e. Hambatan dalam konseling
Pertanyaan penulis berikutnya adalah apa hambatan dalam melaksanakan layanan konseling? Sebab setiap kegiatan pasti ada hambatannya, maka itu
penulis menanyakan hal tersebut kepada subjek penelitian. Kak Fitri menjawab:
“ Hambatan-hambatannya seperti tidak adanya ruangan khusus untuk tempat melakukan konseling; belum adanya SDM berupa konselor yang
langsung menangani konseling, sebab selama ini masih dilakukan oleh staf PIMANSU; masyarakat kebanyakan masih menganggap konseling
tentang masalah narkoba itu sebagai aib, sehingga masyarakat kebanyakan menutup diri.”
Jawaban Pak Zulkarnain hampir sama dengan jawaban Kak Fitri:
“ Hambatan-hambatannya, PIMANSU belum punya orang khusus dalam menangani konseling; belum ada ruangan khusus untuk melaksanakan
konseling; dan belum punya dana khusus untuk melaksanakan konseling.”
Tidak berbeda jauh jawaban Kak Yus dengan jawaban Kak Fitri dan Pak Zulkarnain:
” Hambatannya, tidak adanya ruangan khusus untuk konseling, sebab konseling sifatnya adalah rahasia; kemudian belum adanya SDM khusus
menangani konseling.”
Kemudian Kak Lyla menjawab: “ Hambatannya, kadang-kadang orang yang memiliki masalah tersebut
tidak begitu terbuka untuk menceritakan atau mengungkapkan masalahnya kepada konselor, jadi hal ini yang mempersulit untuk mengetahui masalah
sebenarnya yang dimiliki orang tersebut.”
Bang Abdul menjawab: “ Hambatannya itu, orang yang menginginkan konseling tidak terbuka
kepada konselor, trus tidak ada ruangan dan SDM khusus untuk konseling.”
Seperti itulah jawaban-jawaban dari subjek penelitian yang penulis teliti tentang pendapat mereka atas konseling. Dari semua poin-poin jawaban subjek
penelitian mengenai konseling, dapat penulis ambil garis besar tentang konseling yaitu: konseling itu terbagi atas 3 jenis, yang pertama adalah konseling individu;
kemudian konseling kelompok; dan konseling keluarga. Tujuan konseling sendiri adalah untuk membantu korban, keluarga korban, kerabat, masyarakat yang
memerlukan informasi tentang narkoba agar bisa mengetahui dasar masalahnya dan mampu memecahkan masalahnya ataupun keluar dari masalahnya sendiri.
Namun, dalam melaksanakan konseling sendiri, PIMANSU memiliki banyak kendala atau hambatan. Yang paling mendasar adalah SDM konselor
sendiri, karena selama ini yang menjadi konselor adalah staf ataupun pimpinan PIMANSU. Kemudian, kendala berikutnya adalah ruangan khusus untuk
melakukan konseling, sebab konseling merupakan kegiatan yang bersifat rahasia dimana orang yang melakukan konseling dan konselor saling membuka cerita
mengenai masalah yang menimpa dirinya. Selama ini ruangan yang dipakai adalah ruangan umum. Sehingga kerahasiaan dari konseli tidak begitu terjamin.
Setelah itu, kebanyakan konseli tidak terbuka untuk mengeluarkan masalah- masalah dan rahasia yang menjadi sebab masalahnya sendiri. Menurut sebagian
masyarakat membuka kesalahan ataupun masalah adalah aib. Sehingga dengan keterbatasan informasi dari korban, konselor tidak dapat bekerja maksimal.
Kemudian pada pertanyaan berikutnya yang menanyakan tentang pendidikan dan latihan pada masyarakat.
2. Pendidikan dan Pelatihan a. Bentuk-bentuk pendidikan dan pelatihan