Keunggulan Pendidikan Nonformal Kajian Pustaka

Richard D. Kellough Sofia Hartati, 2005: 10 adalah anak itu bersifat egosentris. Dimana mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, anak merupakan makhluk sosial, anak bersifat unik, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak memiliki daya konsentrasi yang pendek, serta anak merupakan masa belajar yang paling potensial untuk dikembangkan. Melengkapi pendapat di atas Solehuddin Rusdinal, dkk, 2005: 17, mengidentifikasi sejumlah karakteristik anak usia dini adalah 1 anak bersifat unik, 2 anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan, 3 anak bersifat aktif dan energik, 4 anak itu egosentris, 5 anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, 6 anak bersifat eksploratif dan petualang, 7 anak umumnya kaya dengan fantasi, 8 anak memiliki daya pemerhati yang pendek, 9 anak merupakan usia belajar yang paling potensial. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak usia dini adalah bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap banyak hal, anak usia dini masih suka bermain serta bereksplorasi dengan lingkungannya serta memandang dunia luar dari pandangannya sendiri. Sehingga orang tua ataupun pendidik anak usia dini harus memahami masing-masing sifat, ciri khas serta karakteristik dari anak tersebut.

c. Pendidikan Anak Usia Dini

Diperlukan stimulan untuk dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak usia dini. Salah satunya yaitu dengan adanya program 19 Pendidikan Anak Usia Dini. Secara sederhana Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk layanan ataupun lingkup dari program pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah bagi anak yang masih berusia dini. PAUD bertujuan untuk membimbing serta mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tipe kecerdasannya Trianto, 2011: 14. PAUD merupakan pendidikan yang diselenggarakan dalam keluarga serta masyarakat untuk memberikan bimbingan terhadap pertumbuhan serta perkembangan anak dalam aspek fisik, mental, emosional, intelektual dan sosial. Sedangkan menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia dalam Hibana S. Rahman 2002: 2, pendidikan anak usia dini dikenal dengan istilah pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah merupakan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur sekolah atau pendidikan luar sekolah. Berdasarkan pernyataan tersebut, potensi anak usia dini perlu dikembangkan secara optimal untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi penerus bangsa serta wajib dipenuhi haknya agar anak dapat hidup dan berkembang secara optimal. Dalam perkembangan tersebut diperlukan dukungan dari orang tua dalam bersikap terhadap anak usia dini dengan memberikan kesempatan serta menunjukkan alat ataupun permainan yang dapat menumbuhkan potensi yang sudah ada pada anak 20