6
perlu  dilakukan  penelitian  tentang  karakteristik  penderita  skizofrenia  pada  pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Belum  diketahui  karakteristik  penderita  skizofrenia  yang  dirawat  inap  di  RS Jiwa Mahoni Medan tahun 2009.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1.  Tujuan Umum
Untuk  mengetahui  karakteristik  penderita  skizofrenia  yang  dirawat  inap  di RS.Jiwa Mahoni Medan Tahun 2009.
1.3.2.  Tujuan Khusus
a.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut sosiodemografi  antara  lain:  umur,  jenis  kelamin,  status  perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, suku, dan tempat tinggal.
b.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  faktor
pencetus.
c.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  riwayat
keluarga.
d.  Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita skizofrenia menurut gambaran
klinis.
e.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  gejala
klinis.
f.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut
klasifikasi skizofrenia.
7
g.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  tipe
pengobatan yang diberikan.
h.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  lama
rawatan.
i.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  penderita  skizofrenia  menurut  keadaan
sewaktu pulang.
j.  Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita skizofrenia berdasarkan
gambaran klinis. k.  Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkangejala klinis.
l.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  jenis  pengobatan  skizofrenia
berdasarkangambaran klinis.
m.  Untuk  mengetahui  distribusi  proporsi  lama  rawatanberdasarkan  klasifikasi
skizofrenia. 1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1.  Hasil  penelitian  yang  diperoleh  dapat  digunakan  sebagai  informasi  atau
masukan untuk menilai  kebutuhan  pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Medan.
1.4.2.  Dapat  dipakai  sebagai  bahan  masukan  bagi  peneliti  lain  yang  membutuhkan
data  yang  ada  dalam  penelitian  ini,  dan  bagi  peneliti  dapat  menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah.
8
BAB 2 TI JAUA  PUSTAKA
2.1. Pengertian Skizofrenia
Secara  umum  gangguan  jiwa  dibagi  dalam  dua  golongan  besar  yaitu  psikosa dan  non  psikosa  ansietes,  depresi,insomnia,alkoholisme  dan  ketergantungan  obat.
Golongan psikosa di tandai dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya pemahaman dari  ketidak  mampuan  menilai  realitas.  Sedangkan  golongan  psikosa  itu  sendiri
dibagi dalam dua sub golongan, yaitu psikosa fungsional dan psikosa organik.
2
Psikosa  fungsional  adalah  gangguan  jiwa  yang  disebabkan  karena terganggunya  fungsi  sistem  penghantar  sinyal  selsel  saraf  neurotransmitter  dalam
susunan  saraf  pusat  otak,  tidak  terdapat  kelainan  struktural  pada  selsel  saraf  otak tersebut.  Sedangkan  Psikosa  organik  adalah  gangguan  jiwa  yang  disebabkan  karena
adanya  kelainan  pada  struktur  susunan  saraf  pusat  otak  yang  disebabkan  misalnya tumor di otak, kelainan pembuluh darah otak, infeksi di otak, keracunan NAPZA, dan
lain sejenisnya, yang termasuk dalam kelompok psikosa fungsional terbanyak adalah Skizofrenia.
2
Eugen Bleuler 18571939, seorang psikiater Swiss, memperkenalkan istilah
skizofrenia.  Istilah ini berasal dari bahasa Yunani schizos artinya terbelah,  terpecah, dan  phren  artinya  pikiran.  Secara  harfiah,  skizofrenia  berarti  pikiran  atau  jiwa  yang
terpecahterbelah. Bleuler lebih menekankan pola prilaku, yaitu tidak adanya integrasi otak  yang  mempengaruhi  pikiran,  perasaan  dan  afeksi.  Dengan  demikian  tidak  ada
kesesuaian  antara  pikiran  dan  emosi,  antara  persepsi  dengan  kenyataan  yang sebenarnya .
10
9
Schizophrenia  termasuk  dalam  kelompok  psikosis  fungsional.  Psikosis fungsional  merupakan  penyakit  mental  secara  fungsional  yang  non  organis  sifatnya,
sehingga  terjadi  kepecahan  kepribadian  yang  ditandai  oleh  desintegrasi  kepribadian dan  maladjustment  sosial  yang  berat,    tidak  mampu  mengadakan  hubungan  sosial
dengan  dunia  luar,  bahkan  sering  terputus  sama  sekali  denga  realitas  hidup;  lalu menjadi  ketidakmampuan  secara  sosial.  Hilanglah  rasa  tanggung  jawabnya  dan
terdapat  gangguan  pada  fungsi  intelektualnya.  Jika  perilakunya  tersebut  menjadi begitu  abnormal  dan  irrasional,  sehingga  dianggap  bisa  membahayakan  atau
mengancam  keselamatan  orang  lain  dan  dirinya  sendiri,  yang  secara  hukum  disebut gila Kartono, 1989 :165.
11
Menurut  Wicaksana,2000,  schizophrenia  merupakan  gangguan  mental klasifikasi  berat  dan  kronik  psikotik  yang  menjadi  beban  utama  pelayanan
kesehatan jiwa di Indonesia sejak jaman pemerintah Hindia Belanda sampai sekarang. Hal  ini  di  sebabkan  ciri  pokok  keruntuhan  fungsi  peran  dan  pekerjaan,  sehingga
penderita  menjadi  tidak  produktif  dan  harus  ditanggung  hidupnya  selamanya  oleh sanak  keluarga,  masyarakat,  atau  pemerintah.  Skizofrenia  adalah  suatu  kumpulan
gangguan  group  of  disorder  yang  mempunyai  manifestasi  berupa  gangguan karakteristik pada proses berfikir, alam perasaan dan tingkah laku.
2.2. Epidemiologi Skizofrenia