Prinsip Organisasi Nirlaba di Yayasan

BAB II PEMBERIAN KREDIT OLEH PERBANKAN KEPADA YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM YANG DIJALANKAN BERDASARKAN PRINSIP NIRLABA

A. Prinsip Organisasi Nirlaba di Yayasan

Pengertian Organisasi Nirlaba adalah organisasi yang tujuannya lebih menekankan kepada pencapaian manfaat bagi para anggota dan masyarakat daripada aspek keuangan dari organisasi. Suatu organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang tujuan utamanya adalah mendukung atau terlibat aktif dalam berbagai aktifitas publik tanpa berorientasi mencari keuntungan moneter atau komersil. Organisasi nirlaba mencakup berbagai bidang, antara lain lingkungan, bantuan kemanusiaan, konservasi, pendidikan, kesenian, isu-isu sosial, derma-derma, pendidikan, pelayanan kesehatan, politik, agama, riset, olahraga, dan lain-lain. 46 Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat 46 http:en.wikipedia.org diakses pada tanggal 18 Mei 2010 Universitas Sumatera Utara dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya.Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. 47 Pada umumnya organisasi nirlaba memproduksi barang dan jasa yang secara ekonomi tidak feasible tidak dikehendaki untuk diproduksi oleh perusahaan komersial atau barang dan jasa yang produksi tersebut adalah merupakan jenis barang dan jasa yang vital untuk mencakup kebutuhan masyarakat. 48 Organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak bertujuan memupuk keuntungan memiliki ciri-ciri: 49 47 PSAK NO. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba 48 Arifin Sabeni dan Imam Ghozali, Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan, Yogyakarta: BPFE, 1997 hlm.6 49 Mohamad Mahsun, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: BPFE, 2006 hlm. 201 Universitas Sumatera Utara a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. b. Menghasilkan barangjasa tanpa bertujuan menumpuk laba, kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para atau pemilik entitas tersebut. c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada suatu likuidasi atau pembubaran entitas. Pendapatan pada lembaga nirlaba bervariasi jauh lebih luas. Pada dasarnya organisasi nirlaba memiliki pendapatan yang harus dikategorikan berdasarkan ada tidaknya pembatasan atau restriksi dari sumber pendapatan itu sendiri. Adapun penjelasan dari sumber pendapatan organisasi nirlaba adalah sebagai berikut: 50 a. Pendapatan tanpa pembatasan atau tidak terikat misalnya pendapatan dari unit usaha komersial yang dimiliki, pendapatan dari sumbangan yang mengikat, penjualan asset dan sejenisnya, pendapatan dari investasi. 50 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 hlm. 6 Universitas Sumatera Utara b. Pendapatan dengan pembatasan permanen, misalnya pendapatan berupa hibah atau grant yang diperoleh dengan mengirimkan proposal kegiatan yang direncanakan. Bila grant diperoleh, maka harus digunakan sesuai dengan program yang tercantum dalam proposal tadi. c. Pendapatan dengan pembatasan sementara atau temporer misalnya diperoleh dari sumbangan untuk program tertentu, ketika sudah lewat waktu masih tersedia dananya, maka dapat dialihkan ke kegiatan lain. Organisasi nirlaba dalam beberapa hal mempunyai kesamaan bila dibandingkan dengan organisasi komersial yang bermotifkan mencari laba. Beberapa kesamaan tersebut sebagai berikut : 1. Kedua jenis organisasi tersebut adalah merupakan bagian dari suatu sistem ekonomi yang sama dan menggunakan sumber daya yang sama pula untuk memenuhi tujuannya 2. Kedua jenis organisasi tersebut harus menggunakan sumber daya yang langka untuk menciptakan barang dan jasa. 3. Kedua organisasi tersebut masing-masing memiliki proses manajemen keuangan yang sama 4. Kedua jenis organisasi tersebut memerlukan analisis biaya dan pengendalian biaya guna menetapkan bahwa sumber daya yang langka tersebut telah digunakan secara efisien dan efektif. Universitas Sumatera Utara Dalam beberapa hal, kedua jenis organisasi tersebut menghasilkan produk yang sama, seperti pemerintah maupun perusahaan komersial yang keduanya dapat mengelola sistem transportasi, sanitasi, listrik dan sebagainya. 51 Fungsi yayasan dapat dibedakan dalam 2 dua macam yaitu fungsi karikatif dan fungsi komersial yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Fungsi karikatif adalah fungsi yang bersifat non profit oriented atau tidak mencari keuntungan nirlaba misalnya Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan seperti ini lazimnya memperoleh dana untuk kelancaran kegiatan usahanya dari para donaturnya dan tak jarang sangat mengharapkan belas kasihan dari simpatisannya. Oleh karena itu dapat diduga jalannya Yayasan itu bergantung kepada lancar tidaknya dana bantuan yang diperoleh dari para donator. 52 Dalam Undang-Undang Yayasan, tidak menyebutkan secara tegas tentang pengertian dan batasan sosial. Menurut pendapat Diana Conyers kata sosial yaitu sebagai lawan kata “individual”. Dalam hal ini kata sosial mempunyai kecenderungan kearah pengertian kelompok orang, yang berkonotasi “masyarakat” society dan “warga” community. Implikasinya adalah bahwa suatu kelompok bukanlah sekedar penjumlahan individu, sehingga apa yang dirasa baik bagi individu belum tentu baik bagi kelompok secara 51 Ibid hlm. 6-7 52 Haji Syahril Sofyan, Kajian Praktis Terhadap beberapa Ketentuan Undang-Undang Nomor 162001 Tentang Yayasan, disajikan dalam seminar sosialisasi UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Sabtu 22 Juni 2002, di Hotel Polonia Medan, hlm. 8 Universitas Sumatera Utara keseluruhan. Oleh sebab itu perlu dibicarakan bahwa melakukan sesuatu demi kebaikan sosial social good dapat juga diartikan demi kebaikan warga atau masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan istilah semacam ini adalah umum bagi para ahli ekonomi yang sering mengistilahkan hal-hal seperti keuntungan sosial social benefit dari suatu proyek dapat diartikan sebagai bentuk keuntungan yang ditujukan buat masyarakat. 53 2. Fungsi Komersial, adalah sebagai lawan kata dari kegiatan yang sifatnya karikatif diatas, yaitu mencari keuntungan materi bagi yayasan. Ada kalanya keuntungan materi yang diperoleh itu sangat jauh diatas kekayaan pangkal yang semula disisihkan untuk mendirikan yayasan itu sehingga dapat mengundang penyalahgunaan wewenang bagi para pengurusnya. 54 Usaha atau kegiatan yang bergerak di luar bidang perekonomian dan sifat serta tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan danatau laba, seperti : 1. Pendidikan formal dalam segala jenis dan jenjang yang diselenggarakan oleh siapapun 2. Pendidikan non formal yang dibina oleh pemerintah dan diselenggarakan bersama masyarakat serta dalam bentuk badan usaha. 3. Notaris 4. Penasehat hukum 5. Praktek Dokter 53 Diana Conyers, Perencanaan Sosial Dunia Ketiga, Suatu Pengantar, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1994 hlm. 10-11 54 Haji Syahril Sofyan, loc.cit. hlm. 8-9 Universitas Sumatera Utara 6. Rumah Sakit Klinik Pengobatan Yayasan maupun perusahaan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka pengelolaan yayasan harus dilakukan secara professional agar maksud dan tujuan tersebut dapat tercapai. Walaupun Yayasan sebagai organisasi nirlaba, diharapkan Yayasan dapat mencari keuntungan, agar yayasan tersebut tidak “lesu darah” karena dalam upaya pendanaan hanya mengandalkan sumbangan dari para donatur tanpa berusaha mencari sumber lain yang lebih kreatif. Donatur yang diharapkan adalah orang-orang atau badan yang sama dari tahun ke tahun yang dimintakan belas kasihannya.

B. Penggolongan Jenis Kredit Perbankan