60
keluarga dan merupakan salah satu motivasi keluarga untuk membawa penderita berobat.
5
Sejalan dengan penelitian Kardina, P di Poli Psikiatri Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr Pirngadi Medan Tahun 2004 bahwa gejala symptom penderita
skizofrenia adalah gejala positif yaitu 84,9.
6.5. Klasifikasi Skizofrenia
Proporsi Penderita Skizofrenia Berdasarkan klasifikasi skizofrenia yang dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan tahun 2009 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 6.11. Diagram Bar
Distribusi Proporsi
Penderita Skizofrenia
Berdasarkan Klasifikasi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan Tahun 2009
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa klasifikasi penderita skizofrenia terbanyak adalah klasifikasi paranoid yaitu 59,92 dan yang terendah
adalah klasifikasi simplex yaitu 2,53.
2,53 4,60
5,91 27,00
59,92
,0 10,0
20,0 30,0
40,0 50,0
60,0 70,0
simplex Undeferentiated
hebefrenik katatonik
paranoid
61
Skizofrenia paranoid adalah waham kejar atau waham kebesaran dimana individu merasa utusan sebagai penyelamat dunia atau agama, gangguan alam
perasaan dan perilaku misalnya kecemasan yang tidak menentu, kemarahan suka bertengkar, berdebat dan tindak kekerasan.
Sejalan dengan penelitian Kardina, P di Poli Psikiatri Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr Pirngadi Medan 2004 bahwa klasifikasi penderita skizofrenia
adalah klasifikasi paranoid yaitu 54,7 .
6.6. Tipe Pengobatan
Proporsi Penderita Skizofrenia Berdasarkan Tipe Pengobatan yang dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 6.12. Diagram Pie
Distribusi Proporsi
Penderita Skizofrenia
Berdasarkan Tipe Pengobatan Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan Tahun 2009
48,94
47,26 3,80
Farmakoterapi + ECT Farmakoterapi +
Psikoterapi Farmakoterapi + ECT +
Psikoterapi
62
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita skizofrenia dengan tipe pengobatan yang diberikan yang paling banyak adalah farmakoterapi+
ECT yaitu 48,94 dan yang paling sedikit yaitu Farmakoterapi+ ECT+ Psikoterapi. Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat ini terkontradikasi, karena 75
penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat – obatan neuroleptika. Konradikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin,
molindone, dan trioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaukoma sudut tertutup. Antara sepertida hingga separuh penderita skizofrania dapat membaik
dengan litium. Namun karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif
ECT lebih rendah dibanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita
skizofrenia.
34
Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan yang wajib di terima penderita selain farmako terapi adalah psikoterapi dan juga ECT yang diharapkan dapat membantu
penyembuhan pasien Skizofrenia.
6.7. Lama rawatan RataBRata