Konsumsi Ransum Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak Ayam Buras

yaitu tahan terhadap pengolahan dan lingkungan yang buruk, tidak peka terhadap kadar amoniak tinggi, dapat diberi pakan yang berkualitas jelek, modal tidak besar, dan tidak mudah stress bila memperoleh perlakuan kasar. Murtidjo, 1992 Berdasarkan hal tersebut pengembangan ayam buras ini memiliki peluang yang menjanjikan, baik dalam usaha ayam potong, penghasil telur, dan ayam bibit dan bahkan penyedia pakan untuk ayam buras.

2.2. Konsumsi Ransum

Ransum merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu yang meliputi nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan Rasyaf, 1999. Pakan yang dikonsumsi sebagian dicerna dan diserap tubuh. Sebagian yang tidak dicerna diekskresikan dalam bentuk feses. Zat-zat makanan nutrien dari pakan yang dicerna digunakan untuk sejumlah proses di dalam tubuh. Penggunaannya secara pasti bervariasi, tergantung spesies, umur, dan produktivitas unggas. Sebagian besar unggas menggunakan zat-zat makanan yang diserap untuk fungsi esensial, seperti metabolisme tubuh, memelihara panas tubuh, serta mengganti dan memperbarui sel-sel tubuh dan jaringan. Penggunaan pakan untuk pertumbuhan, penggemukan, atau produksi telur dikenal sebagai kebutuhan produksi Suprijatna, 2005. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pakan antara lain besar dan berat badan, kondisi fisiologis ternak serta gerak laju dari makanan tersebut di dalam alat pencernaan ternak. Laju makanan dalam alat pencernan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi, yakni makin cepat aliran makanan dalam alat pencernaan makin banyak pula jumlah makanan yang dikonsumsi. Selain itu, faktor yang mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas dan selera. Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur, dan suhu makanan yang diberikan. Selera merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar. Faktor lain yang juga mempengaruhi konsumsi adalah ternak, lingkungan, dan stres karena penyakit Wahyu, 1978.

2.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak Ayam Buras

Pertumbuhan adalah suatu proses yang sangat kompleks meliputi pertumbuhan bobot badan dan semua bagian tubuh secara merata dan serentak seperti tulang, otot, jantung otak dan semua jaringan tubuh kecuali lemak. Maynard dan Loosli, 1979 Ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu besar tubuh unggas berdasarkan jenis strain, jumlah makanan yang dikonsumsi, macam makanan serta cara pemeliharaannya. Menurut Hammond, 1960 yang disitasi oleh Soeparno, 2005 bahwa jaringan tubuh mencapai petumbuhan maksimal dengan urutan dari jaringan syaraf, tulang, tendo, otot, lemak intramuscular, lemak subkutan dan lemak abdominal. Sedangkan untuk urutan perkembangan kedewasaan lemak adalah interamuskular, perirenal atau canel, lemak ginjal, subkutan, dan omental atau caul Kirton et al., 1972; Wood et al.,1980. Lemak omental adalah lemak yang menyelimuti retikulum, rumen, omasum dan abomasum. Dalam pertumbuhan terjadi masa cepat tumbuh dan masa lambat bahkan berhenti tumbuh. Masa cepat pertumbuhan terjadi pada masa setelah lahir sampai pubertas. Sedangkan masa lambat tumbuh terjadi setelah dewasa dicapai, kemudian masa pertumbuhan tidak terjadi lagi karena tulang dan daging tidak bertambah lagi, yang terjadi adalah penambahan bobot badan karena bertambahnya lemak.Berg dan Butter field, 1976 Pembentukan lemak tubuh pada ayam terjadi karena adanya kelebihan energi yang dikonsumsi. Energi yang digunakan tubuh umumnya berasal dari karbohidrat dan cadangan lemak. Sumber karbohidrat dalam tubuh mampu memproduksi lemak tubuh yang disimpan disekeliling jeroan dibawah kulit dan rongga perutKubena et al.,1974; Anggorodi, 1995. Berdasarkan penelitian Iskandar 2009, bahwa rata-rata bobot badan BB Doc Day Old Chick atau anak ayam baru menetas sampai umur sehari berkisar antara 29-36 g dengan lingkar dadaLD 5 cm, Panjang tubuh PT 4 cm dan tinggi keseluruhan pada posisi normal sampai ujung kepala mencapai TN = tinggi normal 10 cm. Tubuh tertutup dengan bulu halus seperti kapas. Pada pemeliharaan intensif yang baik, anak ayam tersebut akan tumbuh sampai umur 4 minggu mencapai BB 100-200 g, dengan LD 13 cm, PT 11 cm dan TN 20 cm. Pada umur 8 minggu mencapai BB 300-500 g, LD 17 cm, PT 14 cm dan TN 25 cm. Pada umur 12 minggu mencapai BB 700-1100g, LD 23 cm, PT 27 cm dan TN 40 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tulang yang merupakan melekatnya otot akan berkembang, ditandai dengan bertambahnya lingkar dada, tinggi normal dan panjang tubuh selama proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh ayam buras tersebut. Seperti yang telah disebutkan bahwa strain genotipe ternak juga mempengaruhi laju pertumbuhan dimana perbedaan laju petumbuhan diantara bangsa dan individu ternak didalam suatu bangsa disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh dewasa. Bangsa ternak yang memiliki proporsi tubuh besar, akan lebih berat, tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada saat mendapai kedewasaan dari pada bangsa ternak kecil. Tulloh 1978; Williams, 1982, yang disitasi oleh Soeparno, 2005. Oleh karena itu laju pertumbuhan ayam buras sangat rendah bila dibandingkan dengan ayam ras pedaging. Untuk mendapatkan bobot badan 900 sampai dengan 1100 gram dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 90 hari 12 minggu dengan pemberian pakan yang mengandung protein kasar 14 dan energi metabolis 2800 KkalKg. Dengan karkas yang meliputi punggung 11 , sayap 15,81 , Dada 24,20, paha atas 19 dan paha bawaah 18 Muryanto, 2002, dan pada pemeliharaan 14 minggu berat yang didapat mencapai 1.289-1448 gram, dengan persentase karkas 60,68 dengan dada 16,76-18,12, punggung 14,96-17,41, paha 22,35-24,08 sayap 9,15-10,64 Ruza,2004 yang disitasi oleh Kusmayadi 2004 sedangkan pada pemeliharaan 20 minggu berat ayam buras dapat mencapai 1380-1600 gram dengan persentase karkas 50-70 dengan dada 16-21, punggung 15-19, paha 22-24,5 sayap 9-11 Abubakar etal., 2004. Jenis kelamin dapat juga menyebabkan perbedaan laju pertumbuhan. Dibandingkan ternak betina, ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat dan pada umur yang sama lebih berat Chaniago dan Boyes, 1980 ; Hammond et al ., 1984. Perbedaan laju pertumbuhan antara kedua jenis kelamin tersebut dapat menjadi lebih besar sesuai dengan bertambahnya umur. Crouse et al., 1978.

2.4. Pertambahan Bobot Badan