commit to user 31
k Vehicle Speed Sensor VSS
Vehicle Speed Sensor dipasang pada output transmisi dan berfungsi mendeteksi kecepatan putar poros output transmisitransaxle atau kecepatan
roda. Sensor ini terdiri dari magnet permanen, koil, dan core. Sinyal yang dihasilkan dalam bentuk tegangan AC yang kemudian dikirim ke ECU. Pada
beberapa tipe kendaraan hasil sinyal Vehicle Speed Sensor digunakan untuk menggerakkan speedometer. Pada beberapa kendaraan lainnya yang dilengkapi
anti-lock brake system ABS, sinyal yang dihasilkan akan dikirim ke ECU untuk mengontrol kerja rem pada kendaraan tersebut.
Gambar 2.46 Vehicle Speed Sensor
2.3.3 ECU Electronic Control Unit
ECU menerima dan mengelola seluruh informasi atau data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang
diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle
atau katup gas, putaran mesin, posisi pengapian, dan informasi yang lainnya.
Gambar 2.47 ECU 7K-E Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt.
Selanjutnya ECU menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk
commit to user 32
menentukan timing injektor menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Disamping mengontrol injektor, ECU juga
mengontrol sistem pengapian, dan aktuator lainnya.
2.3.4 Aktuator
Aktuator berfungsi melaksanakan atau mengaktualisasikan semua
kesimpulan atau perintah ECU dalam bentuk kerja. Signal-signal sensor yang diterima oleh ECU akan diolah untuk memberikan perintah pada actuator,
sehingga actuator akan melaksanakan kerjanya sesuai dengan kondisi engine. Berikut ini adalah beberapa actuator yang terdapat pada engine :
a Injector
Injector adalah nosel elektro magnet yang akan menginjeksi bahan bakar sesuai dengan sinyal dari Electronic Control Unit ECU. Injektor-injektor
dipasang melalui insulator ke intake manifold atau cylinder head dekat lubang pemasukan intake port dan dijamin oleh delivery pipe.
Gambar 2.48 Injector Bila sinyal dari Electronic Control Unit ECU diterima, coil solenoid
bekerja membentuk medan magnet, sehingga plunger akan tertarik melawan pegas. Karena needle valve dan plunger merupakan satu unit, needle valve juga
tertarik dari kedudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan. Volume bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan perintah dari Electronic Control Unit
ECU. b
Fuel Pump Pompa bahan bakar elektronik electronic fuel pump digunakan untuk
mnsuplai bahan bakar dalam tekanan tinggi pada kendaraan dengan sistem
commit to user 33
injeksi. Pompa bahan bakar dipasang dengan saringan bahan bakar, regulator tekanan, fuel sender gauge, dan lain-lain. Pump impeller diputar oleh motor
untuk mengkompresi bahan bakar, agar dapat mengalir dengan tekanan yang tinggi. Check valve tertutup saat pompa dihentikan untuk menjaga tekanan
dalam jalur bahan bakar dan memudahkan start ulang mesin. Relief valve terbuka saat tekanan pada sisi outlet terlalu tinggi untuk mencegah tekanan
bahan bakar menjadi terlalu tinggi.
Gambar 2.49 Fuel pump c
Idle Speed Control ISC Idle Speed Control ISC mengontrol kecepatan idle dengan cara
mengubah volume udara yang masuk melalui saluran by pass throttle valve dan menyetel putaran idle sesuai perintah dari ECU.
Gambar 2.50 Idle speed control Apabila suhu cairan pendingin masih relatif dingin, maka katup ISC akan
membuka lebih besar, sehingga putaran idle tetap terjaga. Apabila suhu cairan pendingin mulai mencapai panas yang standar minimum, maka putaran mesin
semakin turun. ECU kembali memerintah untuk mengecilkan pembukaan
commit to user 34
katup ISC sehingga putaran idle tetap terjaga. Hal tersebut berlaku sama ketika air conditioner AC dinyalakan, katup ISC akan membuka lebih besar,
sehingga putaran idle tetap terjaga. d
Exhaust Gas Recirculation EGR Exhaust Gas Recirculation EGR berfungsi membantu menekan
kandungan polutan pada gas buang, terutama kandungan NOx yang dihasilakan selama beroperasi dalam temperatur pembakaran yang tinggi.
Exhaust Gas Recirculation EGR mengurangi NOx dengan menyirkulasi gas buang kedalam intake manifold yang kemudian dicampur dengan udara dan
bahan bakar. Dengan kondisi campuran tersebut, tekanan dan temperatur pembakaran yang tinggi akan turun, sehingga kandungan NOx pada gas buang
berkurang.
Gambar 2.51 Exhaust gas recirculating EGR e
Main Relay Main relay menjamin besar tegangan agar tidak turun pada sebuah
rangkaian kelistrikan. Pada sistem injeksi main relay digunakan untuk mensuplai arus yang dibutuhkan oleh ECU dan ful pump.
Gambar 2.52 Relay
commit to user 35
f Malfunction Indicator Lamp MIL
Malfunction Indicator Lamp MIL akan mendeteksi kerusakan pada sensor-sensor yang mengalami gangguan atau rusak. Kerusakan malfungtion
akan diperlihatkan oleh indicator lamp pada dash board dalam bentuk data trouble code DTC dengan kedipan lampu.
Data trouble code pada kendaraan berbeda-beda. Contoh pembacaan DTC pada sistem injeksi 7K-E :
Gambar 2.53 Data Trouble Code Dalam manual service angka 24 menunjukkan trouble pada Circuit
Intake Air Temperature Sensor.
Gambar 2.54 Check engine g
Igniter Unit Memicu timbulnya letikan api pada busi.
Gambar 2.55 Igniter h
Data Link Connector DLC Sebagai interface ke Engine scanner tool.
ON OF
commit to user 36
Gambar 2.56 Check conector
2.3 Emisi Gas Buang