Deskripsi Data Hasil Observasi Pelaksanaan Intervensi

91 durasi waktu dalam tes mengambil benda jatuh meskipun terdapat dua nilai yang sama yaitu pada intervensi 1 dengan intervensi 2 dan pada fase intervensi 5 dan fase intervensi 6. Durasi waktu yang paling lama dalam d]fase intervensi dialami pada saat intervensi 1 dan 2 sedangkan durasi waktu yang tercepat yaitu pada fase 5 dan 6.

3. Deskripsi Data Hasil Observasi Pelaksanaan Intervensi

Pelaksanaan Observasi dilakukan selama fase intervensi yang bertujuan untuk melihat bagaimana sikap, perilaku, durasi waktu, serta kemampuan subjek KF dalam melaksanakan teknik dropped objects. Pengumpulan data melalui observasi digunakan sebagai data pendukung dari data yang di dapat dari tes keterapilan yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan observasi dilakukan mulai dari intervensi ke-1 sampai pada intervensi ke-6. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa subjek tertarik dengan penerapan teknik dropped objects baik dari fase intervensi 1 sampai dengan fase intervensi 6. Hal ini terlihat dengan semangatnya subjek untuk belajar menggunakan teknik dropped objects. Dalam kemampuan menggunakan teknik dropped objects, secara berangsur- angsur kemampuan subjek terus meningkat dari fase intervensi ke-1 sampai dengan fase intervensi ke-6. Hanya saja subjek terlihat kesulitan saat menggunakan teknik jongkok dengan tegak lurus karena posisi tangan subjek tidak dapat menyentuh secara sempurna lantai untuk mencari benda jatuh, oleh karenanya pembelajaran juga difokuskan 92 dengan teknik jongkok dengan menunduk. Subjek sangat aktif dalam bertanya terkait kebenaran teknik yang sedang dipelajarinya atau dipraktikannya. Hal ini juga dikarenakan subjek seringkali bertanya dengan berulang-ulang pada setiap harinya. Keterangan ini didapatkan dari penuturan guru kelas yang senantiasa membatu proses intervensi pada subjek. Penjelasan yang dilakukan oleh peneliti maupun guru diperhatikan dengan baik oleh subjek, subjek tidak jarang langsung mencoba saat diberikan penjelelasan terkait penggunaan teknik, dan bertanya apakah sudah benar yang dilakukan. Dalam kemampuan subjek mengidentifikasi arah sumber suara subjek pada intervensi pertama masih cukup banyak kesalahan. Kesalahan ini disebabkan subjek hanya menunjuk pada arah suara yang pertama di dengar oleh subjek. Akan tetapi pada fase intervensi selanjutnya subjek sudah lebih paham bahwa ia harus mendengarkan sampai suara terakhir. Permasalahan lain pada tahap ini terlihat pada kemampuan untuk menunjukkan arah yang tidak jarang melenceng meskipun hanya sedikit, hal ini dikarenakan kurang sempurnanya subjek dalam membalik badan menuju arah sumber suara karena setelah diingatkan dan subjek mengingat arah sumber suara subjek dapat menunjuk kearah yang tepat. Kemampuan subjek dalam melakukan pergerakan menuju benda jatuh pada intervensi awal yaitu intervensi ke 1 dan 2 subjek masih sering membelok dari arah sumber suara, ini disebabkan subjek seringkali 93 bergerak menyamping dan tidak bergerak lurus. Pada intervensi selanjutnya setelah dipraktikkan secara berulang kemampuan subjek lebih meningkat dan dapat berjalan dengan lurus pada fase intervensi ke-6. Dalam proses pencarian benda jatuh subjek masih sering meminta bantuan orang lain untuk menunjukkan letak benda jatuh. Namun, setelah beberapa kali intervensi dilakukan intensitas meminta pertolongan semakin berkurang. Pada intervensi fase akhir subjek hanya meminta tolong saat sudah berusaha mencari akan tetapi tetap tidak bisa menemukan. Meskipun demikian, subjek akhirnya dapat menemukan benda tersebut secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

4. Deskripsi baseline II kemampuan akhir tanpa diberikan intervensi