Latar Belakang Karakteristik Penderita Skizofrenia Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan Tahun 2009

2 BAB 1 PE DAHULUA

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara, dimana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilainilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Namun, banyak orang yang tidak menyadari jika mereka mungkin mengalami masalah kesehatan jiwa. Gangguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi dapat menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maunpun materi karena penderita menjadi kronis dan tidak lagi produktif. 1 Indonesia berada dalam masa transisi demografi dan epidemiologi, sebagai konsekuensi dari proses pembangunan yang dilaksanakan. Proses pembangunan menimbulkan akibat yang positif, seperti meningkatnya status kesehatan masyarakat dan akibat negatif, seperti meningkatnya kasus gangguan mental. Kemajuan industri, perdagangan dan peradaban berhubungan dengan meningkatnya jumlah penderita gangguan jiwa, hal ini merupakan reaksi terhadap tekanan hidup dan perubahan peran serta sosial yang dialami. Peningkatan kasus gangguan mental emosional tidak dapat dihindari, namun dapat ditanggulangi. Inti dari pembangunan adalah perubahan. Oleh kerena itu diperlukan usaha untuk dapat menyesuiakan dengan perubahan. Bagi yang berhasil, akan terbentuk manusia yang sehat dan adaptif. Namun tidak semua orang yang berhasil sempurna 3 dalam upaya menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Bagi yang kurang berhasil, akan tampak diantaranya dalam bentuk gangguan mental emosional. Permasalahan gangguan mental emosional menggambarkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa. 2 Berdasarkan data dari Worl Health Organization WHO, 2000 menyebutkan bahwa diseluruh dunia terdapat 50 juta orang yang menderita Schizophrenia. Lebih dari 50 dari penderita skizofrenia tidak mendapat perhatian, dan 90 diantaranya terdapat di negara yang sedang berkembang, dan jumlah penderita yang paling banyak terdapat di Western Pasifik yaitu 12,7 juta orang menderita schizofrenia. 3 Menurut Olson 2001 hampir 1 juta orang di Amerika menerima pengobatan untuk Skizofrenia setiap tahun, dengan sekitar sepertiga dari mereka membutuhkan perawatan rumah sakit. 4 Berdasarkan data yang disampaikan pada konfrensi tahunan The AmericanPsychiatri Assocition APA 1995, disebutkan bahwa angka pasien schizofrenia lifetime prevalence rate mencapai 1. Setiap tahun terdapat 300.000 pasien schizofrenia mengalami episode akut. Selanjutnya dikemukakan bahwa prevalensi schizofrenia lebih tinggi dari penyakit Alzheimer, multipel sklerosis, pasien diabetes yang memakai insulin, dan penyakit otot. Insiden skizofrenia diperkirakan sebanyak 25 orang dalam tiap 10.000 penduduk Amerika. Di Amerika Serikat, kirakira 25 dari tempat tidur rumah sakit jiwa di seluruh Negara tersebut ditempati oleh penderita skizofrenia. Diantara penderita skizofrenia 2050 melakukan percobaan bunuh diri, dan 10 diantaranya mati karena bunuh diri. 4 Angka kematian penderita skizofrenia 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk pada umumnya. MenurutKaplan dan Saddock 1997:689,di Amerika Serikat prevalensiskizofrenia seumur hidupdilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 1,5,konsistensi dengan rentangtersebut, penelitianEpidemiological Cathment AreaECA yang disponsori oleh1ational Institute of Mental Health NIMH melaporkan prevalensi 1,3. Kirakira 0,020,05 populasi totaldiobati untuk skizofrenia dalamsatu tahun. 6 Prevalensi antara lakilaki dan perempuan pada penderita skizofrenia adalah sama. Tetapi, keduanya menunjukkan perbedaan dalam perjalanan penyakit. Lakilaki memiliki perjalanan lebih awal dari pada wanita. Usia puncak untuk laki laki adalah 1525 tahun, sedangkan pada wanita usia puncak adalah 2535 tahun. 7,22,35 Berdasarkan hasil penelitian, di Indonesia tahun 2008 terdapat sekitar 12 penduduk yang menderita skizofrenia, ini berarti sekitar 24 juta jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan penderita yang aktif sekitar 700.0001,4 juta jiwa. Demikian juga dengan pendapat Irmansyah 2006, bahwa penderita yang dirawat di bagian psikiatri di Indonesia hampir 70 adalah penderita skizofrenia. 25 Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia tahun 2000 adalah 0,31 dan biasanya timbul pada usia sekitar 1845 tahun, namun ada juga yang berusia 1112 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang cukup luas dialami di Indonesia, dimana sekitar 99 pasien di 5 RS jiwa di Indonesia adalah penderita skizofrenia. Hal ini dikemukakan oleh Denardi Sosrosumiharjo, dari Kedokteran Jiwa FKUIRSCM. 7,10 Menurut data Depkes RI tahun 2008, menunjukkan 37 warga jawa barat mengalami gangguan jiwa, mulai dari tingkat rendah sampai tinggi. Bahkan, Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balitbangkes Departemen kesehatan 2007 menyebutkan, prevalensi warga Jawa Barat mengalami ganguan mental emosional tertinggi seIndonesia dengan kisaran 20. Artinya, satu dari orang dewasa menganlami gangguan jiwa. 1 Di RSJ Medan April 1995 sampai dengan Maret 1996 ditemukan penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 1019 orang dan 783 orang dinyatakan menderita skizofrenia. Pada periode 19961997 penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 983 orang dan 748 orang dinyatakan menderita skizofrenia. Pada periode 19971998 penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 1068 orang dan 839 orang dinyatakan menderita skizofrenia. Pada tahun 1999 penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 1290 orang dan 992 orang dinyatakan menderita skizofrenia. Pada tahun 2000 penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 1304 orang dan 1013 orang dinyatakan menderita skizofrenia dan pada tahun 2001 dari 1290 penderita gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 998 orang menderita skizofrenia. 9 Berdasarkan data di RS Jiwa Mahoni jumlah kasus penderita gangguan jiwa yang dirawat inap pada tahun 2005 sebanyak 329 jiwa, pada tahun 2006 sebanyak 273 jiwa, pada tahun 2007 sebanyak 303 jiwa, pada tahun 2008 sebanyak 290 jiwa, an pada tahun 2009 sebanyak 237 jiwa. Berdasarkan datapada latar belakang , maka 6 perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita skizofrenia pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan.

1.2 Perumusan Masalah