Data Hasil belajar Siswa Sebelum Perlakuan Pre test

siswa kelas kontrol diolah menggunakan bantuan SPSS 16. Hasil pre test dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 18 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Pre Test Nomor Deskripsi Nilai 1 N 32 2 Mean 7,2875 3 Median 7,4000 4 Mode 7,60 5 Std.Deviation 0,76527 6 Minimum 6,00 7 Maximum 8,80 Sumber: Data diolah, 2015. Data pre test yang diperoleh dari hasil penelitian pada kelas kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai sebesar 8,80 sedangkan terendah 6,00. Setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.00 menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rerata mean sebesar 7,29, mode sebesar 7,60 dan median sebesar 7,40. Selanjutnya jumlah kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1 + 3,3 log n, dimana n adalah subyek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n=32 sehingga diperoleh banyaknya kelas sebesar 6 kelas interval. Rentang data dihitung dengan menggunakan rumus nilai maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,80. Tabel distribusi frekuensi pre test hasil belajar PKn kelas eksperimen adalah sebagai berikut. Tabel 19 Distribusi Frekuensi Pre test Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol Nomor Interval F 1 8,5 - 8,9 1 3,1 2 8,0 - 8,4 7 21,9 3 7,5 - 7,9 8 25,0 4 7,0 - 7,4 4 12,5 5 6,5 - 6,9 5 15,6 6 6,0 - 6,4 7 21,9 Jumlah 32 100,0 Sumber: Data diolah, 2015. Berdasarkan disribusi frekuensi pre test hasil belajar PKn kelas kontrol di atas dapat digambarkan grafik sebagai berikut. Gambar 3 Distribusi Frekuensi Pre Test Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol Berdasarkan tabel dan grafik di atas, frekuensi pre test hasil belajar PKn kelas kontrol paling banyak berada pada 7,5-7,9 sebanyak 8 siswa. Sedangkan paling sedikit terdapat pada interval 8,5-8,9 sebanyak 1 siswa. Kemudian hasil uji kategorisasi Series1, 6-6,4, 7 Series1, 6,5- 6,9, 5 Series1, 7-7,4, 4 Series1, 7,5- 7,9, 8 Series1, 8-8,4, 7 Series1, 8,5- 8,9, 1 Fr e ku e n si Interval Pretest Kontrol berdasarkan tingkat ketuntasan pre test kelas kontrol diperoleh siswa yang tuntas sebesar 15 dan tidak tuntas sebasar 17. Adapun data kategorisasi berdasarkan tingkat ketuntasan dapat dilihat pada lampiran.

b. Data Hasil belajar Siswa Sesudah Perlakuan Post test

1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Subyek pada post test kelas eksperimen sebanyak 32 siswa. Data hasil belajar didapatkan dari post test yang diberikan sesudah adanya perlakuan pada kelas eksperimen. Data hasil belajar siswa kelas eksperimen diolah menggunakan bantuan SPSS 16. Hasil post test dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 20 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Post Test Nomor Deskripsi Nilai 1 N 32 2 Mean 8,4500 3 Median 8,6000 4 Mode 9,20 5 Std.Deviation 0,87841 6 Minimum 6,80 7 Maximum 9,60 Sumber: Data diolah, 2015. Data post test yang diperoleh dari hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa kelas eksperimen skor tertinggi yang dicapai sebesar 9,60 sedangkan terendah 6,80. Setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.00 menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rerata mean sebesar 8,45, mode sebesar 9,20 dan median sebesar 8,60. Selanjutnya jumlah kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1 + 3,3 log n, dimana n adalah subyek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n=32 sehingga diperoleh banyaknya kelas sebesar 6 kelas interval. Rentang data dihitung dengan menggunakan rumus nilai maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,80. Tabel distribusi frekuensi pre test hasil belajar PKn kelas eksperimen adalah sebagai berikut. Tabel 21 Distribusi Frekuensi Post test Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen Nomor Interval F 1 9,3 - 9,7 4 12,5 2 8,8 - 9,2 12 37,5 3 8,3 - 8,7 4 12,5 4 7,8 - 8,2 3 9,4 5 7,3 - 7,7 4 12,5 6 6,8 - 7,2 5 15,6 Jumlah 32 100,0 Sumber: Data diolah 2015. Berdasarkan disribusi frekuensi post test hasil belajar PKn kelas kontrol di atas dapat digambarkan grafik sebagai berikut. Gambar 4 Distribusi Frekuensi Post Test Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen Berdasarkan tabel dan grafik di atas, frekuensi post test hasil belajar PKn kelas eksperimen paling banyak berada pada 8,8-9,2 sebanyak 12 siswa. Sedangkan paling sedikit terdapat pada interval 7,8-8,2 sebanyak 3 siswa. Kemudian hasil uji kategorisasi berdasarkan tingkat ketuntasan post test kelas eksperimen diperoleh siswa yang tuntas sebesar 27 dan tidak tuntas sebesar 5. Adapun data kategorisasi berdasarkan tingkat ketuntasan dapat dilihat pada lampiran. 2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Subyek pada post test kelas eksperimen sebanyak 32 siswa. Data hasil belajar didapatkan dari post test yang diberikan sesudah adanya perlakuan pada kelas kontrol. Data hasil belajar siswa kelas Series1, 6,8- 7,2, 5 Series1, 7,3- 7,7, 4 Series1, 7,8- 8,2, 3 Series1, 8,3- 8,7, 4 Series1, 8,8- 9,2, 12 Series1, 9,3- 9,7, 4 Fr e ku e n si Interval Postest Eksperimen kontrol diolah menggunakan bantuan SPSS 16. Hasil post test dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 22 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Post Test Nomor Deskripsi Nilai 1 N 32 2 Mean 7,3875 3 Median 7,4000 4 Mode 6,40 5 Std.Deviation 0,79342 6 Minimum 6,00 7 Maximum 8,80 Sumber: Data diolah, 2015. Data post test yang diperoleh dari hasil penelitian pada kelas kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai sebesar 8,80 sedangkan terendah 6,00. Setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.00 menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rerata mean sebesar 7,39, mode sebesar 6,40 dan median sebesar 7,40. Selanjutnya jumlah kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1 + 3,3 log n, dimana n adalah subyek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n=32 sehingga diperoleh banyaknya kelas sebesar 6 kelas interval. Rentang data dihitung dengan menggunakan rumus nilai maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,80. Tabel distribusi frekuensi pre test hasil belajar PKn kelas eksperimen adalah sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar matematika

8 90 163

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Ke

0 0 16

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTU (2)

1 2 69

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTU (1)

1 1 69

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

0 0 7