Dengan demikian dapat dilihat terdapat penyederhanaan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan PKn ke ruang lingkup
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn. Ruang lingkup Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaaan lebih
sederhana dibandingkan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Hal-hal
yang dibahas pada Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum 2006 bukan berarti dihilangkan atau tidak diajarkan dalam Pendidikan
Pencasila dan Kewarganegaraan Kurikulum 2013, tetapi hal-hal tersebut dikaitkan dengan penguatan ideologi negara dan pilar-pilar
kebangsaan.
d. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar sebagai suatu kemampuan meliputi
tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu mata pelajaran memiliki kompetensi
yang hendak dicapai guna memperoleh hasil belajar siswa. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab, yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu Sunarso, dkk, 2008: 12.
Kompetensi yang diharapkan dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan menurut Muhamad Erwin 2013: 5 terdiri atas tiga
klasifikasi. Pertama, memunculkan civic knowledge yaitu memiliki pengetahuan tentang kebangsaan dan kewarganegaraan. Kedua, dalam
tingkatan civic dispositions yaitu setelah mengerti dan paham atas kebangsaan
dan kewarganegaraan
akan dapat
menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada tingkatan civic knowledge untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, yaitu civic skills, pada tingkatan ini telah mampu mengaplikasikannya dalam bentuk
keterampilan seperti orang-orang yang berperan dalam pembuatan kebijakan publik, aktivis-aktivis lembaga swadaya masyarakat dan lain
sebagainya. Senada dengan hal tersebut, Sunarso, dkk 2008: 14
mengungkapkan kompetensi yang diharapkan dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan terdiri atas tiga komponen yaitu
pertama, memunculkan
pengetahuan kewarganegaraan
civic knowledge merupakan materi substansi yang harus diketahui oleh
warga negara. Pengetahuan ini berkaitan dengan hak dan kewajiban warga Negara, pengetahuan tentang struktur dan sistem politik dan
pemerintahan, nilai universal dalam masyarakat demokratis, cara-cara
kerjasama untuk mewujudkan kemajuan bersama, serta hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat internasional.
Kedua, keterampilan kewarganegaraan civic skills merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan
agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah
kehiduapan bangsa dan Negara. Ketiga, karakter kewarganegaraan civic dispositions merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki setiap
warga Negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem politik yang sehat, berkembangnya martabat dan
harga diri serta kepentingan umum. Disampaikan pula dalam Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum SMP bahwa mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi
siswa dalam seluruh dimensi kewarganegaraan. Pertama, sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan civic confidence, civic commitment, and civic responsibility. Kedua, pengetahuan kewarganegaraan. Ketiga, adalah
keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan civic competence and civic responsibility.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan meliputi tiga komponen yaitu ranah
kognitif berupa pengetahuan kewarganegaran civic knowledge, ranah afektif berupa karakter kewarganegaraan civic dispositions dan ranah
psikomotorik berupa keterampilan kewarganegaraan civic skills. Ketiga komponen tersebut merupakan tiga aspek Pendidikan
Kewarganegaaraan yang akan diperoleh sebagai hasil belajar dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa
berupa pengetahuan
kewarganegaraan civic knowledge yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi mengenai
substansi materi yang harus diketahui oleh warga negara. Dalam hal ini, mengenai materi Hakekat Kebebasan Mengemukakan Pendapat.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Haryani. 2013. Dalam penelitian berjudul Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Kerjasama Dan
Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VII B SMP N 4 Sleman. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK.