19 dan motor memory ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot Moulton
dalam Tarigan 2008: 23. Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi, dapat mengelompokkan kata-kata dengan
baik dan tepat, dan harus mempergunakan segala keterampilan yang telah dipelajari pada membaca dalam hati Tarigan, 2008: 23. Dalam membaca aksara
Jawa, keterampilan membacanya dapat dilihat dari aspek ketepatan pengucapan, ketepatan pelafalan dan juga kelancaran dalam membaca.
B. Kajian tentang Pembelajaran Aksara Jawa di SD
1. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia, yang tetap hidup dan dipergunakan dalam
masyarakat Jawa. Sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Jawa merupakan 1 lambang kebanggaan daerah, 2 lambang identitas daerah, dan
3 alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah Sutrisna Wibawa dalam Mulyana, 2008: 35.
Bahasa Jawa dalam pembelajarannya di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal mulok. Sugito dalam Mulyana 2008: 19 menyatakan:
Dalam era otonomi dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan KTSP, sesuai dengan Pasal 37 Ayat 1 UU Sisdiknas: “Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat muatan lokal”. Pemda DIY mengambil kebijakan bahwa dalam rangka menghadapi era global tetap diperlukan
upaya pelestarian
Budaya Jawa
dan untuk
menerapkan serta
mengaktualisasikan budi pekerti. Adalah tepat apabila siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diberi mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai
muatan lokal wajib.
20 Menurut Yufiarti 1999: 2, muatan lokal adalah program pendidikan yang
isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari murid di daerah itu.
Sedangkan menurut Trianto 2012: 30, muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada, substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan latar belakang sosial budaya Jawa, menjadikan mata pelajaran Bahasa, Sastra, dan
Budaya Jawa sebagai muatan lokal wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Dalam kurikulum muatan lokal mata pelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya
Jawa Sekolah Dasar 2010: 2, ruang lingkup muatan lokal Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa mencakup komponen kemampuan berbahasa, kemampuan bersastra,
kemampuan berbudaya yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aksara Jawa termasuk ke dalam aspek membaca dan
menulis. Membaca aksara Jawa diarahkan pada kecepatan dan ketepatan pemahaman isi. Selanjutnya, menulis aksara Jawa diarahkan untuk mengubah
tulisan latin ke tulisan Jawa, pembelajarannya lebih difokuskan pada bentuk tulisan, kecepatan dan ketepatan menulis.
Penelitian ini memfokuskan pada keterampilan membaca aksara Jawa, menekankan pada ketepatan dan kelancaran membaca kalimat beraksara Jawa,
yang diukur melalui tes membaca aksara Jawa.
21 Penelitian dilakukan di kelas V dengan mengacu pada kurikulum mulok
bahasa Jawa tahun 2010 dengan SK dan KD sebagai berikut. Tabel 1. SK dan KD Bahasa Jawa Kelas V, Semester Genap
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7.Memahami wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa.
7.3 Membaca kalimat beraksara Jawa yang menggunakan pasangan.
Kurikulum Mulok Bahasa Jawa, 2010: 12 Berdasarkan kurikulum mulok Bahasa Jawa tersebut, maka untuk materi
aksara Jawa dalam penelitian ini lebih banyak menekankan pada kalimat-kalimat beraksara Jawa yang menggunakan pasangan, sandhangan, dan pratandha yang
sudah sering digunakan.
2. Materi Aksara Jawa