BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Universitas HKBP Nommensen
Fakultas Peternakan di Desa Simalingkar Propinsi Sumatera Utara. Penelitian berlangsung selama 7 minggu.
3.2. Bahan dan Alat 3.2.1 Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam buras berumur 12
minggu sebanyak 100 ekor dan dilanjutkan untuk diteliti performansnya hingga 20 minggu dan di sembelih pada umur 14 minggu berjumlah 20 ekor, dan 20
ekor lainnya pada umur 20 minggu untuk diteliti kualitas karkasnya. 3.2.2 Ransum
Bahan penyusun ransum selama penelitian terdiri dari buah kopi fermentasi
KBKF, jagung, dedak, tepung ikan, pakan komersil dan mineral. Penyusunan ransum adalah berdasarkan kebutuhan energi dan protein. Untuk lebih jelas
kandungan nutrisi masing-masing bahan pakan disajikan dalam tabel 3.
3.2.3 Alat Alat yang digunakan adalah pisau yang tajam yang kecil dan yang besar, cutter,
timbangan digital dan timbangan niaga, alat tulis, selotip, pH Meter, kantong plastik, termos pendingin dan alat pendukung lainnya.
Tabel 3.
Kandungan nutrisi bahan makanan penelitian Bahan
Pakan Kandungan Nutrisi
Harga kg
Pro- tein
Energi kkal
kg Lemak
Serat kasar
Ca P
Pakan komersil
22,00 2.800
5,00 5,00
1,00 0,90
6.000 KBKF
12,43 3.748
1,05 11,05
0,34 0,07
1.620 Jagung
9,00 3.168
3,50 2,90
0,01 0,25
3.000 Bungkil
kelapa 22,00
2.500 6,00
12,00 0,11
0,60 3.000
Dedak 11,00
2.200 8,00
4,00 0,04
1,40 2.000
Tepung ikan
61,00 2.400
1,00 1,00
7,00 3,50
5.700 Mineral
- -
- -
49,00 14,00
10.000 Premiks
- -
- -
0,06 -
12.000 Sumber : Parakkasi, 1990
Brosur kandungan gizi pakan ayam pedaging PT. Mabar Feed Indonesia 2010
Guntoro dan Yasa. 2003 Phokphan 2011
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap RAL dengan 4 perlakuan 5 ulangan dan setiap ulangan terdiri 5 ekor ayam. Sebagai perlakuan adalah pemberian kulit buah kopi fermentasi
dengan level sebagai berikut tabel 4 R0 = Ransum tanpa pemberian kulit buah kopi fermentasi 0
R1 = Pemberian 5 kulit buah kopi fermentasi dari total ransum. R2 = Pemberian 10 kulit buah kopi fermentasi dari total ransum.
R3 = Pemberian 15 kulit buah kopi fermentasi dari total ransum. Penempatan ternak memperoleh perlakuan dilakukan secara acak, dan setiap
perlakuan terdiri dari 25 ekor. Sebagai sampel untuk pengujian karkas diambil 5 ekor setiap perlakuan secara acak tanpa memperhatikan bobot badan ayam.
Pengujian karkas dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu : pada umur 14 minggu dan 20 minggu. Dengan demikian jumlah ayam yang diukur nilai karkasnya
sebanyak 40 ekor.
Tabel 4. Susunan dan kandungan zat-zat makanan selama penelitian
Bahan pakan Susunan ransum penelitian
T0 T1
T2 T3
Pakan Komersil 20,0
20,0 20,0
20,0 KBKF
0,0 5,0
10,0 15,0
Jagung 47,5
39,5 32,5
26,0
Bungkil Kelapa 11,5
12,0 9,5
5,5 Dedak
10,0 13,0
17,5 22,5
Tepung Ikan 9,5
9,0 9,0
9,5 Mineral
0,5 0,5
0,5 0,5
Premiks 1,0
1,0 1,0
1,0 Jumlah
100,0 100,0
100,0 100,0
Protein 18,1
18,1 18,1
18,1 Energi, kkalkg
2806.0 2806.2
2808,3 2812,0
Serat kasar 4,3
4,7 5,0
5,1 Calcium
1,1 1,1
1,1 1,2
Posfor 0,9
0,9 1,0
1,0 HargaRpkg
3.882,00 3769,00
3.655,00 3.550,00
Ket : KBKF : Kulit Buah Kopi Fermentasi
3.3.2 Pengukuran karkas
Dari 100 ekor ternak diambil 5 ekor secara acak dari tiap perlakuan untuk diukur kualitas karkasnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, pada umur 14
minggu dan 20 minggu.
3.3.2.1 Persiapan
Ayam yang akan dipotong terlebih dahulu dipuasakan selama 3 jam untuk memudahkan pembersihan isi perut dan exudasi cairan, kemudian dilakukan
penimbangan bobot badan selanjutnya dilakukan pemotongan.
3.3.2.2 Penyembelihan
Penyembelihan ternak menggunakan pisau yang tajam tepat pada bagian leher bagian arteri karotis, vena jungularis dan esofagus, gunanya agar tidak
memberikan efek stress kepada ternak sehingga proses exudasi cairan keluar secara keseluruhan dengan lancar secara sempurna. Selanjutnya darah
ditampung dan ditimbang.
3.3.2.3 Scalding Perendaman
Setelah pengeluaran cairan secara sempurna, maka tahap selanjutnya adalah merendam ternak ayam buras yang disembelih kedalam air panas yang suhunya
± 50,55 C – 53
C selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan untuk mencegah rusaknya kulit akibat panas yang dapat menurunkan kualitas karkas.
3.3.2.4 Defeathering pencabutan bulu
Kemudian tahap selanjutnya pencabutan bulu dilakukan secara manual untuk mencegah kerusakan kulit. Kemudian karkas dicuci.
3.3.2.5 Evisceration pengeluaran jeroan
Setelah dicuci kemudian dilanjutkan ke proses pengeluaran jeroan yang caranya adalah sebagai berikut:
8. Dimulai dari pemisahan tembolok dan trakea serta kelenjar minyak
dibagian ekor. 9.
Kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari kloaka kearah tulang dada.
10. Kloaka dan visera atau jeroan dikeluarkan dan ditimbang.
11. Kemudian pemisahan organ-organ yaitu hati dan empedu, empedal dan
jantung, kemudian dipisahkan dan ditimbang 12.
Paru-paru, ginjal, testespada ayam jantanatau ovarium pada betina dapat dipisahkan dari bawah columna vertebralis.
13. Kemudian dilanjutkan pemisahan kepala, kaki, dan leher dan ditimbang.
14. Kemudian karkas ditimbang catt: paru-paru dan ginjal masuk kedalam
karkas.
3.3.4 Parameter yang diukur
Sebagai parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi ransum dihitung dengan menimbang jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah ransum yang tersisa selama penelitian.
b. Pertambahan bobot badan diukur dengan menghitung selisih bobot badan akhir dengan bobot badan awal yang dilakukan setiap minggu.
c. Konversi ransum dihitung dari perbandingan pakan yang dikonsumsi dengan bobot badan yang dikalikan dengan 100.
d. Bobot Potong. Bobot potong diketahui dengan menimbang ayam buras sebelum
dipotong setelah ayam buras dipuasakan dahulu selama lebih 3 jam. Bobot potong dinyatakan dalam gramekor.
e. Bobot Karkas Berat Karkas diketahui dengan menimbang karkas ayam buras. Karkas
adalah berat bagian tubuh setelah pemotongan, dengan mengeluarkan kulit, kepala, darah, serta organ internal. Soeparno, 2005. catt: paru-
paru dan ginjal masuk kedalam karkas. k. Presentase Karkas
Presentase karkas dihitung dengan cara membagi bobot karkas dengan bobot potong ayam buras yang bersangkutan kemudian dikalikan 100
Soeparno,1994. l. Bobot potongan primal karkas ayam buras
Bobot potongan primal karkas dengan menimbang bagian-bagian potongan primal karkas ayam buras, yaitua kakileg, bpaha
drumsick, cpaha gending thigh, dDada dengan rusuk,e
punggung, dan f sayap. m. Persentase lemak abdominal
Persentase lemak abdominal diperoleh dari perbandingan antara bobot lemak abdominal dengan bobot potong kemudian dikalikan 100
persen Abubakar dan Notoamidjojo, 1997 yang disitasi oleh Prayogi 2008.
n. PH Daging
Menurut Soeparno 2005 PH daging tidak dapat diukur segera setelah pemotongan, biasanya dilakukan dalam waktu 45 menit. Sampel daging
bagian dada ditimbang seberat 5 gram dihaluskan dan dicampur dengan 25 ml akuades, kemudian dikocok sampai homogen. Kemudian kertas lakmus
dicelupkan, dan dicocokkan dengan tabel yang ada di bungkus tersebut. j. Warna daging
Warna daging diperoleh dengan pengamatan visual, dengan bantuan panelis yang berjumlah 20 orang dimana akan memberikan penilaian tentang warna
daging yang disembelih. Berdasarkan Skala Hedonic Menurut Fernando, 2007, bahwa warna daging adalah 1. Merah Pudar 2. Merah muda 3. Merah
cerah 4. Merah 5. Merah tua. Kemudian dari 20 sampel yang disembelih dilakukan pengkodean dengan angka 1,2,3…………sampai 20 dimana
para panelis yang berjumlah 20 orang telah ditentukan tidak mengetahui dari perlakuan dan ulangan mana asal daging yang akan diuji warnanya.
Kemudian para panelis akan melihat secara visual warna daging tersebut dan diterjemahkan kedalam nilai yang telah ditentukan sebagai berikut :
Tabel 5. Skala Hedonik warna daging ayam
Sumber: Fernando 2007
3.5 Analisa data