasi siswa dalam kelas d metode pengajaran yang kurang tepat e sarana dan prasarana 14 6. Belajar Matematika Pengertian belajar matematika yang dikemukakan oleh Jerome Brunner Herman Hudoyo,1988:27 mengatakan bahwa belajar matematika adalah belajar terntang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-konsep dan struktur –struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu bila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mudah terjadinya transfer. Di dalam belajar matematika, Brunner hampir selalu menilai dengan memusatkan keteraturan intuitif peserta didik yang sudah dimiliki itu .Ini berarti peserta didik dalam belajar haruslah terlihat aktif mentalnya yang dapat diperhatikan keaktifan fisiknya. Selanjutnya Brunner Herman Hudoyo,1988:27 menuliskan anak berkembang dalam tiga tahap. Tiga tahap perkembangan mental itu adalah : a. Enactive Dalam tahapan ini proses anak-anak di dalam belajar akan menggunakan memanipulasi objek-objek secara langsung. Misalnya guru meminta siswa untuk mengukur meja atau benda-benda yang ada di kelas yang berbentuk persegi dan persegi panjang dan meminta siswa untuk menghitung luas dan keliling benda tersebut. 15 b. Econic Tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dan objek-objek. Dalam hal ini anak-anak tidak memanipulasi objek-objek seperti dalam tahap enactive, melainkan sudah dapat ada lagi memanipulasi dengan menggunakan dari objek. Misalnya guru membawa karton yang berbentuk persegi dan persegi panjang kemudian meminta siswa untuk mengukurnya dan meminta siswa untuk menghitung luas dan kelilingnya. c. Simbolic Tahap akhir ini menurut Brunner merupakan tahap manipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek- objek. Misalnya guru menggambarkan bangun datar seperti persegi dan persegi panjang beserta ukurannya dan meminta siswa untuk menghitung luas dan keliling bangun datar yang telah digambarkan tersebut. Secara garis besar Brunner Herman Hudoyo, 1988: 27 mengemukakan empat teori belajar sebagai berikut : 1 Teorema kontruksi construction theorem Teori ini mengatakan bahwa cara berfikir seorang peserta didik untuk menilai belajar konsep dan prinsip di dalam belajar matematika peserta didik akan sangat terbantu sekali dengan adanya benda kongkrit. 16 2 Teorema notasi notation theorem Teori ini menyatakan bahwa kontruksi permulaan belajar dibuat lebih sederhana secara kognitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh peserta didik, jika kontruksi itu menurut notasi yang sesuai dengan perkembangan mental peserta didik diharapkan dapat mengembangkan gagasan-gagasan berupa prinsip-prinsip kreasi baru. 3 Teorema perbedaan dan variasi contrast theorem Teori ini menyatakan bahwa prosedur belajar gagasan matematika yang berjalan dari kongkret menuju abstrak harus disertai perbedaan dan variasi, suatu konsep matematika akan lebih bermakna bagi peserta didik , jika konsep itu dibandingkan dengan konsep lain. 4 Teori konektivitas conectivity theorem Teori ini menyatakan bahwa di dalam konsep matematika struktur dan keterampilan dihubungkan dengan konsep, struktur, dan keterampilan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar matematika mempunyai empat aspek: fakta, konsep, prinsip, dan skill. Selain dari itu Brunner Ruseffendi, 1992:109 mengatakan perkembangan mental adalah: a. Tahap enaktif 17 Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek b. Tahap ikonik Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang di manipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yan dilakukan siswa dalam tahap enaktif. c. Tahap simbolik Dalam tahap ini siswa memanipulasi symbol-simbol atau lambing-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real. Dari hasil pengamatan Brunner ke sekolah-sekolah mengemukakan empat dalil sebagai berikut: 1 Dalil penyusunan Kontruksi Dalil ini menyatakan bahwa, siswa selalu ingin mempunyai kemampuan dalam hal menguasai konsep, teorama, definisi dan semacamnya, untuk itu siswa harus dilatih melakukan penyusunan representasinya. Untuk melekatkan idea tau definisi tertentu dalam pikiran siswa, harus menguasai konsep dengan mencobanya dan melakukannya sendiri. Dengan demikian, konsep yang dilakukan dengan jalan 18 memperlihatkan representasi konsep tersebut, maka siswa akan lebih memahaminya. 2 Dalil notasi Dalil notasi mengungkapkan bahwa dalam penyajian konsep, notasi memegang peranan penting. Notasi yang digunakan dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan mental siswa. 3 Dalil pengkontrasan dan keanekaragaman Dalam dalil ini dinyatakan bahwa pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan perubahan konsep matematika dari konsep konkret ke konsep yang lebih abstrak. Keanekaragaman juga membantu siswa dalam memahami konsep yang disajikan, dan hal ini dapat memberikan belajar bermakna bagi siswa. 4 Dalil pengaitan Konektivitas Dalam dalil ini dinyatakan bahwa dalam matematika antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus- rumus yang digunakan. 7. Alat Peraga Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran perlu digunakan media pengajaran atau alat peraga secara tepat. Media pengajaran sangat berperan dalam membimbing abstraksi para siswa. Bunner Ruseffendi, 19 1996:72 mengungkapkan dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda atau alat peraga. Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat langsung bagaimana ketentuan serta pola yang terdapat pada benda yang sedang diperhatikannya, ketentuan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan alat peraga berupa benda-benda konkret yang ada di sekitar siswa. Dengan alat peraga tersebut diharapkan siswa lebih mudah dalam mengerti bangun datar sederhana. Dalam proses pembelajaran ini peneliti juga membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan Lembar Kerja Siswa agar siswa lebih aktif dalam pemecahan masalah yang dihadapi. 8. Bangun datar di Sekolah Dasar Materi bangun datar merupakan salah satu materi yang tercantum dalam GBPP Sekolah Dasar, kurikulum tahun 1994 yang disempurnakan tahun 2002 Tim, 2000:52. a. Bangun Datar Sederhana Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Nama-nama Bangun Datar : 1 Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku. 2 Persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang. 20 3 Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris. Macam-macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang. 4 Jajar Genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar. 5 Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar. 6 Layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya. 7 Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. 8 Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jariTim, 2000:64. b. Keliling Persegi, Persegi Panjang dan segitiga 1 Keliling Persegi Rumus keliling persegi Keliling = sisi + sisi + sisi + sisi = 4 x sisi = 4 x s 21 Contoh : Dodi memliki sebuah taplak meja berbentuk persegi. Panjang sisi taplak meja tersebut adalah 25 cm. Berapakah keliling taplak meja tersebut ? Penyelesaian : Panjang sisi = 25 cm Keliling persegi = 4 x 25 cm = 100 cm 2 Keliling Persegi Panjang Rumus Keliling Persegi Panjang Keliling = p + l + p + l = 2p + 2l = 2 p + l Contoh : Keliling sebuah persegi panjang adalah 20 cm. Jika panjangnya 6 cm, tentukan lebar persegi panjang tersebut Penyelesaian : Keliling persegi panjang 20 cm dan panjang 6 cm. Keliling = 2 x p + l 20 cm = 2 x 6 cm + l 202 = 6 cm + l 10 cm = 6 cm + l l = 10 cm – 6 cm = 4 cm 22 3 Keliling Segitiga K= P+L+P Hitunglah keliling segitiga dengan panjang sisi-sisinya sebagai berikut. 4 cm; 7 cm; dan 5 cm Penyelesaian: Mencari keliling segitiga dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh sisi dari segitiga tersebut, maka4, cm + 7 cm + 5 cm = 16 cm

B. Media Konkret

1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar Arief S. Sadiman, 2005: 6. Romiszowski Basuki Wibawa, 1993: 8 mengungkapkan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan kepada penerima pesan. Sumber pesan yang dimaksud dapat berupa orang atau benda, sedangkan yang dimaksud dengan penerima pesan dalam proses belajar mengajar adalah siswa. Pembawa pesan media tersebut berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Media merangsang indera siswa untuk menerima informasi. Terkadang siswa dituntut untuk 23 menggunakan kombinasi dari beberapa indera agar dapat menerima pesan secara lebih lengkap. Dari berbagai pendapat di atas dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, atau perhatian dari sumber pesan ke penerima pesan, sehingga akan timbul reaksi dari penerima pesan tersebut. Sumber pesan dalam penelitian ini adalah guru, dan penerima pesan adalah siswa. 2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Gerlach Ely dalam azhar arsyad 2007: 12 mengemukakan tiga ciri media pembelajaran, sebagai berikut. a. Ciri Fiksatif Fixative Property Ciri ini menggambarkan kemampuan media pembelajaran untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. b. Ciri Manipulatif Manipulative Property Ciri manipulative media memungkinkan terjadinya transformasi suatu kejadian atau objek. c. Ciri Distributif Distributive Property Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersama kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. 24 3. Manfaat Media Pembelajaran Basuki Wibawa dan Farida Mukti 1993:8-9 menyatakan, dalam proses belajar mengajar media mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang digunakan sendiri oleh siswa. Media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Media yang dapat digunakan sendiri oleh siswa disebut independent media. Sebagai alat bantu, efektivitas media sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam memakainya. Sebagai media belajar media dapat dipakai oleh siswa bersama guru tetapi dapat juga dipakai oleh siswa sendiri, tanpa atau dengan sedikit bantuan dari orang lain. Bila independent media digunakan dalam sistem pelajaran klasikal, waktu belajar yang tersedia dapat digunakan untuk membahas atau mendiskusikan hal-hal penting yang sulit dipelajari siswa sendiri. Sebagian waktu yang lain dapat digunakan untuk belajar mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Dalam hal ini media berperan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Harjanto 2005: 245-246 menyatakan bahwa secara umum kegunaan media sebagai berikut. a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti misalnya. 1 Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model. 25 2 Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar. 3 Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa di tampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal. 4 Objek yang terlalukompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. 5 Konsep yang terlalu luas gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain. c. Media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini kegunaan media adalah sebagai berikut. 1 Menimbulkan kegairahan belajar. 2 Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antar anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3 Memungkinkan anak didik belajarsendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan di tentukn sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan apabila semua itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga 26 berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuan dalam: 1 Memberikan perangsang yang sama, 2 Mempersamakan pengalaman, dan 3 Menimbulkan persepsi yang sama. Kemp dan Dayton Suwarna, dkk. 2005: 128-129 menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran sebagai berikut. a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi, sehingga materi tersampaikan secara seragam. b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar audio dan dapat dilihat visual, sehingga dapat mendeskripsikan prinsip,konsep, proses maupun prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Jika dipilih dan dirancang dengan benar, maka media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mingkin akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa. d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi Seringkali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan

Dokumen yang terkait

SOAL UH MATEMATIKA KELAS 4 SEMESTER 1 BAB KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR

9 70 3

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Strategi Discovery-Inquiry Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Tlobo Kec

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Strategi Discovery-Inquiry Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Tlobo Kecama

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MODEL BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KUTO TAHUN 2010/2011.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA MODEL BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG Penggunaan Media Model Bangun Datar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Konsep Bangun Datar Siswa Kelas V Semester Ii Tahun Ajaran 2010/2011 Sd Muhamm

0 1 14

Media Pembelajaran Mengenal Unsur, Luas, Keliling Bangun Datar SD | Dunia Pendidikan 0.BANGUN DATAR

0 1 51

Rumus Luas Dan Keliling Bangun Datar len

0 0 6

Keliling dan Luas bangun Datar

0 8 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGHITUNG LUAS BANGUN DATAR DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS V SDN 4 KARANGTENGAH

0 0 13