Hipotesa Identifikasi Ayam Buras

Fermentasi adalah suatu proses bioteknologi dengan memanfaatkan bakteri untuk mengawetkan pakan dan tidak mengurangi kandungan zat nutrient pakan dan bahkan dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan pakan itu sendiri.Soeharsono et al., 2010 Menurut Pujaningsih 2005 bahwa untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu, karena dengan melakukan fermentasi akan menghasilkan suatu produk bahan pakan yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological avialability yang lebih baik dan juga menurunkan zat anti nutrisinya. Hal tersebut juga diterangkan Prayitno 2001 bahwa dari hasil fermentasi buah kulit kopi dengan Aspergilus niger kandungan anti nutrisi yang ada di kulit buah kopi polifenol, tannin dan kafein dapat diturunkan, namun tingkat penurunannya belum dijelaskan. Sehubungan semakin baik kandungan nutrisi dan menurunnya zat anti nutrisi kulit kopi yang difermentasi tersebut maka akan meningkatkan kertersediaan nutrisi dan dapat meningkatkan pertambahan bobot badannya. Pertambahan bobot badan ini disebabkan bertambahnya volume tubuh ayam buras tersebut yang merupakan pengaruh dari kuantitas dan kualitas karkas yang bertumbuh dan berkembang. Dengan adanya pengaruh tersebut sehingga untuk mengetahui seberapa besar kuantitas dan kualitas karkas yang buras tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Hipotesa

Pemanfaatan kulit buah kopi fermentasi mempengaruhi konsumsi ransum, Pertumbuhan berat badan, dan kualitas karkas ayam buras.

1.6. Defenisi Operasional

1. Ransum adalah campuran dari beberapa bahan pakan yang diberikan pada ternak dalam jangka waktu 24 jam. 2. Konsumsi Ransum harian adalah Hasil selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan dalam satu hari. 3. Pertambahan berat badan harian adalah selisih antara bobot badan akhir dengan berat badan awal tertimbang dibagi dengan waktu lama pengamatan. 4. Konversi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi dibagi dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh. 5. Kulit buah kopi adalah kulithasil ikutan yang diperoleh dari pengupasan buah kopi segar atau baru panen. 6. Kulit buah kopi fermentasi adalah kulit buah kopi yang telah difermentasikan dengan jamur Aspergilus niger. 7. Bobot potong adalah bobot ayam buras yang diperoleh sebelum dipotong setelah ayam buras dipuasakan lebih dari 3 jam. 8. Karkas adalah Berat tubuh dari ternak potong setelah pemotongan dengan mengeluarkan kepala, darah serta organ-organ internal, dan serta kulit. Untuk ayam, paru-paru dan ginjal termasuk didalamnya. 9. Bobot karkas adalah bobot yang diperoleh dengan menimbang karkas ayam buras. 10. Persentase karkas dihitung dengan cara membagi bobot karkas dengan bobot potong ayam buras yang bersangkutan kemudiaan dikalikan 100 11. Kualitas karkas adalah nilai karkas yang dihasilkan oleh ternak relatif terhadap suatu kondisi pemasaran. Faktor yang menentukan nilai karkas meliputi berat karkas, jumlah daging yang dihasilkan dan kualitas daging dari karkas yang bersangkutan. 12. Daging adalah semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahannya yang sesuai untuk dimakan dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. 13. Bobot potongan primal karkas adalah bobot yang didapat dengan menimbang bagian-bagian potongan primal karkas ayam buras, yaitu a Kaki leg, b paha drumstick, c paha’gending’ thigh, dDada dengan rusuk, e Punggung dan f sayap. 14. Persentase lemak abdominal diperoleh dari perbandingan antara bobot lemak abdominal dengan bobot potong kemudian dialikan 100 persen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Identifikasi Ayam Buras

Ayam peliharaan yang ada pada dewasa ini Gallus domesticus Merupakan keturunan ayam hutan. Manusia telah memelihara ayam sejak 5000 tahun yang lalu. Dengan adanya identifikasi domestikasi yang telah berlangsung cukup lama, telah banyak penemuan-penemuan mutakhir yang mengakibatkan jenis-jenis ayam banyak mengalami perubahan. Menurut Suprijatna et al.,2005 ayam buras adalah ayam lokal atau juga disebut ayam bukan ras yang berkembang di beberapa daerah dengan memiliki karakteristik yang relatif homogen, baik tubuh maupun warna bulu. Jika dilihat berdasarkan klasifikasi taksonimi zoology ayam buras, sama dengan ayam ras yaitu : Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves Sub kelas : Neornithes Ordo : Galliformes Genus : Galus Spesies : Gallus domesticus Ayam buras dari sudut berkembangnya, merupakan hasil produksi dan seleksi alam lingkungan. Oleh sebab itu interaksi antara ayam buras dengan alam lingkungan, sudah ada keterpaduan yang sangat dominan dan tidak dapat terpisahkan. Ayam buras merupakan ayam local yang belum mengalami perubahan genetis. Ayam ini memiliki keunggulan yang diantaranya adalah daya tahan tubuhnya dan adaptasi terhadap lingkungan relatif tinggi dan baik, daging dan telurnya memiliki rasa khas yaitu gurih dan disukai oleh masyarakat. Selain itu ayam buras memiliki keistimewaan lainnya yaitu tahan terhadap pengolahan dan lingkungan yang buruk, tidak peka terhadap kadar amoniak tinggi, dapat diberi pakan yang berkualitas jelek, modal tidak besar, dan tidak mudah stress bila memperoleh perlakuan kasar. Murtidjo, 1992 Berdasarkan hal tersebut pengembangan ayam buras ini memiliki peluang yang menjanjikan, baik dalam usaha ayam potong, penghasil telur, dan ayam bibit dan bahkan penyedia pakan untuk ayam buras.

2.2. Konsumsi Ransum