31
Pendapat yang menyatakan tuntutan pemenuhan kemandirian pada anak tunanetra disampaikan Munawir Yusuf 1996: 34 yang menyatakan
bahwa “ketidaktergantungan pada pertolongan orang lain merupakan perwujutan dari kemampuan tunanetra dalam mengaktualisasikan dirinya
ditengah lingkungan” pendapat ini dapat dimaknai bahwa pemenuhan perilaku mandiri pada anak tunanetra merupakan pembelajaran bagi
dirinya untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, tanpa bergantung dengan orang lain. Selanjutnya Munawir Yusuf 1996: 34 turut
menjelaskan “sulit dibayangkan bagi seorang tunanetra yang tidak mempunyai kemampuan dan ketrampilan mobilitas yang mandiri dapat
memenuhi kebutuhannya”. Pendapat tersebut menjelaskan lebih spesifik terhadap kemandirian anak tunanetra dalam melakukan orientasi dan
mobilitas. Menurutnya bahwa akan sulit bagi anak tunanetra untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa adanya kemampuan dan
ketrampilan mobilitas yang dimiliki. Ate Suwandi dan Muhdar Munawar 2013: 11 menyangkutkan
penguasaan orientasi dan mobilitas dengan keberhasilan siswa tunanetra dalam proses belajar mengajar dan ketrampilan yang lainnya. Hal ini
dikarenakan adanya mobilitas yang baik pada anak akan menambah wawasan dan pengalaman anak ketika anak berpergian.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemandirian pada seorang anak. Purwaka Hadi 2005: 1 yang menyatakan bahwa
32
kemandirian bukanlah sesuatu yang didapat, sehingga untuk mencapai hal tersebut haruslah melalui usaha pemerolehan pengalaman. Rini Aziz
2006: 12 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian anak adalah orang tua yang memberi bantuan secara
berlebihan dengan cara melayani semua kebutuhan anak tanpa membolehkan anak melakukan sendiri kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari. Gendon Barus dalam Purwaka Hadi 2005: 277 menyatakan bahwa orang tua yang selalu mengiyakan dan memenuhi keinginan anak, kurang
menuntut, dan sangat sedikit menanamkan peraturan-peraturan yang jelas dan tepat akan menghasilkan anak yang kurang mandiri. Hal yang hampir
sama diungkapkan oleh Muhammad Rasyid Dimas 2005: 107 salah satu faktor penyebab kurangnya kemandirian pada anak adalah pelayanan dan
pengasuhan yang berlebihan, semua kebutuhan anak disiapkan dan anak tidak mempunyai kesempatan untuk belajar mandiri, akibatnya ketika
anak beranjak dewasa, dia juga masih belum terbiasa untuk bersikap mandiri.
Faktor yang mempengaruhi kemandirian juga diungkapkan oleh Conger dalam Purwaka Hadi, 2005: 278 yang menyatakan bahwa anak
yang terlalu banyak dilarang, terlalu ditekan, dan terlalu dibatasi akan kehilangan keberanian mencoba-coba kemampuan dirinya sendiri.
Kemudian Purwaka Hadi 2005: 278 mengungkapkan penjelasannya sendiri bahwasanya anak yang terlalu dilindungi akan mengalami
kesulitan dalam penyesuaian diri dengan tuntutan kebutuhan mandiri
33
karena ia sudah terbiasa dibantu dan dilayani orang tua dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Sunardi dan Sunaryo 2007:23
orang tua adalah fokus dalam peningkatan perkembangan komunikasi, kognitif, sosial, emosional dan motorik anak.
Pendapat tentang faktor yang mempengaruhi kemandirian tersebut memberikan gambaran yang jelas dimana pola asuh merupakan faktor
yang menghambat kemandirian anak. Kebiasaan pola asuh pada anak yang tidak memberikan kesempatan yang luas bagi anak untuk mencoba
melakukan sendiri dapat berakibat anak mempunyai kemandirian yang rendah.
4. Pembelajaran Kemandirian Menemukan dan Mengambil Benda Jatuh.