10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Keterampilan Membaca
1. Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan berbahasa language skills dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan
listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan keterampilan menulis writing skills Tarigan, 2008: 1.
Setiap keterampilan erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu
hubungan yang teratur, mula-mula pada masa kecil belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara. Sesudah itu belajar membaca dan
menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal Dawson et al, 1963: 27 dalam Tarigan, 2008: 1.
Seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman- pengalaman baru dengan membaca. Semua yang diperoleh dari kegiatan membaca
akan berguna untuk memperluas wawasan, mempertajam pandangan, dan mempertinggi daya pikirannya. Membaca tidak akan bisa dilepaskan dari proses
kehidupan manusia. Setiap aspek kehidupan manusia melibatkan kegiatan membaca. Seorang manusia dari bangun tidur, hingga menjelang tidur kembali
pasti melakukan kegiatan membaca. Membaca angka-angka pada jam dinding,
11 membaca pesan singkat di handphone, membaca tanggal kadaluarsa suatu barang
di toko, membaca jadwal pelajaran, membaca surat kabar, membaca buku, dan masih banyak yang lainnya.
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks. Dengan kata lain, membaca mencakup tiga komponen, yaitu : a pengenalan terhadap aksara serta
tanda-tanda baca; b korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; dan c hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna
atau meaning Broughton et al 1978:90 dalam Tarigan, 2008:11. Keterampilan A merupakan suatu keterampilan untuk mengenal bentuk-
bentuk yang disesuaikan dengan metode yang berupa gambar, gambar di atas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam
hubungan-hubungan berpola yang teratur dan rapi. Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas, yaitu
gambar-gambar berpola tersebut dengan bahasa. Keterampilan C mencakup keseluruhan keterampilan membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan
intelektual yang merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu
kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut Broughton et al 1978: 90 dalam Tarigan, 2008: 11-12.
Tarigan 2008: 7 berpendapat bahwa, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Tarigan 2008: 8 juga mengartikan membaca sebagai suatu metode yang digunakan untuk
12 komunikasi dengan diri sendiri dan dengan orang lain untuk mengomunikasikan
makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Finochiaro and Bonomo 1973:119 dalam Tarigan 2008:9 menambahkan, “reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written
material,
memetik arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis”.
Pendapat lain juga disampaikan Dwi Sunar Prasetyono 2008: 57, membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indera penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai arti dan makna. Spodek dan Saracho Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 2001: 31
turut mendefinisikan membaca sebagai proses memperoleh makna dari barang cetak baik secara langsung, yaitu menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan
dengan maknanya, maupun secara tidak langsung yaitu mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna. Cara pertama digunakan
untuk pembaca lanjut, sedangkan cara kedua digunakan oleh pembaca permulaan. Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar proses
membaca yaitu recording, decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata- kata dan kalimat, kemudian diasosiasikan dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan
sistem tulisan yang digunakan. Decoding penyandian merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning
merupakan proses memahami makna Farida Rahim, 2005: 2.
13 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 83, membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di dalam hati. Membaca juga dapat pula berarti mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh pesan, arti, atau informasi yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca melalui media tulisan, dengan melibatkan indera penglihatan,
baik dengan cara melisankan ataupun membaca dalam hati. Dengan membaca, wawasan pengetahuan dan kecerdasan seseorang semakin bertambah luas. Dalam
penelitian ini keterampilan membaca yang dimaksud ialah aktivitas membaca aksara Jawa atau tulisan beraksara Jawa yang menggunakan sandhangan dan
pasangan, untuk memperoleh pesan yang terkandung dalam tulisan tersebut.
2. Tujuan Membaca